Hidup Bersama Maria dan Orang Lain

0
637 views
Maria menerima Kabar Gembira dari Malaikat Tuhan.

“Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juru Selamatku.”

Demikian ungkapan syukur yang keluar dari bibir Maria ketika bertemu dengan Elisabet.

Menjadi bunda

Maria sudah menjadi simbol yang sangat erat dan akrab dalam kaitannya dengan iman umat Katolik. Kehadiran Maria bukan hanya sebagai ibu Yesus atau Bunda Allah.

Dia juga menjadi ibu orang-orang yang percaya pada Allah dan Putera-Nya.

Maria memiliki peran penting dalam sejarah perjalanan keselamatan umat manusia, terlebih atas kesediaannya menjadi ibu Yesus.

Sebagai ibu Yesus, Maria menegaskan kemanusiaan Yesus dalam kodrat-Nya sebagai Allah dan manusia.

Dia menjadi teladan yang sejati dan unggul dalam menghayati imannya akan Allah dan janji keselamatan yang diwartakan bagi umat Israel sejak zaman Abraham.

Maria menyadari secara sungguh bahwa keselamatan tidak pernah berciri personal, melainkan berkaitan dengan orang lain atau secara sosial. Perhatian dan cinta Maria terhadap sesama ditampakkan dalam hidup dan penghayatan imannya pada Allah.

Menyimpan di dalam hatinya

Maria selalu digambarkan sebagai pribadi yang menyimpan segala perkara di dalam hatinya. Akan tetapi setelah dia mendapat kabar dari Malaikat Gabriel tentang dirinya dan saudarinya, Elisabet, kegembiraannya tidak dapat terbendung. Sehingga beberapa hari setelah itu dia langsung berangkat ke sebuah kota di Yehuda untuk menemui Elisabet.

Demikianlah dia menggirangkan kandungan Elisabet dengan salamnya serta luapan rasa syukur yang lebih dikenal dengan Magnificat Maria.

Hal ini dikisahkan dengan baik oleh Lukas dalam injilnya.

Perkawinan di Kana

Maria merupakan pribadi yang sangat peka terhadap situasi orang di sekitarnya. Dia sangat tidak tahan melihat orang lain menderita dan kesusahan.

Namun tidak hanya berhenti pada rasa simpati saja, Maria turut mencari jalan keluar agar orang menemukan kepastian dan kebahagiaannya.

Kisah yang begitu menarik diceritakan oleh Yohanes tentang pesta perkawinan di Kana.

Pada pesta tersebut dikisahkan bahwa Maria ada di situ, Yesus dan murid-murid-Nya turut diundang ke pernikahan tersebut. Maria hadir lebih dahulu dan mengetahui situasi pesta yang kekurangan anggur. Kemudian dia menghampiri Yesus dan memberitahukan masalah ini.

Maria menunjukkan kepekaan dan inisiatifnya untuk meminta Yesus melakukan sesuatu. Walau nampak ketus dengan ungkapan-ungkapan singkat, Maria memiliki kepedulian yang besar bagi sesamanya.

Gereja Perdana

Sosok Maria tidak bisa lepas dari Para Rasul Kristus yang kemudian menjadi tonggak pewartaan Injil ke penjuru dunia.

Kisah Para Rasul menulis bahwa Maria, ibu Yesus, dan beberapa perempuan serta saudara-saudara Yesus berkumpul bersama sambil bertekun dengan sehati dalam doa.

Maria seakan menjadi pusat perhimpunan para rasul setelah mereka kembali dari bukit tempat Yesus terangkat ke surga.

Selama hidupnya, Maria senantiasa menyadari kuasa Allah yang menawarkan kebahagiaan sejati yang tidak dapat diberikan atau diambil oleh dunia. Dia menunjukkan bahwa manusia tidak bisa menjadi penyelamat bagi dirinya sendiri.

Sebaliknya, manusia harus mengakui bahwa dia membutuhkan dan tergantung pada kehadiran orang lain.

Demikian penyelamatan yang ditawar Yesus tidak hanya terbatas pada umat pilihan Allah, Israel, tetapi bagi segala bangsa.

Hal ini Maria wujudkan dalam persekutuannya dengan Para Rasul Yesus dengan tekun berdoa dan tidak perlu diragukan lagi bahwa Maria juga turut hadir dan berdoa bersama orang-orang yang percaya pada Allah yang dia abdi.

Maria menjadi teladan karena kebaktian dan pemberian diri yang total kepada Allah baik dalam umat Katolik maupun umat Gereja-gereja Ortodoks Timur. Ada begitu banyak doa dan devosi kepada Maria sebagai perpanjangan doa umat kepada Allah dengan perantaraan Yesus Kristus, Puteranya.

Kehidupan yang Maria hayati bukan sekedar menjadi teladan banyak orang, tetapi juga menjadi inspirasi hidup yang membakar semangat cinta akan Allah.

Jiwa manusiawi Maria yang penuh syukur dan penyerahan pada Allah senantiasa menyentuh setiap kerapuhan orang yang berjuang menerima Allah dalam dirinya.

Devosi kepada Maria

Karena itu ada banyak devosi yang berkembang dalam umat beriman.

Beberapa devosi yang populer kepada Maria di antaranya: Doa Malaikat, Medali Ajaib, Novena Tiga Salam Maria, dan Doa Rosario yang rutin dilakukan pada bulan Mei dan Oktober.

Devosi kepada Maria selalu dipahami sebagai doa bersama Maria kepada Allah dengan perantaraan Yesus Kristus. Umat Allah berkumpul bersama dalam persekutuan dan bukan hanya sibuk dengan urusan dirinya sendiri.

Sebab sesungguhnya doa Maria begitu ampuh oleh karena dia memiliki kedudukan yang istimewa dalam persekutuan Para Kudus.

Dia dekat pada Allah dan Allah pun berkenan padanya. Namun devosi kepada Maria mesti dimengerti sebagai sarana dan bukan tujuan. Allah harus tetap menjadi tujuan utama dari doa dan penghayatan iman seluruh umat.

Berdevosi kepada Maria di tengah pandemi virus korona menjadi salah satu pegangan dan harapan akan Allah atas hidup dan situasi yang semakin tidak menentu.

Banyak orang resah dan gelisah atas hidup yang penuh dengan tekanan dan ketakutan.

Tidak sedikit pula yang menanyakan adanya Allah dalam peristiwa mengerikan ini.

Dalam situasi seperti ini, Maria dengan keibuannya mengajar dan menjadi pola sejati untuk beriman dan mencintai Yesus secara utuh dan tidak terbagi.

Dia tidak banyak berbicara, namun memiliki kepekaan pada sesama.

Dia menyimpan perkara dalam hatinya, namun membagi kegembiraan dan harapan kepada orang lain.

Maria melihat dan turut menderita bersama umat Allah, seperti penderitaan yang telah ditanggungnya, ketika melihat Yesus menderita dan bahkan memangku-Nya.

Devosi kepada Maria tidak terbatas pada ruang doa semata, tetapi mesti diwujudkan dalam tindakan nyata.

Seperti teladan yang dia tunjukan selama waktu hidupnya. Sebab doa selalu berujung pada tindakan kasih terhadap sesama terutama mereka yang menderita dan kesusahan.

Demikianlah setiap orang merasakan kehadiran Allah dalam orang lain.  Dan demikianlah setiap orang tidak akan kehilangan harapan atas kasih dan kuasa Allah.

Pertolongan Maria selalu ada bagi orang yang tekun berharap dan mau berdoa bersamanya.

Dia tidak akan sanggup mengabaikan penderitaan orang yang meminta doa dan pertolongannya kepada Allah.

Sebab itulah yang telah dia lakukan di tanah Kana mesti waktu Yesus untuk berkarya belum tiba.

Maria peka dan berinisiatif terlebih dahulu dalam memberi bantuan, dan bukankah akan lebih lagi perhatian dan kasihnya bila banyak hati yang memohon pertolongannya.

Hal inilah yang perlu bagi setiap orang yang percaya, bahwa Maria tidak akan pernah mengabaikan penderitaan manusia tetapi mau berbagi beban untuk meringankannya.

Kebaikan dan teladan Maria dalam mengasihi sesama juga harus dibagikan kepada orang lain.

Sehingga pada akhirnya setiap orang bisa berkata bersama Maria: “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juru Selamatku.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here