PELAJARAN yang paling aku sukai waktu di SMA dulu adalah sejarah. Ilmu ini mengajarkan tentang kehidupan manusia, terutama perilakunya yang menentukan nasibnya.
Belajar sejarah berarti mempelajari diri sendiri, baik masa lalu, masa kini, dan yang akan datang. Mereka yang tidak mengetahui sejarah dihukum untuk mengulangi kesalahan-kesalahannya. Demikian kata filsuf Spanyol, George Santayana.
Sejarah mengisahkan tentang kebaikan dan keburukan manusia. Misalnya, intrik politik, pengkhianatan, perebutan kekuasaan, pembunuhan, dan perang.
Demikian pula sejarah bangsa Israel. Mereka tidak hanya berperang melawan bangsa lain, tetapi memberontak terhadap Tuhan. Itulah yang kita baca dalam bacaan pertama.
Mereka tidak setia kepada Tuhan (2 Tawarikh 36:14). Tuhan mengingatkan mereka lewat para utusan-Nya (2 Tawarikh 36:15). Namun, mereka mengolok-olok dan menghina para utusan itu (2 Tawarikh 36:16). Maka, Tuhan menghukum dan membuang mereka ke Babilonia (2 Tawarikh 36:17-22).
Namun, Tuhan itu kasih yang memulihkan bangsa Israel. Lewat Koresh, raja Persia, Dia membebaskan dan memulangkan mereka kembali ke Yehuda. Allah itu menghukum mereka yang jahat, tetapi mengasihi mereka yang taat kepada-Nya.
Tuhan Allah itu kaya dengan rahnat dan menghidupkan manusia yang sudah mati. Tuhan melakukannya dalam diri Yesus Kristus (Efesus 2:4-5). Dia juga menyediakan tempat bagi manusia di surga bersama Yesus (Efesus 2:6). Demikian kata Santo Paulus dalam suratnya kepada Jemaat di Efesus.
Injil menggarisbawahi kasih Allah kepada manusia dengan mengutus Anak-Nya yang tunggal; bukan untuk menghakimi, melainkan untuk menyelamatkannya. Allah itu kasih dan melakukan segala sesuatu karena kasih-!Nya.
“Allah begitu mengasihi dunia ini, sehingga Dia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:16).
Allah menyelamatkan umat manusia yang telah jatuh dan mati berkat kasih-Nya yang besar dan tidak terbatas. Mereka selamat bila percaya kepada Yesus Putera-Nya yang ditinggikan di kayu salib (Yohanes 3:14).
Mereka yang percaya kepada Yesus akan hidup melampaui sejarah. Mereka bukan hanya hidup di dunia ini, melainkan memasuki hidup abadi. Mereka bergerak dari sejarah masuk ke dalam hidup kekal di rumah Allah.
Minggu, 10 Maret 2024
Albherwanta, O.Carm.