Bacaan 1: 1Mak. 6:1-13
Injil: Luk. 20:27-40
Hidup di dunia hanyalah sementara, ada waktunya harus meninggalkan dunia ini yang disebut sebagai kematian. Lalu kemana setelah mati?
Berdasarkan “Credo” yang selalu kita daraskan, sebagai orang beriman Kristus tujuan akhir hidup manusia adalah “Kebangkitan Badan dan Hidup Kekal” di surga bersama-Nya.
Kitab Suci memberikan pemahaman bahwa kehidupan di surga sama sekali berbeda dengan kehidupan di dunia. Di surga hanya ada sukacita, tidak ada ratap tangis, tidak ada sakit dan kesedihan, tidak ada kejahatan dan tidak ada lagi kematian sebab hanya ada kehidupan kekal.
Tidak ada orang berdosa boleh hidup di surga.
Disurga orang tidak perlu makan, kawin atau dikawinkan (tidak ada bidadari yang bisa dikawini), seperti itulah kehidupan para malaikat. Dan seperti itu pulalah kehidupan orang beriman yang mendapatkan kasih karunia keselamatan Allah.
Namun kelompok Yahudi yang disebut Saduki, yang tidak mengakui adanya kebangkitan badan serta kehidupan sesudah mati.
“Orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapi mereka yang dianggap layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan.
Sebab mereka tidak dapat mati lagi; mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan.”
Akibat perilakunya yang jahat (terutama terhadap benda-benda yang disucikan), Raja Antiokhus Epifanes bisa jadi mengalami “dosa sakrilegi”.
Yaitu dosa yang terjadi akibat penghinaan, penodaan dan pencemaran atas hal-hal yang disakralkan (benda Rohani, Gereja, Bait Allah dsb). Menurut KHK 1917, dosa sakrilegi dimasukkan dalam dosa berat sehingga pelakunya bisa otomatis tersambar ekskomunikasi.
“Tetapi teringatlah aku sekarang kepada segala kejahatan yang telah kuperbuat kepada Yerusalem dengan mengambil perkakas perak dan emas yang ada di kota itu dan dengan menyuruh bahwa penduduk Yehuda harus ditumpas dengan sewenang-wenang.
…oleh karena semuanya itulah maka aku didatangi malapetaka ini. Sungguh aku jatuh binasa dengan sangat sedih hati di negeri yang asing.”
Pesan hari ini
Jagalah hidupmu tetap kudus agar beroleh kasih karunia hidup kekal bersama-Nya dan supaya hidup seperti para malaikat.
“Bukan gunung yang harus kamu taklukkan, tapi dirimu sendiri.”