Hidup Tanpa Kemerdekaan Bagai Badan Tanpa Roh

0
334 views
Merdeka dengan Habitus Baru, Merayakan HUT Kemerdekaan RI di Seminari Tinggi Interdiosesan Malang. (Francesco Ranubaya)

Kamis 17 Agustus 2023.

  • Sir. 10:1-8;
  • Mzm. 101:1a,2ac, 3a,6-7.
  • 1Ptr. 2:13-17.
  • Mat. 22:15-21.

KEMERDEKAAN adalah dambaan setiap manusia, dapat dikatakan bahwa kemerdekaan adalah kebutuhan universal.

Oleh karena itu berkumandanglah seruan tentang kemerdekaan, misalnya Thomas Jefferson dalam “Declaration of Independence” menyatakan, “Setiap orang diciptakan sama, dan mereka diberi oleh Penciptanya hak yang sama: hidup, kemerdekaan dan kebebeasan meraih kebahagiaan

Kahlil Gibran menulis,”Hidup tanpa kemerdekaan bagai badan tanpa roh.”

Bangsa Indonesia memproklamirkan kenerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, dan menempatkan kemerdekaan dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 pada alinea pertama

“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”

Kemerdekaan membedakan manusia dari makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya.

Kemerdekaan itulah modal dasar bagi pengembangan maksimal manusia. Namun kemerdekaan jangan sampai kebablasan.

Keluhuran manusia terletak dalam kemampuannya memaknai dan menghayati kemerdekaan yang bukan hanya hak, tapi kewajiban.

Salah satunya adalah kewajiban menghargai kemerdekaan sesamanya.

Sesungguhnya hak manusia atas sesamanya terbatas. Penguasa tertinggi pun masih terbatasi oleh tanggung jawab kepada yang ilahi.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

“Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah”

Yesus ingin mengatakan bahwa kita wajib untuk memberikan kepada kaisar apa yang menjadi hak kaisar.

Ini berarti, seperti yang dikatakan oleh Rasul Paulus, kita harus taat kepada pemerintah, selama pemerintah tidak menentang hukum kodrat dan Ilahi.

Kemudian apa yang harus kita berikan kepada Allah?

Kita harus mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa dan akal budi dan kekuatan kita, dan memberikan seluruh diri kita untuk mentaati seluruh perintah-Nya sebagai manifestasi dari kasih kita kepada Allah.

Bagi kita bangsa Indonesia, Tujuh puluh delapan tahun kemerdekaan memberi pelajaran penting dalam memaknai kemerdekaan.

Kita harus berjuang secara sungguh-sungguh supaya pemerintahan menjamin kemerdekaan yang bertanggung jawab untuk bisa mengembangkan diri seraya tetap menghargai sesama dan alam ciptaan Tuhan.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah yang telah aku berikan pada negaraku?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here