“Sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia.” (Mrk 6, 20)
SEBUAH compreng terombang-ambing di laut selatan. Ombak membawanya ke kanan dan ke kiri, ke muka dan ke belakang. Compreng bergerak ke mana saja ombak membawa dan mendorongnya. Compreng tidak mempunyai pijakan kuat untuk bertahan dari gempuran ombak. Compreng tidak mempunyai kekuatan untuk melawan dorongan atau seretan ombak. Compreng terombang-ambing di lautan luas.
Hidup manusia juga sering berada dalam situasi seperti compreng itu, yakni mudah dan sering terombang-ambing. Herodes merupakan salah satu pribadi yang hidupnya selalu terombang-ambing: di satu pihak dia menyuruh untuk menangkap dan membelenggu Yohanes di dalam penjara; di lain pihak dia juga melindungi dan segan terhadap Yohanes.
Banyak orang sering terombang-ambing di lautan perasaan yang berkecamuk: antara rindu dan benci; suka dan sebel; marah dan sayang. Ada juga yang terombang-ambing dalam menentukan sikap atau langkah yang harus diambil: antara menerima dan menolak; mau ketemu dan menghindar; memandang dan memalingkan muka; antara jalan-jalan dan pergi ke gereja. Ada juga yang diombang-ambingkan oleh gerusan nilai-nilai kehidupan: antara ketaatan dan kebebasan; keramahan dan permusuhan; kesetiaan dan relativitas; pelayanan dan profesionalitas. Ada juga yang terombang-ambing dalam menapaki jalan kehidupan.
Orang mudah terombang-ambing karena tidak mempunyai pijakan hidup yang kuat sebagai dasarnya; karena tidak mempunyai pegangan dan tujuan hidup hidup yang jelas. Tanpa pijakan kokoh, pegangan kuat dan tujuan jelas, orang tidak akan berkembang menjadi pribadi yang kuat dan berkarakter. Mereka akan mudah diombang-ambingkan banyak hal.
Hal-hal apa yang membuat hidupku terombang-ambing? Teman-teman selamat malam dan selamat beristirahat. Berkah Dalem.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
