Hindari Komodifikasi Identitas di Pilpres 2024

0
206 views

TEPAT pada hari Rabu Abu dan hari Valentine 14 Februari 2024, Indonesia kembali menyelenggarakan pemilihan umum untuk memilih pemimpin rakyat secara demokratis.

60% pemilih muda

Menurut data BAPPENAS, jumlah data pemilih berkelanjutan (DPB) semester I tahun 2022 tercatat sekitar 190 juta jiwa. Centre for Strategic and International Studies (CSIS) memperkirakan bahwa Pemilu 2024 akan didominasi oleh generasi Z dan milenial yang berada di rentang usia 17-39 tahun, dengan total jumlah kedua generasi tersebut mendekati 60% dari total pemilih.

Data tersebut menunjukkan bahwa generasi muda memiliki peran penting dalam menentukan arah politik pasca-tahun 2024. Generasi ini merupakan target dari tim sukses kontestan pemilu. Oleh karena itu, perlu ditanamkan pemahaman kepada masyarakat, khususnya generasi muda, dan menyadarkan mereka bahwa mereka tidak hanya dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu, tetapi dapat berperan besar dalam mengubah Indonesia menjadi lebih baik di masa depan.

Gelaran pesta demokrasi di 2024 tentu akan sangat menentukan masa depan Indonesia. Maka edukasi politik dan pemahaman yang memadai untuk bisa memilih pemimpin yang berintegritas perlu diupayakan berbagai pihak.

Politik identitas yang memecah

Pada pemilu sebelumnya terjadi fenomena Politik Identitas yang hampir memecah belah masyarakat Indonesia. Untuk mencegah hal itu terjadi pada Pemilu 2024 terutama Pilpres, para pemilih khususnya orang muda perlu mendapatkan literasi politik yang memadai supaya mereka tercerahkan untuk menggunakan hak pilih dengan kritis, bijak, dan sesuai hati nurani.

Untuk menghindar dari politik identitas, generasi muda perlu fokus pada isu-isu substantif yang mempengaruhi kehidupan mereka secara umum, seperti pendidikan, lapangan kerja, lingkungan hidup, dan kesehatan. Mereka harus memilih pemimpin berdasarkan kompetensi, visi, dan rencana aksi yang dapat membuat perubahan positif dalam hal-hal tersebut, bukan berdasarkan identitas kelompok atau latar belakang tertentu. Dengan memprioritaskan kualitas kepemimpinan, generasi muda dapat memastikan bahwa politik identitas tidak menjadi faktor utama dalam pemilihan mereka, dan ini akan memberikan peluang bagi calon pemimpin yang sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi mereka.

Hindari komodifikasi identitas

Sedang untuk menghindar dari komodifikasi identitas, generasi muda perlu memahami dan mengkritisi ketika identitas mereka dimanfaatkan untuk kepentingan politik atau ekonomi. Mereka harus belajar memilah antara terlibat dalam pembangunan identitas yang autentik dan sehat, yakni dengan memperkuat nilai-nilai pribadi dan menyuarakan kepentingan yang mereka anggap penting, dan tak sekadar mengikuti tren dan tekanan sosial.

Selain itu, generasi muda juga harus bersikap kritis terhadap godaan komodifikasi identitas, seperti membeli produk atau mengikuti tren yang hanya didasarkan pada atribut identitas tertentu. Dengan mengembangkan kesadaran diri dan menjadi kritis terhadap pemanfaatan identitas mereka sebagai alat komersial, generasi muda dapat memilih untuk tidak terlibat dalam komodifikasi identitas dan tetap mempertahankan integritas individual mereka.

Webinar series Kepemimpinan Berintegritas Bhumiksara

Yayasan Bhumiksara yang didirikan Romo Kuylaars Kadarman SJ pada 1988, yang fokus pada pendampingan kader yang berintegritas tergerak membuat gerakan edukasi melalui webinar series KBB (Kepemimpinan Berintegritas Bhumiksara).

Topik webinar ke-13 kali ini mengangkat topik hangat tentang komodifikasi identitas. Narasumber yang dihadirkan:

  • Ari Nurcahyo – Direktur Eksekutif PARA Syndicate.
  • Edy Suhardono dan Audifax – Psikolog & peneliti yang bulan lalu mengeluarkan buku Membaca Identitas (Gramedia, 2023)

Webinar ini diselenggarakan pada 11 November pkl 10.00-12.00 WIB, terbuka dan gratis.

Link Zoom:

https://atmajaya-ac-id.zoom.us/j/91850305578?pwd=aHlaTVd3WmRjdWVraUlheWZhYWVtQT09

Meeting ID: 918 5030 5578
Passcode: bhumiksara

Silakan hadir dan semoga tercerahkan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here