Bacaan 1: 1Raj 21:1-16
Injil: Mat 5:38-42
Sadar atau tidak, lingkungan sekitar kita hidup bisa menjadi “toxic” (racun) yang bisa membawa seseorang ke dalam pengaruh buruk. Lingkungan “toxic” dapat berupa lingkungan pertemanan, pekerjaan, bahkan dalam lingkungan keluarga kita sendiri.
Dalam 1Raj 16:30-31 tercatat bahwa Raja Ahab dikenal sebagai Raja Israel paling jahat. Namun keputusannya menikahi Izebel ternyata menjadi “toxic” yang lebih dahsyat lagi. Istrinya itu memberikan jalan keluar kejahatan yang sangat kelam yaitu pembunuhan Nabot.
Raja Ahab sadar bahwa Nabot tidak bersalah dalam kasus tanah leluhur tersebut. Sebab tanah adalah milik Tuhan yang tidak boleh diperlakukan sebagai sebuah komoditas jual beli (Im 25:23).
Dalam tradisi Yahudi, sesuai dengan Firman Tuhan, tanah harus tetap berada dalam keluarga yang sama secara turun-temurun. Sehingga dalam hal ini, Nabot tidak mungkin dituntut dalam pengadilan sebagai pembangkangan terhadap Raja.
Oleh skenario jahat istrinya itu, Nabot akhirnya dibunuh melalui “tuduhan rekayasa” dan saksi palsu.
Terkait perlakuan jahat orang lain terhadap diri kita, Tuhan Yesus hari ini mengajarkan ajaran yang sangat radikal. Jangan membalas!
Ini adalah wujud dari ajaran kasih yang Ia ajarkan.
Pada umumnya saat seseorang dicelakai maka merasa punya “izin membalas”. Maka Tuhan Yesus mengajarkan kepada para pengikut-Nya untuk memiliki “standar tinggi” yaitu kasih. Namun dalam hal ini bukan berarti dengan tidak melawan sama dengan setuju dengan kejahatan. Biarlah Tuhan yang akan menghakiminya.
Sama seperti tindakan Izebel, membalas hanya akan melipatgandakan kejahatan.
Tidak membalas perlakuan buruk tidak akan menghancurkan kehormatan atau martabatmu. Dalam ilustrasi tamparan pipi kanan, ini adalah sebuah penghinaan besar. Menampar pipi kanan berarti menggunakan punggung telapak kanan (asumsi bukan kidal), ini sungguh menghina.
“Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.”
Bagi orang yang mementingkan kehormatan dan martabat maka hal ini tentu mustahil untuk dilakukan. Disitulah standar tinggi seorang murid Kristus. Tuhan Yesus mengajarkan untuk tidak membalasnya.
Pesan hari ini
Bijaksanalah menempatkan orang-orang disekitarmu, sebab mereka bisa berperan besar terhadap jalan hidupmu.
Menjadi murid Kristus harus memiliki standar tinggi yang “out of the box”.
“Mata ganti mata hanya akan membuat seluruh dunia buta.”