Hobi dan Kualitas Pelayanan

0
423 views
Ilustrasi - Hobi suka pelihara binatang seperti anjing. (Mathias Hariyadi)

Senin, 26 April 2021

Bacaan I: Kis 11:1-18
Injil : Yoh 10:1-10

“PASTOR punya hobi apa?,” tanya seorang bapak kepada temanku yang baru saja pindah ke parokinya.

“Hobi khusus sepertinya tidak ada Pak. Hanya saja saya suka nonton siaran sepak bola,” kata pastor itu.

“Punya hobi itu baik, Pastor. Asal jangan meninggalkan tugas yang utama,” kata bapak itu.

“Terimakasih, saya akan berusaha Pak,” jawab pastor itu.

“Sudah silih berganti pastor yang berkarya di paroki ini, ada yang hobinya mancing, setiap malam pergi memancing. Sampai umat kadang bingung mencarinya,jika ada kepentingan yang mendesak,” kata bapak itu.

“Ada yang hobi nya main game di HP. Setiap selesai misa, hanya sibuk dengan HP. Ngomong sama umat sambil main HP, hingga banyak umat merasa dicuekin,” lanjut bapak itu.

“Ada yang hobi pelihara binatang. Sampai pastoran seperti kebun binatang, karena hampir semua binatang ada,” kata bapak itu.

“Umat sudah berpengalaman dengan macam-macam karakter pastor ya Pak?,” kata temanku.

“Iya, kami hanya bisa menerima dan berusaha memaklumi, meski kami sebenarnya punya harapan. Memiliki seorang gembala yang bisa mengayomi, membimbing serta menuntun kami pada jalan iman,” kata bapak itu.

“Kami juga perlu hiburan dan refreshing. Hobi mungkin menjadi salah satu saluran yang sehat, Pak,” kata pastor itu.

“Kami tidak melarang. Bahkan senang punya pastor punya hobi, asal jangan sampai tugas utama dalam penggembalaan umat tidak terabaikan,” kata bapak itu.

“Pelayanan tetap yang utama. Sedangkan hobi hanya penunjang. Begitu ya Pak?,” kata pastor itu.

“Iya, itu yang kami harapkan,” kata bapak itu.

Menjadi gembala yang sejati pada zaman ini semakin tidak mudah.

Godaan seringkali muncul dari dalam diri sendiri, salah satunya melalui hobi.

Jika tidak hati-hati maka hobi akan mengambil alih waktu, perhatian, dan fokus pelayanan kita.

Pads saat itu, umat akan cepat merasakan dan mengenali kualitas penggembalaan kita, jika kita tidak lagi menempatkan umat sebagai pusat pelayanan kita.

Bagaimana menjadikan hobi sebagai salah satu pendukung karya pengutusan kita?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here