Hodie Mihi Cras Tibi: Mengenang Arwah Semua Orang Beriman

0
1,909 views
Di depan patung Bunda Maria Ratu Damai di komleks Kerkop Taman Maria Ratu Damai Girisonta inilah Romo Ardi Handojoseno SJ 'menyerahkan' nyawanya kembali kepada Tuhan. Sendirian dan diketahui oleh orang lain. (Ist)

GEREJA Katolik memiliki keyakinan bahwa semua orang yang meninggal, jiwanya masuk dalam api penyucian, pembersihan dan pemurnian, sebelum memasuki kebahagiaan surga (Gereja Pejuang.

Agar bisa menikmati surga, kita yang masih hidup (Gereja ziarah) dan Gereja Kudus (para kudus di surga) mendoakan keaelamatan jiwa mereka.

Yudas Makabeus menyuruh mempersembahkan korban silih dosa bagi jiwa orang Yahudi yang telah meninggal (2Mak 12:43-45).

Ini adalah alasan biblis mengapa kita perlu mendoakan jiwa orang yang telah meninggal. Keyakinan kita bahwa, jiwa semua umat beriman, yang percaya kepada Kristus akan menikmati hidup kekal.

Sabda Yesus jelas dan terang benderang tentang ini: “Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku dan barangsiapa datang kepada-Ku tidak akan Kubuang. Setiap orang yang melihat anak dan percaya kepada-Ku beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman” (Yoh 6:37-40).

“Hodie Mihi Cras Tibi” adalah ungkapan klasik untuk menjelaskan bahwa semua orang bakal mati, maka sudah sepatutnya kita saling mendoakan.

Mari kita mendoakan jiwa umat beriman yang telah meninggal dunia, agar setelah bahagia di surga mereka menjadi pendoa kita.

Doaku: Ya Tuhan bersihkan dan terimalah jiwa kaum beriman yang telah meninggal. Amen.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here