Dalam kotbah misa vigili Paskah yang hanya berlangsung selama 5 menit, Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo pertama-tama mengucapkan Selamat Paskah kepada seluruh umat Kristiani. Ucapan itu disertai doa semoga kita yang merayakannya dianugerahi buah-buah kebangkitan Tuhan.
Selanjutnya Kardinal Suharyo dengan gaya khasnya menjelaskan tentang inti bacaan Perayaan Ekaristi yang istimewa malam ini.
Ingatan bersama penyelamatan Allah
“Bacaan yang wajib pada malam Paskah adalah Kutipan dari Kitab Keluaran. Peristiwa Musa menyelamatkan bangsa Israel dari perbudakan Mesir menjadi bagian yang diwariskan turun temurun. Ini bukan sebagai peristiwa lampau, tetapi hal yang tetap aktual karena ini adalah ingatan bersama umat Allah yang tidak hilang ditelan waktu.
Ingatan bersama adalah inti dari Pujian Paskah yang dikumandangkan di awal Misa Malam Paskah.
‘… Pada malam ini Yesus Kristus mengalahkan kuasa maut dan bangkit sebagai pemenang yang unggul dari kubur-Nya. Pada malam ini semua orang yang percaya kepada Kristus dilepaskan dari kedurhakaan dan dosa, dipulihkan kepada rahmat Allah, dan diterima ke dalam Gereja yang kudus…’
Prefasi untuk Tanah Air
Gereja Katolik Indonesia juga memiliki Doa Prefasi untuk Tanahair yang sangat indah.
‘ … Sebab Engkau membebaskan Umat Pilihan-Mu dari penindasan dan penjajahan untuk hidup merdeka di tanah yang Engkau janjikan. Engkau pun mencurahkan kasih sayang yang besar kepada bangsa kami. Oleh kesaksian banyak orang yang berkehendak baik Engkau menumbuhkan kesadaran kami sebagai bangsa. Engkau membimbing kami untuk membela persatuan dan kebebasan untuk menegakkan keadilan dan mewujudkan damai untuk membangun masyarakat yang sejahtera berdasarkan iman dan pengabdian kepada-Mu…’
Dalam Doa Prefasi Tanahair ini, urai Kardinal Suharyo, kita mengucapkan syukur atas kasih Allah yang besar kepada Bangsa Indonesia.
Lewat perantaraan begitu banyak pahlawan terjadilah tiga tonggak penting sejarah Negara Kesatuan Republik Indonesia, yaitu:
- Kebangkitan Nasional (1908)
- Sumpah Pemuda (1928)
- dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (1945).
Paskah-paskah besar dalam sejarah Indonesia
Ketiga tonggak sejarah ini adalah ingatan bersama yang harus kita jaga. Dalam iman Katolik, inilah Paskah-paskah besar dalam sejarah bangsa kita.
Saat ini bangsa kita sedang menghadapi tantangan-tantangan dan tentunya akan terus menghadapi tantangan lain di masa mendatang.
Semoga ingatan bersama itu membuat kita dikuatkan dalam kesatuan dalam kebhinnekaan.
Di ujung homilinya Kardinal Suharyo meyampaikan Selamat Paskah lagi dan menegaskan bahwa saat ini pesan Paskah menjadi sangat nyata bagi kita.