Tiap malam, kelompok pemburu hantu amatir di berbagai belahan dunia melakukan pencarian hantu di rumah-rumah kosong, kuburan atau tempat-tempat yang dianggap angker. Bahkan dalam sebuah acara di stasiun televisi nasional, program tertentu menayangkan proses pencarian ini beberapa tahun lalu.
Di Indonesia para pemburu kerapkali tidak menggunakan alat bantu. Mereka mengandalkan kepekaan tubuhnya sendiri. Ini perlu kita pertanyakan karena sebagai masyarakat yang terwarisi pendidikan ala barat (modern) yang butuh pembuktian, hal semacam tidak bisa serta merta diterima dengan mudah.
Namun di negara lain, para pemburu hantu ini sudah menggunakan peralatan elektronik yang diyakini dapat menangkap keberadaan para hantu lewat energi yang ditimbulkannya. Banyak para pemburu hantu ini percaya bahwa keberadaan hantu dapat diketahui secara fisik. Secara spesifik kata mereka, Albert Einstein, salah satu pakar fisika sepanjang sejarah menawarkan dasar ilmiah akan keberadaan hantu ini.
Bahkan bila melakukan googling, 8 juta link yang terkait dengan hantu dan teori Einstein ini tersedia. Banyak orang membicarakan teori Einstein dengan keberadaan hantu salah satunya John Kachuba, peneliti hantu yang menulis buku berjudul “Ghosthunters” pada 2007 dan diterbitkan oleh New Page Books.
Dia bilang, “Einstein membuktikan bahwa semua energi di alam semesta ini konstan, tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan…jadiapa yang terjadi pada energi manusia ketika kita mati? Jika kita tidak dapat dihancurkan, lalu menurut teori Einstein energi ini akan tertransformasikan menjadi bentuk energi lain. Lalu apa bentuk energi baru itu? ….Dapatkah kita menyebut bentuk energi baru itu hantu?”
Ide ini muncul dan dipakai sebagai pembuktian akan adanya hantu. Ambil contoh misalnya grup yang menyebut dirinya Tri County Paranormal. Mereka menyebutkan,”Albert Einstein menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau dihancurkan, hanya dapat berubah bentuk. Saat kita hidup, kita memiliki energi listrik dalam tubuh…Apa yang terjadi pada listrik tubuh kita, yang menyebabkan jantung berdetak dan menimbulka napas? Tidak ada jawaban untuk pertanyaan itu.”
Jawaban sederhana
Tetapi faktanya, jawabannya sangat sederhana dan tidak semisterius yang kita bayangkan tentang hantu ini. Setelah seseorang meninggal, energi tubuh seseorang akan pergi ke lingkungan sekitar. Saat seseorang meninggak, energi yang tersimpan dalam tubuh akan terlepaas dalam bentuk panas dan pindah ke hewan-hewan yang kita makan (misalnya binatang liar bila kita mati tanpa dikubur atau cacing dan bakteri bila dikubur), atau tumbuhan yang menyerapnya. Jika kita dikremasi, energi dalamt ubuh akan dilepas dalam bentuk panas atau cahaya.
Selanjutnya, kata para ahli itu, bila kita makan tanaman dan binatang yang mati, kita sebenarnya tengah mengonsumsi energi mreka dan mengonversinya menjadi energi kita sendiri. Makanan dimetabolisasi saat ada di pencernaan dan reaksi kimia melepas energi yang dubuthkan untuk hidup, bergerak dan bereproduksi, dan sebagainya. Energi-energi tersebut ternyata tidak mewujud dalam bentuk sebuah pancaran cahaya, bola hantu yang berupa energi elektromagnet, tetapi lebih dalam bentuk panas dan energi kimiawi.
Banyak pemburu hantu yang menyebutkan bahwa mereka dapat mendeteksi medan energi yang diciptakan oleh para hantu. Memang benar bahwa proses metabolisme manusia dan organisme lain sebenarnya terbangkitkan oleh adanya arus listrik yang sangat rendah levelnya. Namun, arus ini tidak lagi hidup saat organisme mati. Karena sumber energi berhenti, arus listrik otomatis juga mati. Seperti juga lampu pijar yang mati saat Anda mematikan stop kontak.
Kebanyakan energi pada orang mati yang butuh bertahun-tahun untuk bisa kembali ke lingkungan dalam bentuk makanan, sementara yang lain dengan cepat bisa diserap setelah mati dan tidak dalam bentuk yang bisa dideteksi dengan alat populer pencari hantu seperti elektromagnetic field detectors (EMF). Para pencari hantu yang selalu mengulang klaim bahwa teori Einstein menyediakan dasar bagi keberadaan hantu sebenarnya tidak tahu banyak tentang dasar ilmiahnya. Hantu memang ada, tetapi baik Einstein maupun hukum fisikanya tidak menyatakan secara eksplisit bahwa hantu itu ada.
Sumber : LIVESCIENCE