Hukum Kasih

0
9 views
Kasih

Kamis, 13 Maret 2025

T.Est. 4:10a,10c-12,17-19.
Mzm. 138:1-2a,2bc-3,7c-8.
Mat. 7:7-12

HIDUP ini penuh dengan interaksi dan hubungan antarmanusia.

Setiap kata yang kita ucapkan, setiap tindakan yang kita lakukan, bahkan setiap keputusan yang kita ambil, semuanya memiliki dampak, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

Sering kali, kita menuntut penghargaan, perlakuan adil, dan kasih sayang dari sesama. Namun, apakah kita sudah melakukan hal yang sama kepada mereka?

Bayangkan jika kita yang menjadi korban penghinaan, fitnah, atau ketidakadilan. Tentu kita akan merasa sakit hati dan marah.

Kita pasti berharap ada yang memahami dan membela kita. Jika demikian, bukankah seharusnya kita juga menghindari menyakiti orang lain dengan cara yang sama?

“Waktu Rabu Abu lalu, umat di Katolik di salah satu kota di Jawa Barat dilarang merayakan peribadatan. Lantaran gedung serba guna milik salah satu paroki kota itu oleh warga yang mengaku dari perumahan sekitar bukan diperuntukkan kegiatan keagamaan.

Tindakan itu, tentu membuat umat Katolik terganggu dan tidak bisa menjalankan peribadatannya.

Apakah orang-orang yang menolak itu pernah berpikir, bagaimana perasaan mereka jika mereka mau beribadah namun dilarang,” ujar seorang bapak.

Hukum emas kehidupan ini sederhana: perlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan.

Jika kita ingin dihormati, maka hormatilah orang lain. Jika kita ingin dihargai, maka hargailah usaha dan karya mereka. Jika kita ingin diperlakukan dengan kasih sayang, maka tebarkanlah kebaikan dan cinta.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.”

Nasehat Injil di atas adalah sebuah prinsip bukan sekadar aturan sosial, tetapi merupakan inti kehidupan yang penuh kasih.

Jika kita ingin dunia menjadi lebih baik, maka perubahan itu harus dimulai dari diri sendiri. Ketika kita menebar kebaikan, lambat laun, kebaikan itu akan kembali kepada kita.

Hidup bukan hanya tentang menerima, tetapi juga memberi. Bukan sekadar berharap diperlakukan dengan baik, tetapi juga memastikan bahwa kita memperlakukan orang lain dengan cara yang sama. Inilah hukum kasih yang akan membawa kedamaian bagi diri sendiri dan orang lain.

Dunia akan menjadi tempat yang lebih baik jika setiap orang menerapkan prinsip ini.

Kita tidak bisa mengendalikan bagaimana orang lain bersikap terhadap kita, tetapi kita bisa memilih untuk selalu bertindak dengan kebaikan. Karena pada akhirnya, apa yang kita tanam, itulah yang akan kita tuai

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku memperlakukan orang lain sebagaimana aku ingin diperlakukan?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here