BANYAK cara yang bisa dilakukan untuk merayakan ulang tahun sebuah kelompok kerasulan doa. Salah satunya dengan menyapa umat yang sudah lanjut usia.
Itulah yang dilakukan kelompok Legio Mariae Bunda Pencipta Paroki Santo Petrus Sambiroto, Semarang, belum lama ini. Dalam rangkaian perayaan ulang tahun ke-13, para srikandi ‘Bunda Maria” itu menyelenggarakan misa lansia (adiyuswa).
Misa yang dipimpin oleh Romo FX Agus Suryana Gunadi, Romo Aloysius Budya Pranata dan Romo Heribertus Suprihadi tersebut dilaksanakan pada Minggu (29/10). Tema yang diangkat adalah “Kasih yang Menyatukan.”
Dalam homilinya, Romo Agus Gunadi mengapresiasi atas usaha Legio Mariae yang menyapa umat yang sudah lanjut usia. Semua orang pasti akan menua. “Jangan takut menjadi tua, karena menjadi tua itu adalah anugerah. Bahkan setiap hari, kita pun berproses menjadi tua,” tegas Romo Agus.
Selama homili, Romo Agus mengajak beberapa anak untuk menyanyi. “Semua baik, sungguh teramat baik, kau jadikan hidupku berarti…”
Alunan lagu merdu yang dinyanyikan enam anak yang didampingi Ibu Santi itu berulang-ulang dilantunkan. Sungguh menyentuh dan semakin meneguhkan akan kasih Tuhan kepada umat-Nya.
“Sebagai orang beriman, kita percaya rencana indah telah dipersiapkan oleh Tuhan bagi setiap umat-Nya. Maka kita tidak perlu khawatir,” tutur imam yang pintar menyanyi ini.
Para “eyang” yang sebagian duduk di kursi roda pun nampak terharu dan larut dalam suasana. Terlebih saat mereka menerima Sakramen Pengurapan Orang Sakit atau Minyak Suci seusai homili. Bahkan secara khusus Romo Suprihadi menghampiri umat yang sudah sulit berdiri dan maju untuk menerima sakramen itu.
Ada beberapa yang memakai kursi roda. Ada lebih dari 250 umat lansia yang hadir dalam misa itu.
Masih langka
Kegiatan untuk menyapa eyang-eyang masih langka dilakukan. Legio Mariae memberikan perhatian secara khusus pada ulang tahunnya tahun ini. Hal ini disampaikan Maria Henny selaku Ketua Legio Mariae Bunda Pencipta sekaligus ketua panitia penyelenggara.
“Masih jarang kegiatan yang dikhususkan untuk menyapa para eyang. Masih banyak pula eyang yang belum sempat tersapa melalui kunjungan kami. Padahal mungkin banyak diantara mereka yang membutuhkan sapaan dan kasih. Maka kami berinisiatif untuk menyelenggarakan misa adi yuswa ini,“ tutur Maria Henny.
Kegiatan ini mendapat banyak apresiasi dari umat. Bapak Stevanus Hadiyarso, misalnya, memuji, “Legio Mariae kecil tetapi menthes.”
Sementara itu Bapak FA Wiranto yang juga hadir bersama isteri, menyampaikan ungkapan syukurnya. “Kepada para legiun Legio Mariae, saya dan isteri mengucapkan terimakasih atas diselenggarakannya misa dengan Sakramen Pengurapan Orang Sakit. Hati kami lega dan bersukacita. Selamat atas suksesnya rangkaian kegiatan dalam peringatan Ultah ke-13 Legio Mariae. Semoga terus berkembang, semakin kuat dan menjadi berkat bagi semakin banyak umat.”
Kegiatan ini juga didukung dengan kehadiran para biarawan-biarawati. Ada dua Bruder yang merupakan anggota ajutorian (pendoa) Presidium Bunda Pencipta, yaitu Br. Romy, FIC dan Br Anton, FIC.
Dan hadir pula dua suster, yaitu Sr. Anna Marie, PI dan Suster SRM dari Santo Paulus Sendangguwo.
Sebenarnya rencana awal, lanjut Maria Henny, akan diadakan Rekoleksi. Tetapi karena kerinduan beberapa lansia yang diutarakan kepada para legioner, maka kegiatan diganti dengan menyapa kembali para eyang lewat Ekaristi dan Penerimaan Minyak Suci seperti dua tahun lalu.
Setelah misa dilanjutkan pelayanan cek kesehatan. “Kegiatan ini atas usulan dari Rama Pemimpin Rohani kami, Romo Suprihadi,” ungkap Henny.
Segar jiwa raga
Seusai Perayaan Ekaristi, Legio Mariae menggandeng OMK Paroki untuk membagikan bingkisan makanan ringan dan minuman jahe di depan gereja. Sementara di selasar gereja ibu-ibu WKRI Ranting Tembalang beserta Tim Medis gereja sudah bersiap memberikan pelayanan kesehatan gratis.
Ada empat dokter, tujuh tenaga medis, dan lima team farmasi yang berpartisipasi dalam pelayanan ini. Disediakan pula pemeriksaan darah, seperti kolesterol, gula darah, dll.
Bahkan ada satu dokter non Katolik turut memberikan pelayanan yaitu dr. Srimugiarti. Meskipun mengenakan jilbab, dr. Srimugiarti pun nampak tidak canggung memberikan pelayanan kesehatan di lingkungan gereja. Ia malah merasa gembira bisa terlibat dalam pelayanan dan acara ulang tahun Legio Mariae ini.
“Para legioner Mariae di sini berjumlah 13 dan semua perempuan. Syukur kepada Tuhan yang sungguh luar biasa mencurahkan Roh Kudus-Nya kepada kami. Roh Kudus juga dicurahkan-Nya untuk menggerakkan para ketua lingkungan dengan mendata umat yang lansia dan mengupayakan penjemputan para lansia,” tutur Henny dengan haru.
Kerja keras para legioner Mariae ini, lanjut Henny, memang pantas diacungi jempol. Mereka kerja luar biasa dalam mendata para lansia. Dan ada yang mengirimkan undangan dari rumah ke rumah dalam kondisi hujan. Dan semangat Bunda Maria menginspirasi mereka untuk terus melayani dengan suka cita.
PS: Ditulis oleh Elisabeth Widyastuti bersama tim Legio Mariae Bunda Pencipta Paroki St. Petrus Sambiroto – Semarang.