HARI Kamis 29 September 2016, kelompok para lansia dari Paroki St. Theresia Jambi merayakan ulang tahun ke-10 di Pondok Kristopel, Jambi. Kelompok lansia ini mengambil nama pelindung St. Rafael.
Koordinator kelompok St. Rafael yakni Bu Melly Marzuki mengatakan, “Sepuluh tahun yang lalu romo paroki (Rm. Y. Marwoto SCJ), menunjuk saya untuk memulai perhatian kepada umat yang telah lanjut usia.”
Ia mengatakan bahwa setelah mempertimbangkan akhirnya dipilihlah nama malaikat Rafael sebagai nama pelindung kelompok ini. Tepat pada tanggal 29 September dijadikan hari jadi bagi kelompok St. Rafael. Dengan keterbatasan ternyata kelompok ini terus bisa bertahan hingga kini.
Kini setelah paroki dimekarkan (menjadi kuasi Paroki St. Gregorius Agung) ternyata jumlah para lansia dari paroki ini masih banyak. Perayaan yang dimulai pada pukul 08.30 pagi dan diakhiri pukul 13.30 ini dihadiri oleh 130 lansia yang tinggal di sekitar gereja paroki di kota saja.
Tidak semua lansia dapat hadir mengingat wilayah paroki ini membentang luas sampai ke perbatasan dengan Pekanbaru.
Kegiatan dibuka dengan lagu-lagu riang yang dipandu oleh kelompok persekutuan doa Bunda Kudus. Kemudian dilanjutkan dengan perayaan ekaristi untuk merayakan pesta Para Malaikat Agung.
Malaikat Rafael
Dalam kotbahnya, Romo Wahyu Tri Haryadi SCJ mengisahkan kembali siapa itu malaikat Rafael. Dalam Kitab Suci malaikat Rafael menemani perjalanan Tobia anak dari Tobit menuju negeri Media. Ia yang mengajar dan membimbing Tobia melawan dan mengalahkan setan Asmodeus sehingga Tobia dapat menikahi Sarah. Setelah itu ia menyembuhkan Tobit dari kebutaan.
Oleh Gereja, Rafael diyakini sebagai penyembuh berbagai penyakit dan menguatkan jiwa yang lemah. Tugasnya adalah menjadi sahabat dalam perjuangan hidup yang tidak gampang dan mereka yang sakit. Sosoknya tampil sebagai sahabat yang setia, sederhana dan bisa dihandalkan dalam perjalanan.
Setelah ekaristi, pengurus kelompok St. Rafael mengundang beberapa lansia yang telah berusia paling lanjut untuk turut meniup dan memotong kue ulang tahun. Setelah itu diadakan kuis. Para lansia terlihat antusias ketika mendapat pertanyaan kuis seputar siapa malaikat Rafael itu. Kegiatan dilanjutkan dengan bercerita dalam kelompok. Para lansia menceritakan satu pengalaman bagaimana dirinya pun berbuat seperti St. Rafael yang menolong dan menjadi sahabat bagi yang sakit kendati telah berusia lanjut.
Ternyata banyak peserta senang karena bisa berbagi cerita . “Saya usul agar pertemuan semacam ini dilakukan sebulan sekali, supaya kami bisa saling berbagi cerita,” kata suster Yosefin FMM yang juga hadir dalam perayaaan ini. Usulan tersebut disambut oleh peserta lain dengan anggukan. Mereka rindu untuk bercerita dengan yang usianya sepantaran. Setelah berbagi cerita, setiap kelompok diminta mengirim perwakilan untuk berlomba Dansa Ayam.
Kemudian acara diakhiri dengan makan siang bersama. Sebelum pulang para peserta mendapat payung yang dibagikan oleh kelompok Legio Maria. Para peserta terlihat senang dan diwajahnya terlukis senyum mereka.