Home BERITA HUT ke-280 Kota Surakarta Gelar Fragmen Berdirinya Kutha Sala – the Story...

HUT ke-280 Kota Surakarta Gelar Fragmen Berdirinya Kutha Sala – the Story of Pakubuwono II

0
Gelaran seni yang memadukan tarian, dialog, dan musik tampil mempesona di Balaikota Surakarta hari Senin 17 Februari 2025 dalam rangka perayaan HUT ke-280 Kota Solo. (Panitia)

GELARAN sebuah fragmen bertema Adeging Kutha Sala -The Story Of Pakubuwono II merupakan sebuah kegiatan literasi budaya. Mengangkat tema besar yakni harijadi ke-280 tahun Kota Surakarta atau Solo.

Hari Senin tanggal 17 Februari 2025 kemarin merupakan harijadi Kota Surakarta yang ke-280 tahun. Dimeriahkan dengan aneka kegiatan dan acara.

Brosur perayaan harijadi ke-280 Kota Surakarta atau Solo tanggal 17 Februari 2025. (Panitia)

Yang menarik, Pemerintah Kota Surakarta melalui Dinas Pariwisata Kota Surakarta menggelar fragmen bertajuk Adeging Kutha Sala – The Story of Pakubuwono II. Artinya, kisah berdirinya Kota Surakarta dan Sejarah Pakubuwono II.

Gelaran ini berlangsung hari Senin 17 Februari 2025 pukul 19:30 WIB; bertempat di Pendhapi Gedhe Balaikota Surakarta.

Lebih dari 1.000 orang duduk lesehan memenuhi Pendhapi Gedhe Balaikota Solo menyaksikan gelaran budaya berjudul Adeging Kutha Sala – The Story of Pakubuwono II. Tontonan ini dikemas dalam seni pertunjukan tari; mengangkat kisah perjalanan sejarah dan kebudayaan Kota Solo.

Pentas teatrikal berupa tarian dalam rangka perayaan HUT ke-280 Kota Surakarta atau Solo tanggal 17 Februari 2025. (Panitia)
Gerak dan tarian mengisi pertunjukan teatrikal bertema Adeging Kutha Surakarta – the Story of Pakubuwono II digelar dalam rangka HUT ke-280 Kota Solo. (Panitia)

Hari lahir Kota Solo
Candra Sengkala Sirnaning Resi Rasa Tunggal atau juga Sengkalan Swarga Sapta Hamayang Bawana sama-sama menunjukkan tahun 1670 S (1745 M) pada hari Rebo Pahing tanggal 17 Februari 1745 M atau Hari Rabu 17 Syura 1670. Tanggal ini menandai Kerajaan Mataram Islam dipindahkan dari Kartasura ke Sala. Dilakukan oleh Raja Pakubuwono II.

Nama Desa Sala ditetapkan sebagai negara besar; diberi nama Surakarta Hadiningrat. Peristiwa ini kemudian dijadikan hari lahirnya Kota Solo.

Literasi budaya harijadi ke-280 Kota Surakarta
Pertunjukan teatrikal ini mengangkat kisah hidup Paku Buwono II, Raja Surakarta yang berperan besar dalam sejarah dan
perkembangan Kota Solo. Gagasan pentas teatrikal ini merupakan program literasi budaya dalam rangka peringatan harijadi Kota Solo ke-280 tanggal 17 Februari 2025.

Pertunjukan ini mengajak masyarakat -termasuk kaum muda- mengenang perjalanan sejarah Kota Surakarta. Juga sekaligus memperkenalkan, merefleksikan serta meneguhkan kembali nilai-nilai budaya adi luhung.

Gelaran yang memilih tempat di Pendhapi Gedhe Balaikota Surakarta. Digelar di sini untuk mengantisipasi kalau-kalau terjadi hujan secara mendadak. Gelaran teatrikal ini mencoba menghadirkan sebuah pengalaman seni yang memikat dan penuh makna.

Pentas seni memadukan tarian, nyanyian, dan gerak mengisi gelaran perayaan HUT ke-280 Kota Surakarta. (Panitia)

Menghidupkan kembali kisah berdirinya Kota Surakarta
Keraton Surakarta Hadiningrat dalam balutan gelaran narasi sejarah itu pada dasarnya ingin mengajak penonton menyelami perjalanan transformasi Kartasura menjadi Surakarta.

Pertunjukan ini menjadi tontonan sekaligus tuntunan dalam perpaduan harmonis antara musik, tari, dan teater.

Kolaborasi seniman lintas generasi Kota Solo

Sebagai bagian dari upaya melestarikan dan mengembangkan budaya, pertunjukan ini melibatkan para seniman lintas generasi Kota Solo. Hasilnya menawan, karena berbuah pertunjukan teatrikal – sebuah karya seni musikal dan tarian yang menggabungkan kearifan lokal dengan sentuhan citarasa masa kini.

Koreografi, tata cahaya tampilan visual yang modern dikemas secara kreatif dengan citarasa kekinian. Sehingga menjadi
perpaduan antara seni tradisi tari, musik, dan teknologi pentas panggung masa kini.

Fragmen menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama dalam dialognya. Guna membantu audiens dengan lebih mudah memahami pesan yang disampaikan tentang budaya dan sejarah Kota Solo.

Acara ini didukung para penari terdiri dari pengajar, alumni, dan mahasiswa aktif Institut Seni Indonesia Surakarta.
Kolaborasi dengan dua sanggar yaitu Moko Dance Studio dan Akusara Art.

Pentas teatrikal berupa tarian dan nyanyian memeriahkan perayaan HUT ke-280 Kota Surakarta atau Solo. (Panitia)
Pentas seni dalam rangka HUT ke-280 Kota Surakarta. (Panitia)

Harapan baru
Sutradara fragmen ini adalah Danang Cahyo Wijayanto. Kepada Sesawi.Net, ia menyampaikan bahwa hal yang bisa dipetik dari pertunjukan gelaran fragmen teatrikal ini adalah adanya harapan baru. Terjadi setelah perpindahan Keraton Mataram Islam yang berbasis di Kartasura dan mulai dibangunnya Kota Surakarta oleh Raja Pakubuwono II.

Harapannya pertunjukan ini mengajak kaum muda peduli akan sejarah dan budaya, karena Solo merupakan kota yang penuh makna sejarah.

Pentas seni dalam rangka HUT ke-280 Kota Surakarta. (Panitia)
  • Para personil pendukung karya
  • Sutradara: R. Danang Cahyo Wijayanto S.Sn, M.Sn.
  • Asisten Sutradara 1: Eko Supendi S.Kar., M.Hum.
  • Asisten Sutradara 2: David Perdana Gesuri S.Sn,
  • Penulis Naskah: Djarot Budi Darsono S.Kar
  • Music Director: Gondrong Gunarto S.Sn, M.Sn
  • Music Composer: Gembyang Abad Enggal, Sigit Pratomo S.Sn, Reza Zulfikar Prima.
  • Technical Crew: Ridwan Maulana Ishaq.
  • Sound Engineer: Merwan Ard S.Sn, M.Sn.
  • Asisten Sound Engineer: Mahawang Agung Prabowo.
  • Koreografer: Wirastuti Susilaningtyas S.Sn, M.Sn.
  • Ass. Koreografer: Dwi Adi Prasetyo Nugroho S.Sn.
  • Visual Content: Dzaari Qolbi Akbar Qowli S.Sn, Slamet Budi Raharjo.
  • Pimpinan Produksi: Putri Pramesti Wigaringtyas S.Sn, M.Sn.
  • Penata Lampu: Rizki Ade Pradipta.
  • Asisten Penata Lampu: Dwi Cahyono.
  • Kostum Desainer: Dhestian Wahyu Setiaji S.Sn, M.Sn.
  • Para pemeran:
  • Pakubuwono II oleh Adif Mahendra, S.Sn.
  • Ratu Amangkurat oleh Fitria Trisna Murti S.Sn, M.Sn.
  • Patih Pringgoloyo: Mauritius Tamdaru Kusuma S.Sn, M.Sn.
  • Patih Prangwadana: Luluk Ari Prasetyo S.Sn.
  • Patih Sutawijaya: Paimin MA.
  • Pangeran Wijil: Nur Diatmoko S.Sn.
  • Ki Gede Sala: Damasus Chrismas Verlananda Waskito S.Sn
  • Para penari: 10 orang dari Sanggar Moko Dance Studio; 8 orang dari Sanggar AkuSaraArt.
Kisah hidup Raja Pakubuwono II yang memindahkan Ibukota Kerajaan Mataram Islam dari Kartasura ke Surakarta menandai dimulainya pembangunan Kota Surakarta yang di tahun 2025 ini berusia 280 tahun. (Panitia)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version