AKU telah menyelesaikan kolase foto-foto almarhumah ibuku ke-89.
Foto ke 89 -sesuai umurnya terakhir- memperlihatkan batu nisan dengan penampakan taburan bunga-bunga warna merah yang menutupi seluruh makamnya. Juga sejumlah karangan bunga warna putih berbentuk tanda salib berdiri tegak bersama foto ibu berbaju merah.
Ibuku kini sudah tidur dalam keabadian (eternity).
Melihat sekitar ruangan kamar tidurku, ada dua unit rak bertingkat empat dan satu unit meja terdiri tiga laci yang besar.
Benda-benda kenangan masa silam
Aku melihat benda-benda yang ada terletak di bagian paling atas dari rak bertingkat dan meja berlaci itu.
Benda-benda tersebut adalah barang-barang yang terpenting dalam kegiatan sehari-hariku. Berupa dua buku Alkitab, satu nampan kecil tempat untuk Vitamin C, D, dan E.
Juga satu unit jam portable, sebuah lampu baca; satu botol kecil bekas sambel berisi uang logam (10 cent, 5 cent, 25 cent) dan satu mesin dispenser kecil berisi air minum.
Melihat benda benda itu, seketika timbul pertanyaan di dalam hatiku apakah benda-benda ini mewakili hal-hal yang terpenting dalam “mengelola” hidupku?
Seperti jam portable penunjukan waktu yang selalu kulirik. Waktu sama dengan hidup. Masing-masing benda yang diletakkan paling atas itu mempunyai fungsi dan arti yang sangat penting dalam hidupku.
- Dua buku Alkitab merupakan sumber inspirasi dalam mengelola hidupku.
- Air minum merupakan sumber kehidupan yang tidak pernah habis dalam hidupku.
- Terakhir adalah lampu yang memberikan penerangan.
Mana yang prioritas dan mana yang sifatnya tambahan saja
Melihat benda benda ini, lalu timbul pertanyaan apakah benda-benda ini harus menjadi “prioritas” dalam hidup kita?
Bagian yang amat sangat penting dan tidak kalah penting adalah “tempat tidur” yang kokoh; terutama untuk raga manusiawi ketika sudah menapaki usia lanjut.
Kapankah suatu aktifitas itu dimulai dan diakhiri? Apakah Tuhan mengenal waktu? Apakah Tuhan juga tidur dan mempunyai jadwal agenda kegiatan seperti kita di bumi?
“Tuhan tidak pernah tidur” begitu ada firman yang dilantunkan.
“Tuhan yang jaga anak-Nya juga tak pernah tidur… tak tidur.. Ia tidak pernah tidur.” Begitu kutipan Mazmur.
Hanya makhluk di bumi saja yang mengenal tidur yang dibatasi oleh “ruang” dan “waktu”.
Bapa di surga memberkati manusia pada saat kita tidur dan melihat kehidupan manusia tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.
Menyertakan Tuhan
Pernahkah kita melibatkan-Nya dalam kehidupan sehari hari?
Percayakah kita bahwa Dia yang telah menyediakan segala kebutuhan kita mulai dari air, cahaya, waktu, kesehatan, pekerjaan, dan promosi kerjaan?
Bersyukurlah setiap saat; baik dalam suka maupun duka. Juga di dalam kondisi batin susah atau senang. Percayalah atas kehadiran-Nya bahwa Dia benar-benar ada.
Sudahkah kita mengundang-Nya di dalam hidup kita?
KehadiranNya akan memperlihatkan dan menimbulkan dampak berupa suatu keajaiban, memberikan kelegaan di dalam hati dan pikiran. Juga memberikan kesembuhan dari sakit-penyakit, membuat kita terheran heran.
Luar biasa. Iman yang teguh dan narasi yang bernas. Profisiat dan sukses. Salam buat Negeri Pecahan Es.
Jesus loves you, so do I