Ibu dalam Lima Narasi Perjalanan

0
353 views
Ilustrasi: Ibu dan anak by physiotheraphie

I: (hari kelahiran)
di hari kelahiran, di dunia hanya ada aku dan ibu.
dan untuk kali pertama di dunia, saya merasakan kasih dari seorang perempuan yang berani berdiri di tapal batas:
antara kematian dan kehidupan, demi anak dalam rahimnya.
Siapa bisa mencintai dengan cara memberi diri seperti itu?

II: (usia 6 tahun)
pada detak langkah awal merenda masa depan di kampung,
ibu adalah perempuan yang selalu bangun lebih awal,
menyiapkan hal yang perlu dan memastikan bahwa engkau akan baik-baik di sekolah.
Ia hanya tahu: memberi, memberi dan memberi
karena hanya dengan memberi, ia menjadi penuh

III: (usia 12 tahun)
engkau mulai masuk SMP, dan perlahan benih-benih cinta
mulai mekar di taman hatimu.
Ia tetap menjadi orang pertama yang selalu mencintaimu, dengan cara yang mungkin tak pernah engkau mengerti:
mencintai tanpa rasa cemburu,
mencintai tanpa rasa curiga
mencintai tanpa dendam

IV: (usia 18 tahun)
engkau mulai meninggalkan rumah demi ikhtiar menciptakan legendamu sendiri.
ia tetap mencintaimu: mencintaimu dengan cara merelakanmu pergi.
ia mencintaimu tanpa takut kehilangan
karena ia tahu: mencintai berarti membiarkanmu bahagia dengan pilihanmu.
saban hari, ketika engkau lalai memberi kabar
ia selalu menepi ke relung sunyi
menggenggam utuh hatimu dalam teduh rapal doanya.
dalam doa yang acapkali berlinang air mata, ia memeluk erat detak jantungmu.

V: (24 tahun – …)
engkau sudah mampu menghidupi dirimu sendiri, dan mulai meninggalkannya sendiri di rumah.
dalam teduh hati yang bening, ia selalu menitip pesan:
peluk erat hatimu, jangan lupa jalan pulang, jangan sampai tersesat.
ketahuilah, aku selalu mengasihimu.

sungguh, siapa bisa mencintai dengan caramu mencintai, ibu?
engkaulah mahakata pertama itu, kata yang tak punya akhir.

Selamat Hari Ibu …

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here