Home BERITA Ibu kepada Puterinya: Benci Dia Nekad Kumpul Kebo, tapi Memaafkan Kembali Pulang

Ibu kepada Puterinya: Benci Dia Nekad Kumpul Kebo, tapi Memaafkan Kembali Pulang

1
Ilustrasi - Mengampuni by revolsen

Rabu, 30 Juni 2021

Kej.21:5.8-20.
Mzm.34:7-8.10-11.12-13.
Mat. 8:28-34.

JALANI saja, ibarat air mengalir. Air itu mengalir tanpa mempertanyakan, sampai sejauh mana ia akan mengalir, tetapi yang pasti, setiap aliran air itu akan meresap dan memberi kesegaran kepada apa dan siapa pun yang dilewatinya.

Demikian sebuah niat yang ditanam dalam hati seorang ibu yang menanti anaknya kembali dari pilihan hitamnya. Setelah diameninggalkan rumah dan tinggal dengan seorang pria. Tanpa ikatan pernikahan yang sah.

“Hatiku hancur dan sangat sedih setiap kali melihat anakku,” tuturnya.

“Sudah berbagai cara saya tempuh supaya anakku bisa menata hidupnya lebih baik. Dan mau meninggalkan pria yang tinggal bersamanya waktu itu,” curhat ibu itu.

“Namun setiap kali saya membicarakan hal itu, dia menjadi marah dan lama tidak akan datang ke rumah. Bahkan menelpon pun juga tidak mau,” keluhnya.

“Sebagai ibu, saya tidak bisa tenang dengan hidup yang dijalaninya. Namun saya tidak bisa berbuat apa-apa, karena dia sudah dewasa,” bisiknya.

“Saya membenci perbuatannya, tetapi tetap sayang padanya,” katanya.

“Maka saya hanya ingin menemaninya dalam kondisi apa pun. Saya tidak akan marah lagi, jika bersamanya,” katanya.

“Setelah dua tahun, anakku memutuskan pulang. Berpisah dengan lelaki itu, karena ternyata dia sudah mempunyai isteri dan anak,” kisahnya.

“Anakku menyesal sekali. Karena selama ini tidak mau mendengar kataku. Seakan pikiran, hati dan perasaannya dikuasai pengaruh roh kegelapan hingga merasa tidak bisa hidup tanpa lelaki pembohong itu,” tutur ibu itu.

“Selama dia jauh dariku. Sasa sayang dan cintaku tidak berubah. Bahkan saya berusaha bersikap lembut. Karena saya ingin ketika anakku sadar, saya orangtuanya; ibunya selalu menanti dan mengharapkan dia kembali,” lanjutnya.

Kasih sayang yang lembut dan tanpa syarat menjadi jembatan yang mempertemukan ibu itu dengan anaknya.

Kelembutan kasih sayang bagaikan air yang mengalir dan kesabaran telah membuat setan pergi menjauh.

Pilihan ibu untuk tetap setia mendampingi dengan sabar dan penuh kasih sayang anaknya yang sedang tersesat menghasilkan buah pertobatan anaknya.

Memang harus kita sadari bahwa banyak masalah yang hanya bisa diselesaikan dengan kasih sayang dan kesabaran bukan dengan kekerasan.

Bagaimana caraku mengatasi masalah selama ini?

1 COMMENT

  1. Tuhan Yesus Kristus, mampukan aku untuk punya hati seperti hatiMu yang bagai samudera, penuh sabar, penuh kelembutan dan penuh kasih. Amin

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version