Ibu yang Bangga dan Bahagia

0
38 views
Ibu yang bangga dan bahagia
  • Bacaan 1: Gal 3:22-29
  • Injil: Luk 11:27-28

Beberapa waktu lalu tersiar kabar kisah keluarga kaya. Suami dan istri yang sudah opa dan oma tinggal hanya berdua di sebuah rumah mewah dan besar. Sementara anak-anaknya sudah bekerja semua di luar negeri.

Ia yang dulu bangga pada anak-anaknya karena bisa sekolah dan berhasil di luar negeri, kini seolah menyesali karena justru malah membuatnya tidak bahagia dan kesepian di rumah. Dulu banyak koleganya memuji keberhasilan mereka mendidik anak-anak.

Semua pujian itu ternyata malah tidak membuatnya bahagia saat ini, dan membuatnya kesepian. Banyak momen dimana mereka ingin dekat bersama anak-anaknya namun tidak bisa lagi saat ini.

Kadang pujian manusia belum tentu bermanfaat.

Paling tidak ini yang dikatakan oleh Tuhan Yesus dalam bacaan singkat hari ini, saat Ia mendengar pujian seorang perempuan terhadap ibunya, Maria.

 “Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau.”

Namun justru dijawab lain oleh-Nya:

“Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya.”

Tentu saja Tuhan Yesus tidak bermaksud mengecilkan peran ibu-Nya.

Maria adalah wanita istimewa, wanita yang dengan tulus mengambil resiko mengandung-Nya secara tidak wajar menurut tradisi Yahudi yang bisa membunuhnya dirajam batu. Itu semua karena Maria lebih memilih taat pada kehendak-Nya. Turut serta dalam karya penyelamatan dunia.

Itulah mengapa dia disebut wanita yang berbahagia. Jadi bukan karena kehebatan Anak-Nya namun karena Maria mau mendengarkan dan melaksanakan firman-Nya.

Kepada jemaat Galatia, Rasul Paulus mengingatkan bahwa sejak mereka dibaptis menjadi Kristen maka mereka telah mengenakan “pakaian dan wajah Kristus”.

“Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus.”

Sehingga apa yang ditampilkan dalam perilaku setiap orang Kristen seharusnya menampilkan wajah Kristus. Perilaku yang seharusnya senantiasa bersifat injili, yaitu rendah hati, sukacita, jujur dan peduli sesama.

Artinya perilaku yang ditampilkan harus sejalan dengan firman-Nya, sama seperti yang disabdakan Tuhan Yesus tadi yaitu mendengarkan dan melaksanakannya.

Pesan hari ini

Pujian manusia kadang tidak bermanfaat, namun pujian Allah sangat bermanfaat karena artinya kita mau mendengarkan dan melaksanakan kehendak-Nya.

“Sikap rendah hatimu sungguh menginspirasiku.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here