Ibu yang Berbahagia

0
0 views
Ilustrasi: Ibu dan anaknya. (Ist)

Sabtu, 12 Oktober 2024

Gal. 3:22-29.
Mzm. 105:2-3.4-5.6-7.
Luk. 11:27-28

ANAK sebagai ‘buah hati’ adalah istilah untuk menggambarkan hubungan khusus dan kasih sayang yang dimiliki oleh orangtua terhadap anak-anak mereka.

Frasa ini mencerminkan pandangan bahwa anak-anak adalah “buah hati” atau hasil dari cinta dan perhatian yang mendalam dari orangtua.

Sebagai orangtua tentunya menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Orangtua selalu berdoa dan berharap anaknya kelak tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dan bahagia.

Betapa bahagia orangtua jika anak menemukan banyak keindahan hidup, namun juga betapa sedihnya jika anak mengalami penderitaan dan berbagai kesulitan.

“Saya bersyukur bahwa anakku menerima karunia tahbisan sebagai imam,” kata seorang ibu.

“Semua ini karena kemurahan hati Tuhan. Saya tidak pernah menyangka bahwa anakku akan terpanggil menjadi imam.

Dia tidak secermelang hasil studinya dibanding kakaknya, juga sikapnya biasa-biasa saja. Di banding kakaknya malah lebih aktif kakaknya soal aktivitas menggereja.

Namun malahan dia yang masuk seminari hingga menerima tahbisan ini. Tuhan telah mengangkat anakku menjadi abdinya. Saya sangat bangga dan bersyukur atas segala kasih karunia-Nya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Ketika Yesus masih berbicara, berserulah seorang perempuan dari antara orang banyak dan berkata kepada-Nya: Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau.”

Tetapi Ia berkata: “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya.”

Jawaban Yesus sekilas terdengar tidak begitu enak. Kalau hanya dilihat atau dibaca sepintas saja, tampaknya Yesus tidak suka pada ibu-Nya.

Bakan terkesan Yesus kurang ajar pada ibu-Nya. Yesus tidak menghargai ibu yang telah mengandung dan melahirkan-Nya. Dia tidak tahu berterima kasih terhadap ibu yang pernah merawat-Nya.

Apakah memang demikian? Tentu saja tidak demikian.

Bila kita mengamati lebih cermat, di balik jawaban itu, Yesus justru memuji dan mengagumi Bunda Maria. Bagi Yesus, Bunda Maria itu hebat.

Maria bukan sekedar ibu yang melahirkan dan merawat-Nya saja. Tetapi sekaligus sebagai pribadi yang mendengarkan firman Allah dan memeliharanya serta melaksanakannya dalam hidup sehari-hari.

Maria dipuji oleh Yesus karena menjadi teladan sebagai orang yang mendengarkan dan melaksanakan sabda Allah.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku bangga dengan ibuku?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here