Bacaan 1: Sir 2:1-11
Injil: Mrk 9:30-37
Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap orang pasti ingin hidup nyaman dan bahagia. Namun sayangnya, kehidupan kadang tak semulus yang diinginkan. Cobaan dan masalah silih berganti sehingga membuat hidup terasa berat dan sulit.
Perlu kesabaran dan hati yang lapang untuk bisa hidup dengan ikhlas, menerima kehidupan apa adanya meski itu sulit dilakukan. Kecewa tak akan membuat hidupmu menjadi lebih baik.
Penulis Sirakh memberikan nasihat bagaimana orang beriman harus hidup secara ikhlas, menerima apapun keadaannya. Bersedia menerima pencobaan, tetap tabah, teguh, dan jangan gelisah pada waktu yang malang.
Teguh dalam iman (tidak murtad), supaya Tuhan tetap menghiraukanmu serta tidak kehilangan ganjaran.
- Ikhlas dan sabar menerima apapun yang menimpa hidupmu.
- Tekun menantikan belas kasih Tuhan
- Selalu berharap yang baik dan sukacita kekal.
Di saat Tuhan Yesus sedang mempersiapkan mental para murid akan apa yang akan dialami-Nya, mereka malah sibuk mempertengkarkan siapa yang terbesar diantara mereka. Menjadi pemimpin suatu komunitas memang kadang sangat diidamkan oleh setiap orang.
Seolah mereka tidak peduli akan penderitaan yang akan Dia alami, tidak ikhlas hidup menderita.
Sebagai pemimpin tentu seseorang akan memiliki kuasa memerintah orang lain dan punya keistimewaan. Namun bagi Yesus, bukan tipe kepemimpinnan seperti itu yang diajarkan-Nya.
“Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya.
Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku.”
Tipe kepemimpinan Yesus adalah “pemimpin yang mau melayani mereka yang lemah”.
Anak kecil mewakili gambaran kaum lemah. Yesus ingin para murid-Nya mau menyambut dan melayani kaum lemah (seperti seorang anak kecil) dan bukan berkuasa untuk memerintah (menindas) mereka.
Pesan hari ini
Ikhlas dan tuluslah menjalani apa yang menimpa dalam kehidupanmu sebab itu memang harus dilalui. Namun tetaplah berpaut pada-Nya, berharap yang baik serta mohon belas kasihan pada-Nya, agar Ia tetap memikirkanmu serta tidak kehilangan ganjaranmu.
“Syukurilah hari ini dan ikhlaskan apa yang telah berlalu.”