Ikutlah Aku

0
391 views
Romo Alexander Joko Purwanto Pr berjibaku naik sepeda motor melawati jalan berkubang penuh lumpur di sebuah wilayah Keuskupan Ketapang, Kalbar. (Arsip Romo Joko Purwanto Pr)

Puncta 04.06.22
Sabtu Paskah VII
Yohanes 21: 20-25

WAKTU ditugaskan di Kalimantan, saya tidak punya bayangan apa pun tentang tempat pengutusan baru itu.

Menginjakkan kaki di Kalimantan pun, saya juga belum pernah. Pokoknya serba gelap memasuki wilayah baru.

Tetapi saya percaya, kalau niatnya baik, pasti Tuhan juga memberi jalan dan menuntun langkah kita.

Waktu itu Bapak Uskup KAS hanya berpesan, “Romo ditugaskan di Kalimantan, karena sudah lama tidak ada imam yang dikirim ke sana. Bapak uskup di sana membutuhkan tenaga. Selamat bertugas. Tuhan memberkati.”

Saya disuruh menyiapkan apa-apa sendiri. Sebelum berangkat, saya bertemu Romo Tri Hartono yang dulu pernah bertugas di sana. Sekedar ingin minta nasihat atau peneguhan.

“Ikuti dan nikmati saja semua bersama umat di sana. Semua akan baik-baik,” itu nasihat senior yang saya pegang.

Mungkin Tuhan bersabda lewat Romo Tri Hartono, “Ikuti saja.”

Nyatanya delapan tahun lebih waktu berjalan tak terasa. Banyak pengalaman, sukaduka, jatuh bangun dilewati dengan penuh perjuangan.

Jatuh dengan sepeda motor ke sungai pernah ngalami. Tersesat dan terlunta-lunta sendirian di tengah hutan juga pernah. Bocor ban, pecah tanki motor di tengah ‘mbulak’ ya pernah. “Keblebeg” atau tertanam di lumpur tak bisa jalan ya pernah ngalami.

Tetapi Tuhan selalu memberi penolong yang datang tepat pada waktunya.

Perintah Tuhan “ikutlah Aku” disertai dengan jaminan pertolongan dan penyertaan melalui banyak orang.

Hari ini adalah Sabtu Imam. Saya mengenang dan berdoa khusus bagi para imam yang bertugas di pedalaman. Mereka bertugas untuk setia pada sabda Tuhan, “Ikutlah Aku.”

Saya pernah mengalaminya, maka saya satukan doa untuk teman-teman yang bertugas sebagai misionaris di pelosok-pelosok.

Dalam perikope terakhir Injil Yohanes, Tuhan sekali lagi menegaskan perutusan-Nya kepada Petrus, “ikutlah Aku.”

Petrus tergoda untuk ngurusi hal-hal lain yang tidak perlu. Petrus ingin tahu nasib murid yang dikasihi Yesus. Ia tergoda untuk ngurusi orang lain.

“Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini?” Ingin tahu dan mencampuri urusan orang lain adalah godaan yang sering kita alami.

Kita sering bikin gosip, membicarakan kejelekan orang, nyebarkan berita palsu, “ngerumpi” ke mana-mana. Mau tahu aja urusan orang lain.

Yesus menegaskan pesan-Nya kepada Petrus, “Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau; Ikutlah Aku.”

Kita tidak perlu ngurusi hal-hal yang tidak penting. Fokus kita adalah melaksanakan perintah Tuhan, “ikutlah Aku.”

Mengikuti Yesus kemana pun kita diutus. Semuanya Tuhan yang akan urus.

Apakah anda menyadari bahwa hidup anda adalah sebuah perutusan? Apakah anda siap untuk mengikuti panggilan Tuhan?

Renungkan kata-kata Tuhan ini, “Ikutlah Aku.” Apakah kita sadar bahwa tugas, pekerjaan, dan tanggungjawab kita ini karena ingin mengikuti Tuhan?

Lewati jalan-jalan tikus,
Agar cepat sampai di Kudus.
Dimana pun kita akan diutus,
Kita semua adalah murid Yesus.

Cawas, doa khusus bagi para imam…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here