Puncta 13.11.23
Senin Biasa XXXII
Lukas 17: 1-6
ADA orang yang “jothakan,” diam tak mau bicara karena benci dengan saudaranya sampai bertahun-tahun. Mereka tak bertegur sapa cukup lama karena pembagian warisan yang dianggap tidak adil.
Luka batin membuat orang menjadi sakit hati, tidak mau memaafkan dan memendam perasaan itu bertahun-tahun.
Tidak hanya masalah harta warisan, sakit hati bisa karena diputus pacar, selalu disalahkan, tidak dihargai dan dicurigai terus-menerus.
Drupadi menyimpan dendam kepada Dursasana, karena dilecehkan di depan banyak orang. Kain penutup tubuhnya dilepaskan dengan paksa.
Dursasana berusaha menelanjangi Drupadi di arena permainan dadu. Rambutnya yang panjang “diadhul-adhul” oleh Dursasana.
Drupadi dipermalukan dan dihina oleh nafsu kemenangan para Kurawa. Sakit hatinya tak terbendung sampai terucap sumpah, “Tidak akan mandi keramas kalau tidak dengan darahnya Dursasana.”
Memaafkan adalah tindakan yang sulit dilakukan. Apa yang disampaikan Yesus nampaknya sesuatu yang mustahil.
Yesus berkata, “Jagalah dirimu. Jika saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia. Dan jika ia menyesal, ampunilah dia. Bahkan jika ia berbuat dosa terhadapmu tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata, ‘Aku menyesal’, engkau harus mengampuni dia.”
Menjadi murid Kristus memang tidak mudah. Tuntutan-Nya berat. Ajaran ini seperti tidak masuk akal.
Bisa dipahami, jika para murid meminta pertolongan pada Tuhan: “Tambahlah iman kami.”
Pengalaman ini harus dijembatani dengan iman. Mengampuni adalah pengalaman iman. Agar kita bisa mengampuni, kita membutuhkan Tuhan. Disinilah daya kekuatan iman berbicara.
Maka Yesus berkata, “Jika kalian memiliki iman sebesar biji sesawi, kalian dapat berkata pada pohon ara ini, ’Tercabutlah engkau dan tertanamlah di dalam laut’ maka pohon itu akan menuruti perintahmu.”
Itulah daya iman yang sangat luar biasa. Iman sebesar biji sesawi saja bisa memindahkan pohon ara tercabut dan tertanam di dalam laut.
Pastilah iman itu juga bisa mengubah balas dendam, sakit hati menjadi pengampunan dan belas kasih.
Marilah kita memohon kepada Tuhan agar iman kita ditumbuhkan. Iman yang kita miliki mungkin kosong tak berisi, sehingga tidak bisa tumbuh.
Tambahkan dan tumbuhkanlah iman di dalam hati kami, ya Tuhan.
Memandang megahnya Gunung Merapi,
Saat pagi diterpa sinar merah matahari.
Jika tidak ada pengampunan di hati,
Tandanya iman di dalamnya juga mati.
Cawas, berusaha selalu mengampuni
Rm. A. Joko Purwanto, Pr