Iman, Pengampunan, dan Skandal

0
159 views
Ilustrasi - Pengampunan. (Ist)

INJIL hari ini berbicara tentang satu hal yang amat penting, yakni iman. Para murid meminta kepada Yesus, “Tambahlah iman kami.” (Lukas 17:5). Iman yang kecil pun memberikan kekuatan bagi seseorang untuk melakukan perbuatan yang besar (Lukas 17:6).

Kaum beriman akan hidup mengikuti teladan Yesus yang datang untuk mendamaikan manusia dengan Tuhan. Semangat sejati pengikut Yesus adalah memulihkan; bukan menghancurkan. Semangat ini tampak dalam sikap siap sedia untuk mengampuni.

Jika seorang saudara berbuat dosa tujuh kali sehari dan tujuh kali pula dia menyesal, orang mesti mengampuninya. Itulah yang Yesus ajarkan dan lakukan. Mengampuni itu tidak mudah. Bukankah sering muncul kata-kata “tiada maaf bagimu” dari mulut kita?

Pengikut Kristus yang sejati tidak berhenti mengampuni. Kita membaca perumpamaan tentang pengampunan dari Allah kepada manusia dan tuntutan untuk mengampuni sesama (Matius 18:23-35).

Pengampunan kepada sesama tidak sebanding dengan pengampunan yang kita peroleh dari Tuhan.

Tidak mau mengampuni bisa merupakan skandal bagi pengikut Kristus. Bukankah skandal merupakan perkataan atau tindakan yang menghalangi orang untuk percaya akan Yesus dan ajaran-Nya?

Para pengikut Kristus dituntut untuk bersedia mengampuni. Bila mereka menyimpan kesalahan atau lebih suka menghukum, sikap itu menjadi penghalang bagi banyak orang untuk percaya kepada Yesus.

Apa bedanya seorang Kristen dari yang non-Kristen kalau mereka itu juga tidak mau saling mengampuni?

Hari ini kita belajar tentang tiga hal, yakni skandal, pengampunan, dan iman. Yang terakhir menentukan dua yang pertama. Iman memungkinkan orang mengampuni, karena percaya akan kasih Allah yang selalu mengampuni. Tidak mau mengampuni bertentangan dengan sikap Yesus. Skandal.

Sejauh mana kita telah menghayati iman kita dalam sikap siap sedia mengampuni sehingga kita sungguh layak disebut para pengikut Yesus yang sejati? Kalau kita tetap membalas dendam dan lebih menyukai konflik daripada perdamaian dan kerukunan, bukankah itu skandal besar dalam hidup kristiani?

Senin, 13 November 2023
Alherwanta, O.Carm.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here