Puncta 28.10.22
Pesta St. Simon dan Yudas, Rasul
Lukas 6: 12-19
YESUS mempunyai beberapa kelompok murid. Ada kelompok duabelas. Ada kelompok tujuh puluh murid.
Dari kelompok duabelas, ada kelompok inti dan yang lain. Kelompok inti yang sering disebut ada tiga orang; Simon Petrus, Yakobus dan Yohanes. Mereka ini sering dilibatkan dalam hal-hal yang penting.
Nama-nama yang lain hanya disebut beberapa kali di dalam Kitab Suci. Dua orang yang kita rayakan hari ini namanya tidak begitu terkenal.
St. Simon sering disebut namanya sebagai Simon orang Zelot. Gelar ini adalah sebutan nama kelompok militan di Yahudi yang sering memberontak ke penjajah Romawi.
Zelot adalah kelompok “Theokrasi” yang berani mati demi membela keyahudian mereka dari bangsa asing.
Paham mesianitas mereka berbau politis. Pada awalnya mungkin Simon melihat Yesus sebagai Mesianis duniawi. Maka ia tertarik mengikuti-Nya.
Namun setelah Yesus mati dan bangkit, Simon mengubur ambisi politiknya untuk mewartakan Kristus Mesias Surgawi yang menegakkan Kerajaan Allah di dunia.
Menurut tradisi Gereja Koptik di Mesir, Simon orang Zelot ini memberitakan Injil sampai di Mesir, Afrika, Britania dan Persia.
Kuat diduga Simon orang Zelot dan Yudas Tadeus mati di Persia sebagai martir karena membela iman kepada Kristus.
Mereka mengalami penyiksaan luar biasa dan dibunuh dengan pedang antara tahun 65-107 masehi.
Yudas anak Yakobus atau Yudas Tadeus berarti “Si Pemberani atau Orang yang Teguh Hati.” Setelah menerima karunia Roh Kudus, mereka menyebar kemana-mana untuk memberitakan Injil.
Yudas Tadeus bersama Simon orang Zelot pergi menjelajah daerah Mesir, Libya, Mesopotamia dan sampai di Persia.
Di sanalah mereka menuntaskan tugas pewartaan dengan menjadi martir.
Setiap orang yang berjumpa dengan Yesus pasti punya cita-cita, harapan, mimpi dan keinginan. Tetapi dalam perjalanan mereka, mimpi atau harapan itu dimurnikan oleh misi dan cita-cita Yesus sendiri.
“Bukan kamu yang memilih Aku, melainkan Akulah yang memilih kamu.” Sabda Yesus ini mengubah para murid.
Yang awalnya mereka berpandangan mesianis duniawi menjadi Mesianis Surgawi demi Kerajaan Allah.
Sabda dan hidup Yesus mengubah seluruh hidup rasul-rasul-Nya. Mereka berani mati mengikuti Yesus demi tegaknya Kerajaan Allah. Inilah iman yang menjadi pondasi iman Gereja.
Iman Gereja bersifat apostolik artinya berlandaskan ajaran dan teladan hidup para rasul.
Iman kita diwariskan dari ajaran apostolik, yakni ajaran rasuli, termasuk St. Simon dan Yudas yang kita peringati hari ini.
Semoga iman kita semakin kuat dan mendasar sebagaimana iman para rasul.
Mendung warnanya kelabu,
Langit hitam dan bersalju.
St. Simon kuatkan imanku,
St. Yudas jadilah teladanku.
Cawas, kuatkan imanku…