In Memoriam Bonifatius Parmanto Terima Komuni Langsung dari Paus Johannes Paulus II (2)

0
280 views
Ilustrasi - Paus Johannes Paulus II dan Uskup KAJ Mgr. Leo Soekoto SJ berdiri di atas kabin jip terbuka bekeliling Stadion Istora Senayan sesaat sebelum memimpin Perayaan Ekaristi. (Ist)

MESKI berpenampilan kalem dan sangat “irit bicara”, namun almarhum Bonifatius Parmanto akan sangat tanggap dan aktif berkiprah dalam upaya mewujudkan “rumah ibadat”.

Paling tidak kegiatannya itu pernah terjadi di dua lokasi di mana sekarang telah berdiri Gereja Keluarga Kudus Paroki Pasar Minggu di Jakarta Selatan. Barulah di tahun-tahun kemudian juga dilakukan di Gereja Santo Matius Paroki Bintaro di Pondok Karya, Pondok Aren, Tangerang Selatan.

Tentang “sejarah” berdirinya Paroki Pasar Minggu, demikian kata Dining dalam obituari yang dia baca, almarhum Bonifatius Parmanto telah ikut aktif dalam kegiatan membentuk “manajemen parokial” di awal-awal berdirinya Paroki Pasar Minggu.

Bahkan, tulisan di dalam obituari tersebut menyebutkan, almarhum Bonifatius Parmanto pernah didapuk “umat lokal” Paroki Pasar Minggu sebagai Ketua Dewan Paroki.

“Perjuangannya dalam ikut berperan aktif dalam mendirikan Paroki Keluarga Kudus Pasar Minggu tanpa dinyana-nyana ternyata dicatat baik-baik oleh Keuskupan Agung Jakarta.

Romo Andreas Sutiya SX dari Gereja Santo Matius Paroki Bintaro memberkati jenazah Bonifatius Parmanto (1934-2022) di rumah duka hari Rabu tanggal 9 Maret 2022, sebelum akhirnya peti jenazah ditutup dan dibawa pergi untuk prosesi pemakaman. (Mathias Hariyadi)
Almarhum Bonifatius Parmanto (1934-2022) meninggalkan isteri Ny. Christina Suparmi dan empat orang anak dan sejumlah cucu. Segenap kerabat dekat keluarga berdiri di samping peti jenazah sebelum akhirnya dilanjutkan dengan prosesi pemakaman, Rabu (9/3/2022) – Mathias Hariyadi.

KAJ sampai memberi ‘fasilitas’ kepada Bapak dan Ibu Parmanto boleh mendapatkan kehormatan bisa menerima Komuni Kudus langsung dari tangan Bapa Suci Paus Johanes Paulus II, Itu terjadi, ketika Santo Johannes Paulus II ini datang berkunjung di Indonesia dan berkesempatan memimpin Perayaan Ekaristi di Stadion Senayan tahun 1989,” tulis obituari mengenang sejarah hidup almarhum Bonifatius Parmanto.

Tetap berkiprah di gerakan kebangsaan

Setelah meninggalkan Kemensos RI karena usia pensiun tahun 1999 silam, tak berarti almarhum Parmanto langsung mau ber-leha-leha saja di rumah.

Tidak. Ia masih tetap aktif berkegiatan di komunitas-komunitas pensiunan ASN di mana di situ sering dibahas masalah-masalah kebangsaan.

Intinya, kata Dining dalam obituari itu: “Bapak ingin tetap berkiprah dalam segala bentuk kegiatan yang tujuannya mempertahankan falsafah bangsa dan negara yakni Pancasila.”

Didampingi sejumlah Uskup Indonesia, Paus Johannes Paulus II mengadakan wawanhati bersama sejumlah tokoh Umat Katolik Indonesia di kampus Unika Atma Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan. (Ist)

Gereja Santo Matius Paroki Bintaro

Sejak pindah dari perumahan dinas ASN Kemensos Siaga di Jl. Raya Pasar Minggu, kegiatan almarhum Bonifatius Parmanto kemudian beralih “lokasi”: dari Paroki Pasar Minggu ke Paroki Bintaro.

“Bapak giat membantu karya parokial zaman Gereja Santo Matius Bintaro masih dipimpin oleh Romo Lorenzo “Suryo” Scalia SX dan Romo Silvano Laurenzi SX. Utamanya di Unit Pelayanan Kesematah Polimat dan Seksi PSE Paroki,” tutur Dining.

Polimat tidak lain dari singkatan “Poliklinik Matius” – unit layanan kesehatan yang dibesut Paroki Bintaro untuk melayani orang-orang miskin dan tersingkir.

“Bapak juga tergabung dalam kelompok Prodiakon St. Matius,” tulis obituari.

Testimoni dari Romo Gerris Rantetana SX yang mengenal almarhum Bonifatius Parmanto (1934-2022) saat mengampu pastoral sebagai pastor paroki di Gereja Santo Matius Bintaro di Pondok Karya, Pondok Aren, Tangerang Selatan. “Saya kenal almarhum sebagai sosok pendiam, tapi cepat tanggap kalau dimintai bantuan untuk kepentingan Gereja,” tutur Romo Gerris Rantetana SX yang selama 10 tahun pernah berkarya di Paroki Bintaro dan di tahun 2022 menjadi Pastor Kepala Paroki Toasebio, Jakarta Kota, Jakbar. (Mathias Hariyadi)

Peran penting almarhum Bonifatius Parmanto di Gereja Santo Matius Paroki Bintaro juga diamini oleh Romo Gerris Rantetana SX.

Pastor Xaverian ini pernah berkarya menjadi Pastor Paroki Bintaro selama 10 tahun lamanya dan kini bertugas sebagai Pastor Kepala Paroki Toasebio, Jakarta Kota, Jakarta Barat.

“Saya kenal Pak Parmanto lebih dari 10 tahun. Beliau sosok pribadi yang sangat irit bicara. Namun, kalau diminta bantuan untuk kepentingan Gereja dan Paroki Bintaro, langsung cepat tanggap,” kata Romo Gerris Rantetana SX saat memberi testimonial usai misa requiem hari Rabu tanggal 9 Maret 2021 lalu.

Menjawab Sesawi.Net, Ketua PUKAT KAJ (Profesional Usahawan Katolik Keuskupan Agung Jakarta) Handoyo Singgih mengamini fakta di atas.

Menurut alumnus Kolese Loyola Semarang dan umat Paroki Bintaro ini, almarhum Bonifatius Parmanto boleh dibilang sosok penting di balik proses berdirinya Gereja Santo Matius Paroki Bintaro.

“Beliau sosok senior di Paroki Bintaro. Semoga almarhum beristirahat dalam damai,” kata Handoyo Singgih hari Rabu lalu.

Foto kenangan keluarga sebelum terjadi pandemi Covid-19. Bersama anak, menantu, dan segenap cucu, almarhum Bonifatius Parmanto dan isteri Ny. Christina Suparmi selalu mengajak mereka berdoa Rosario bersama di rumah, setiap kali kumpul-kumpul bersama. (Dok. Keluarga)
Riwayat hidup Bonifatius Parmanto (1934-2022).

Luar biasa bagi keluarga

Sebagai akhir dari tulisan obituarinya, Dining lalu mengakhiri dengan kutipan teks Surat Santo Paulus kepada Timotius (2 Tim 4:7): “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.”

Kini, kata Dining sebagai anak bungsu yang mewakili keluarga duka – ibu, keempat anak, menantu, dan semua cucu- izinkanlah kami memberi tali simpul obituari ini.

“Bapak adalah sosok yang luar biasa bagi kami semuanya. Berkah Dalem Gusti Yesus.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here