SAYA mengenal almarhum Romo FX Wiyono Pr, saat masih bersekolah di SMA Seminari Mertoyudan (1998). Dalam rangka menyusun karya tulis bertema Wayang Wahyu waktu itu, saya harus “memburu” keberadaan almarhum Romo Wi hingga sampai di Solo.
Saat itu, beliau menjalani tugas reksa pastoral sebagai imam parokial di Gereja bertugas di paroki San Inigo Parok Dirjodipuran di Surakarta.
Sebagai imam dan sosok pribadi, almarhum Romo Wi adalah sosok pribadi yang tenang, menep, dan sumeleh.
Itulah yang membuat saya seperti “terbius” ingin mengikuti jejaknya sebagai Romo Dalang.
Selepas SMA (2000), saya sudah tidak lagi berkontak dengan beliau. Baru kemudian pada tahun 2011, saya berjumpa kembali dengan Romo Wi.
Perjumpaan yang sekarang ini sungguh berbeda dari perjumpaan pertama. Yang terakhir itu, saya sudah aku menjadi imam dan juga sudah berhasil mengikuti “jejak kariernya” yakni mendalang.
Satu pentas mendalang bersama
Di sinilah, keakraban dengan beliau semakin menguat.
Saya pernah melakukan pentas sepanggung dengan beliau pada tanggal 11 Maret 2011 di Solo.
Pembawaan beliau begitu halus, kalem, dan mantap. Tatapan matanya tenang dan membuat ayem.
Ini rupanya berdampak pada gayanya mendalang. Beliau nembang dengan suara halus mantap. Duduk bersila pun tampak berwibawa dan sangat beraura positif.
Beliau juga menguasai teknik karawitan sehingga dipandang mampu melatih bermain gamelan. Umat dan anak-anak di paroki yang pernah dipimpinnya selalu beruntung karena teraliri ilmunya.
Seorang dalang memang harusnya bisa bermain gamelan. Itulah kelebihan beliau sebagai Romo Dalang.
Ref: Java: narrating the Gospel through Javanese shadow puppet theatre
Lakon “Yusup, Putra Yakub”
Pada tanggal 13 Juli 2014, di Paroki Pugeran di Yogyakarta, lakon Yusup Putra Yakub dipentaskan bersama tiga dalang sekaligus yakni:
- Romo FX Wiyono Pr.
- Ki Blacius Subono.
- Penulis: Romo Handy Setyanto Pr.
Pentas ini diiringi oleh karawitan guru SD Pangudi Luhur dari Solo yang mantap berkolaborasi dengan ISI Surakarta. Pentas ini diselenggarakan dalam rangka ulang tahun Paroki Pugeran ke-80.
Banyak seniman yang hadir menyaksikan pentas ini, antara lain Ki Seno Nugroho. Di sinilah, beliau memiliki kemampuan untuk berjejaring terutama dalam bidang pedalangan.
Requiem dan Pemakaman Romo FX Wiyono Pr, Dalang Wayang Wahyu
Beberapa kali beliau berkata pada saya demikian:
“Panjenengan sangat bersyukur, ekspresi diri untuk menjadi seorang Romo Dalang sungguh didengarkan oleh Uskup. Uskup mendukung bahkan memberi kesempatan untuk studi lanjut…”
Apresiasi beliau menunjukkan dukungan yang tulus pada saya.
Beliau selalu membuka diri untuk diajak ngobrol bahkan berdiskusi untuk menyusun naskah Wayang Wahyu.
Maturnuwun Rama Wi… Sugeng kondur. (Bersambung)