KISAH hidup Mateus I Ngurah Wahyudi, seorang seniman patung dan komponis musik liturgi gerejani, sungguh menarik.
Bertahun-tahun mengampu perjalanan hidup sebagai pengusaha sesuai passion-nya sebagai pematung dan juga selalu sukacita bisa menyalurkan hobinya sebagai pemusik dan pencipta lagu-lagu gerejani khas liturgi, tiba-tiba saja Covid-19 datang menghampirinya.
Hari Minggu tanggal 14 Februari 2021, cetus Sulistya Kembar dari Muntilan, almarhum mengirim pesan WA agar Sulis -alumnus Seminari Mertoyudan angkatan 1979– tetap tabah menjalani hidupnya dalam proses penyembuhan dari Covid-19.
Namun sehari kemudian, Mateus I Ngurah Wahyudi yang juga alumnus Seminari Mertoyudan angkatan 1980, mengaku dirinya telah positif kena Covid-19.
“Almarhum hanya mampu bertahan dua hari saja, sejak dia positif terdeteksi terpapar Covid-19. Sedangkan saya yang baru saja mendapat dorongan semangat bertahan hidup dari almarhum Wahyudi kini sudah berhasil melewati masa-masa kritis. Hari-hari ini, saya tengah menjalani proses penyembuhan dengan isoman,” begitu kurang lebih isi curhatan Sulistya.
I Ngurah Wahyudi meninggal dunia di Bali hari Kamis tanggal 18 Februari 2021 dan hari ini jenazahnya dimakamkan dengan protokol Covid-19.
Berikut ini tautan prosesi pemakamannya: https://youtu.be/m3TOlj48tic
Wahyudi, kini beristirahatlah dalam damai Tuhan.