In Memoriam Mgr. FX Hadisumarta O.Carm: Asal Muasal Nama “Bilyarta” Romo Mangunwijaya Pr (3)

0
638 views
In Memoriam Mgr. FX Hadisumarta O.Carm: Menolak Jadi Uskup Agung KAS (Ist)

SITUASI revolusi di Jawa Tengah karena agresi militer II Belanda di Ambarawa dan Yogyakarta tahun di tahun-tahun awal pasca Kemerdekaan RI, telah memaksa Mgr. Hadisoemarta menjadi seminaris diaspora. Itu karena seminari telah diduduki Belanda.

Saat itu, seluruh tempat pendidikan tidak memungkinkan untuk menampung para seminaris belajar dengan tenang.

“Saya bersama almarhum Romo Mangun disarankan segera mengungsi ke Malang, Jawa Timur untuk melanjutkan pendidikan calon imam. Itu terjadi sekitar tahun 1948,” ungkap Mgr. Hadisumarta O.Carm menjawab Sesawi.Net tahun 2020 silam.

Ada cerita menarik tentang almarhum Romo Mangun, sahabat Mgr. Hadi sedari mud aini.

“Romo JB Mangun itu aslinya punya nama diri yakni Bilyarta. Mangun itu adalah nama ayahnya. YB itu bukan Johanes Baptis, tapi Jusuf Bilyarta. Dia diberi nama Bilyarta, karena waktu lahir saat ayahnya sedang main bilyar,” kenang Mgr. Hadisumarta O.Carm tentang nama Romo JB Mangunwijaya ini.

Romo Mangunwijaya Pr.

Pada tahun 1949, Mgr. Hadisumarta O.Carm bersama Romo Mangun berangkat ke Malang. Dari Magelang, mereka menuju Pelabuhan Semarang, lalu naik kapal menuju Surabaya.

Setelah itu disambung dengan kereta api menuju Malang.

“Saya bersama Romo Mangun masuk SMA Santo Albertus (Dempo) Malang. Lalu kami berdua masuk Seminari Tinggi,” jelas Mgr. Hadi yang kemudian lebih dikenal sebagai “arek Malang”.

Setelah menyelesaikan pendidikan seminari, Romo Mangun dikirim ke Jerman untuk mengambil studi arsitektur. Setelah 10 tahun menjalani studi dan menjadi “arek Malang”, Mgr. Hadi ditahbiskan imam pada tahun 1959.

Lalu pada tahun 1960, Mgr. Hadi melanjutkan studi ke Roma (Italia).

“Kami berdua bertemu lagi di komunitas mahasiswa katolik Indonesia di Eropa, minimal satu tahun sekali ada pertemuan,” kata Mgr. Hadi.

21 hari naik kapal ke Italia

Perjalanan menuju Italia ternyata tidak segampang saat ini. Mgr. Hadi membutuhkan waktu tiga pekan (sekitar 21 hari) perjalanan dari Jakarta menuju Italia di Eropa.

“Saya naik kapal, selama tiga pekan di tahun 1960. Rutenya, kapal berangkat dari Sydney menuju Jakarta, Singapura, India, lewat Terusan Suez menuju Pelabuhan Genoa, Italia,” kata Mgr. Hadi.

Pada tahun 1965, usai studi di Roma, Mgr. Hadi pulang ke Malang untuk mengajar.

Satu tahun mengajar di Malang, Mgr. Hadi kemudian ditugaskan ke Pematangsiantar pada tahun 1966. (Berlanjut)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here