LANTARAN gesit memberitakan semboyan pastoralnya sebagai Uskup Agung Semarang dan sebelumnya Uskup Diosis Bandung, alm. Mgr. Johannes Trilaksyanto Pujasumarta ikut mempopulerkan istilah Latin yang merupakan kutipan Injil: Duc in Altum.(Baca: Breaking News: RIP Uskup Agung Semarang Mgr. Johannes Pujasumarta)
Terjemahannya adalah “Bertolaklah ke tempat yang dalam”. Selanjutnya, kalimat itu akan langsung bersambung dengan kalimat yang berbunyi: ” …. dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” (Luk. 5:4).
Kutipan kalimat dalam Injil Lukas yang kemudian menjadi tagline misi pastoral Mgr. Pujasumarta ini dalam sekejap menjadi populer berkat keaktifan alm. Mgr. Pujasumarta mempublikasikan semangat pastoralnya. Salah satu tautan yang membicarakan ini bisa dilihat pada blog pribadi alm. Mgr. Pujasumarta dengan alamat ini: www.pujasumarta.blogspot.co.id.
Di balik semangat “duc in altum”
Di bawah ini adalah tulisan lengkap alm. Mgr. Johannes Pujasumarta ketika bertutur kata tentang semangat pastoral duc in altum.
“Duc in altum…!” Sabda Tuhan kepada murid-murid-Nya di pantai danau Galilea 2.000 tahun yang lalu, terdengar nyaring sekarang ini pula, “Bertolaklah ke tempat yang dalam….!”.
Dengan kata-kata tersebut kita diajak untuk memberi makna mendalam pada peristiwa kebersamaan kita, ketika kita merayakan Tahbisan Uskup sebagai peristiwa iman Gereja. Ajakan itulah yang saya sampaikan ketika saya ditahbiskan menjadi Uskup Bandung, 16 Juli 2008. dan tercantum pada Surat Gembala Uskup pada Awal Tugas Penggembalaan, 19/20 Juli 2008.
Ajakan tersebut meneguhkan saya dan banyak saudara lain untuk bertolak ke tempat yang dalam, dan menebarkan jala untuk menangkap ikan melalui jala-jala internet, karena internet dapat menjadi media perwartaan kabar suka cita untuk meningkatkan mutu kehidupan pada zaman kita.
Karena kita menyadari ada banyak kepentingan dapat melekat pada jala-jala internet tersebut, misalnya kepentingan bisnis komersial, perlulah kita memurnikan motivasi kita menggunakan sarana komunikasi yang disediakan pada zaman modern sekarang ini. Motivasi yang tidak murni dalam penggunaan jala zaman sekarang untuk meningkatkan mutu kehidupan dapat menjadi penyebab jala mulai koyak, bila ikan yang kita peroleh begitu banyak.
Kebangkitan Kristus menjadi daya kekuatan bagi kita untuk memurnikan motivasi kita dalam menggunakan jala dengan semangat baru. Ia yang bangkit telah berkata kepada para murid pada hari setelah kebangkitan-Nya, ketika mereka sedang berada di pantai Tiberias, “Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu” (Yo. 21:6).
Kesediaan kita melaksanakan kehendak-Nya merupakan bagian kita, agar dapat menyaksikan mukjizat, seperti dulu dialami Simon Petrus. Dulu, “Simon Petrus naik ke perahu lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar: seratus lima puluh tiga ekor banyaknya, dan sungguhpun sebanyak itu, jala itu tidak koyak.” (Yoh 21:11).
Pada jala zaman kita website http://www.pujasumarta.web.id; http://pujasumarta.blogspot.com/ diciptakan, agar kita mengalami, bahwa Ia hidup menyertai kita, dan kita pun memiliki hati yang peka pada kehadiran-Nya, sehingga kita pun dapat berseru seperti murid yang dikasihi Tuhan, “Itu Tuhan!” (Yoh 21:7), ketika menyaksikan pekerjaan-pekerjaan baik yang dilakukan-Nya pada zaman kita sekarang ini,
Salam, doa ‘n Berkah Dalem,
Semarang, 20 November 2012
+ Johannes Pujasumarta
Kredit foto: Ist