SUDAH lama pohon dan daun kelor mati suri. Padahal, di era tahun 1970-an di tlatah Jawa Tengah, daun kelor dan pohon kelor ada dimana-mana. Di setiap rumah keluarga di Jateng, pasti ada 1-2 pohon kelor ditanam di pekarangan rumah. (Baca: In Memoriam Mgr. Johannes Pujasumarta: Pitik Kate di Taman Medan Madya (4)
Tidak hanya itu saja. Dari daun-daun kelor yang dipetik dari pekarangan rumahan ini pula, keluarga-keluarga sederhana di Jateng bisa mendapatkan asupan gizi yang sehat dari jangan bobor.
Jangan bobor adalah menu lauk sederhana yang sangat diakrabi oleh keluarga-keluarga sederhana di Jateng tahun 1970-an. Mengapa sederhana? Itu karena bahan bakunya diambil dari pekarangan rumahan sendiri.
Cukup dengan memetik daun-daun kelor yang baunya agak sedikit ‘sengak’, pepaya muda, santan kelapa, tempe bosok, krese dan ebi atau udang-udang kecil yang kering, maka jangan bobor sudah bisa tersaji enak dalam tempo singkat di meja makan.
Uskup kelor
Alkisah, alm. Mgr. Pujasumarta dengan caranya sendiri menghidupkan kedidgayaan daun-daun kelor dan pohon kelor. Kali ini, bukan dengan menyajikannya dalam format jangan bobor, melainkan memberi warta suka cita bahwa di balik daun kelor ini tersemunyi kandungan obat herba yang membuat badan manusia menjadi sehat dan waras.
Dalam banyak kesempatan dan melalui tulisan-tulisannya, Mgr. Pujasumarta sangat bersemangat mempopulerkan khasiat nyata dari daun-daun kelor ini. Bahkan, kalau dibilang dari perspektif ensiklik Laudato Si, maka alm. Mgr. Pujasumarta termasuk penggiat cinta lingkungan dengan cara mengajak masyarakat untuk kembali giat menanam kelor sebagai pohon rumahan dan mengkonsumsi daunnya untuk pengobatan.
Salah satu tulisannya berjudul Sejuta Khasiat Daun Kelor muncul dalam tautan ini: http://www.pujasumarta.web.id/index.php/arsip-artikel/4-artikel/33-sejuta-khasiat-daun-kelor
Berikut ini beberapa khasiat daun kelor yang ditulis alm. Mgr. Puja.
- Anti inflamasi: Kelor memiliki fungsi pengobatan karena mengandung kalsium dan pospor. Kandungan mineral dan vitamin sangat tinggi dibanding sayuran lainnya. Tidak heran, media asing banyak yang menyebut kelor sebagai “miracle tree” maupun “Tree for Life”. Dari penelitian daun kelor mampu menghambat aktifasi NFKB dan menurunkan ekspresi protein tumor.
- Menurunkan kolesterol jahat: Kelebihan kolesterol dapat memacu berbagai penyakit. Tingginya kadar kolesterol dipicu pola makan yang kurang sehat dan ditambah faktor psikologis seperti stress. Hormon adrenalin dan kostisol dapat memicu produksi kolesterol dalam tubuh. Penelitian tentang daun kelor membuktikan, bahwa efek dari ekstrak kelor dapat sebanding dengan obat atenolol dalam menurunkan kadar lemak dalam tikus. Penelitian ini masih banyak dilakukan juga terkait peran i2 sitosterol, senyawa bio aktif yang terkandung dalam daun kelor.
- Mengatasi Nyeri, Letih, Linu: Daun kelor mengandung pterigospermin yang merangsang kulit sehingga dapat berfungsi sebagai param yang manghangatkan. Jika daun kelor dilumat dan dibalur akan mengurangi rasa nyeri karena bersifat analgesik.
Manfaat daun kelor ini juga telah dibuktikan dengan mengatasi gizi buruk di Afrika. 10 Tahun yang lalu jika kita mendengar ethiopia pasti identik dengan kelaparan. Tapi hari ini berkat daun kelor bersama dengan program PBB dan LSM mampu menuntaskan masalah kelaparan dengan media daun kelor dan pohon kelor.
Beberapa literatur tentang daun kelor:
- Kelor, tanaman mujizat: http://www.youtube.com/watch?v=vyiONiiPkeE&NR=1&feature=endscreen
- Kelor, tanaman mujizat, menyemai benih 30 hari pertama:http://www.youtube.com/watch?v=BOu9Ua3zP28
- Kelor, tanaman mujizat, menyemai benih:http://www.youtube.com/watch?v=lubxDB3j9Go&NR=1&feature=endscreen
- Kelor, tanaman mujizat, untuk juice Kelor:http://www.youtube.com/watch?v=sAvKXIukazQ
- Kelor, tanaman mujizat, untuk teh Kelor:http://www.youtube.com/watch?v=ZbiIWf0-frE
- Kelor, tanaman mujizat, untuk bahan sabun Kelor:http://www.youtube.com/watch?v=FvxWEw3ekLg&feature=endscreen&NR=1
Mgr. Johannes Pujasumarta telah pergi meninggalkan kita. Namun, semangatnya untuk kembali menghidupkan tradisi umum masyarakat yakni menanam kelor telah kembali hidup di hati para petani dan umat katolik.
Kredit foto: Ist
Romo Puja,
Sugeng ngaso wonten swaga langgeng
Semangat Romo saya kenang dan saya teruskan.
Romo Puja di Ganjuran th 1988,
Saya menjadi dekat.
Berulang Romo mendekati saya agar misa harian dengan menyanyi.
Saya dhereke pit-pitan, Rus kae omah ana salib-e, Katolik ya
Romo Puja semangat berjumpa dengan umat.
Saya dikunjungi sampai ketemu di Klaten.
Korespondesi dari LA dan Jangli saya jilild menjadi buku.
Ketika lama tidak menulis di awal surat Romo tulis, Rus LA Grogol luwih cerak tinimbang Semarang Grogol.
Romo pernah meminta kembali puisi-puisi yang dikirim
Setiap rawuh ke Ganjuran excite berjumpa saya
Perjumpaan sebentar yang berkahi.
Ini Injil ala Rama Puja yang tak lekang dalam hidupku.
Sembahnuwun Romo ingkang estu Puja lan Sumarta..
Sungkem,
Rosa, Grogol, Ganjuran