In Memoriam Mgr. Johannes Pujasumarta: Mengalami Sakit dengan Sukacita (6)

1
2,467 views

KETIKA terbetik kabar bahwa Mgr. Johannes Pujasumarta menerima Sakramen Perminyakan Suci dari tangan Kardinal Julius Darmaatmadja SJ, reaksi publik ada di antara garis tipis: percaya dan tidak percaya. Barulah setelah foto peristiwa haru itu menyebar kemana-mana dan mendapat konfirmasi dari Romo Vikjen KAS Sukendar Pr, maka kebenaran berita itu menjadi valid. (Baca:  In Memoriam Mgr. Johannes Pujasumarta: Mempopulerkan Kelor (5)

Sejatinya, kabar mengenai berita bahwa Mgr. Johannes Pujasumarta sakit serius di paru-paru itu sudah terdengar sejak tahun 2014. Namun, karena dibisikin agar tidak memberitakan hal ini, maka kami pun taat asas agar tidak menimbulkan kegaduhan dimana-mana.

Terbukti, meski tengah mengalami sakit, alm. Mgr. Pujasumarta tetap menjalankan tugas pastoralnya dengan seakan-akan tiada beban batin bahwa di dadanya mengalami rasa sakit. Terakhir, malah beliau sempat ikut menahbiskan seorang imam bersama Uskup Diosis Ketapang Mgr. Pius Riana Prabdi di Kapel Seminari Tinggi St. Paulus, Kentungan, Yogyakarta.

Tak berapa lama kemudian, usai acara tahbisan tersebut, kesehatannya merosot drastis dan harus beristirahat di RS St. Elisabeth Semarang untuk pemulihan kesehatan. Beberapa pekan berselang, atas permintaan beliau sendiri, Kardinal Julius Darmaatmadja SJ memberi Sakramen Perminyakan Suci dan memberi waktu untuk pengakuan dosa kepada Mgr. Johannes Pujasumarta.

Beberapa rekan imam yang hadir pada momen pemberikan Sakramen Perminyakan Suci itu menuturkan, roman muka Monsinyur penuh riang. Seperti bulan-bulan sebelumnya ketika (rasa) sakit tidak dia alami sebagai ‘beban’ melainkan mengalaminya dengan suka cita, demikian kesaksian Romo Aloysius Budi Purnomo dari KAS, maka pada saat momen itu pula sakit juga tidak dia respon sebagai beban. “Ia mengalami sakit dengan suka cita,” begitu kurang lebih ungkapan puitis Romo Aloysius Budi Purnomo.

Seorang pembaca menanggapi demikian. Itu Mgr. Puja kok malah mendapat Sakramen Perminyakan Suci dari ‘seniornya’ Kardinal Darmaatmadja SJ?

Komentar ini tidak salah. Kurun waktu tahun 1978-1982, (Kardinal) Julius Darmaatmadja SJ menjabat Rektor Seminari Mertoyudan menggantikan Pastor Th. Helsloot SJ. Saat itu pula, alm. Mgr. Pujasumarta menjadi Pamong Umum dan Pamong untuk Medan Madya 1 (seminaris kelas dua).

mgr-puja-perminyakan
Alm. Mgr. Johannes Pujasumarta saat menerima Sakramen Perminyakan Suci dari Kardinal Julius Darmaatmadja SJ (Ist)

Ketika (Kardinal) Julius Darmaatmadja SJ menjadi Uskup Agung Semarang, yang menjadi Rektor Seminari Tinggi St. Paulus adalah (Mgr.) Julianus Sunarka SJ. Pada tahun-tahun itu, rasa-rasanya alm. Mgr. Pujasumarta baru menempuh studi spiritualitas di Roma dan kemudian pulang tugas menjadi dosen dan pembimbing rohani di Seminari Tinggi Kentungan.

Dari seminari ke seminari

Alm. Mgr. Johannes Pujasumarta lahir di 27 Desember 1949 di Solo (Jateng) dari pasangan Hubertus Soekarto Pudjasumarto dan Agnes Soekarti Pudjasumarto. Lulus Seminari Menengah Mertoyudan dan menjadi frater KAS serta kuliah filsafat dan teologi di Seminari Tinggi Santo Paulus, Kentungan, Yogyakarta, alm. Mgr. Johannes Pujasumarta mendapat tahbisan imam dari tangan Uskup Agung Keuskupan Agung Semarang (waktu itu) Kardinal Justinus Darmajuwono tanggal 25 Januari 1977.

Mgr-Puja-dan-anak-anak-sekolah-berkati
Dalam sebuah kunjungan di paroki dan sekolah, alm. Mgr. Johannes Pujasumarta memberkati murid-murid di sekolahan itu, (Ist)

Usai tahbisan imamat, Mgr. Pujasumarta langsung mendapat tugas untuk pembinaan para calon imam (seminaris) di Seminari Mertoyudan. Usai dinas di Mertoyudan dan Seminari Tahun Rohani di Jangli Semarang, oleh Uskup Agung Semarang (waktu itu) Mgr. Julius Darmaatmadja SJ, alm. Mgr. Puja ditugaskan belajar spiritualitas di Universitas St. Thomas Aquinas, Roma (1983-1987) hingga meraih gelar doktor teologi spiritual.

Usai dinas sebentar di Seminari Tinggi St. Paulus, alm. Mgr. Puja mendampingi Uskup Agung Semarang Mgr. Ignatius Suharyo sebagai Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Semarang (1998-2008).

Mgr. Puja diangkat menjadi Uskup Diosis Bandung kurun waktu tahun 2008-2010 dan sejak 12 November 2010 dipindahkan oleh Tahta Suci menjadi Uskup Agung Semarang menggantikan kursi yang ditinggalkan Mgr. Ignatius Suharyo yang diangkat menjadi Uskup Agung Jakarta.

Kredit foto: The Jakarta Post

 

 

1 COMMENT

  1. umat katholik sekeuskupan agung semarang merasa sangat berduka atas meninggalnya beliau Mgr. Johannes Pujasumarta yang selama ini menjadi panutan umat beragama katholik
    kami hanya bisa berdoa untuk beliau Mgr. Johannes Pujasumarta semoga beliau berbahagia disisi Tuhan yang maha kuasa

    selamat jalan uskup kami tercinta Mgr. Johannes Pujasumarta doa kami umat katholik sekeuskupan agung semarang menyertaimu selalu

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here