TENTANG sosok almarhum Mgr. John Philip Saklil – Uskup Keuskupan Timika di Papua—satu hal sangat pasti selalu saja melekat padanya: Tukang Cerita Nan Jenaka.
Kesan ini tertanam dalam-dalam, saat penulis bertemu pertama kali dengan almarhum Monsinyur John Philip Saklil di forum Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia (SAGKI) ke-V di kawasan Cipanas, Puncak, Kabupaten Cianjur, Jabar, September 2015.
Beberapa kali bertemu muka dan duduk berhadapan dengan almarhum Mgr. Saklil, yang tersaji di meja –selain makan-minum—adalah kisah-kisah jenaka khas Papua alias mop. Dan lebih menarik lagi adalah gaya almarhum bercerita tentang kisah-kisah jenaka khas Papua itu di meja makan.
Almarhum Mgr. Saklil bisa dengan sangat serius mengisahkannya, lengkap dengan banyolan-banyolan yang memancing tawa, namun beliau sepertinya tak terpancing ikut tertawa.
Padahal, semua pendengarnya bisa ikut tertawa terkekeh-kekeh. Sampai-sampai, waktu itu, meja kami sempat “ditegur” oleh panitia agar jangan suka berlama-lama makan, namun segera ikut sesi-sesi pertemuan di forum SAGKI ke-5.
Bahkan pada saat itu pun, sekali waktu Mgr. Paulinus Yan Olla MSF (yang waktu itu masih menjabat Ketua Komisi Keluarga Keuskupan Malang dan kini Uskup Keuskupan Tanjung Selor di Kaltara) ikut imbrung mendengarkan, walau tidak dalam satu meja makan.
Selebihnya, perkenalan penulis terjadi di forum-forum lain yakni di Indonesian Youth Day 2016 di Manado dan Asian Youth Day 2017 di Yogyakarta. Namun, tidak sampai terjadi makan bersama sembari ngakak bareng mendengar kisah-kisah jenaka khas Papua tersebut.
Kilas balik
Mgr. John Philip Saklil lahir di Kokonao, Mimika Barat, Mimika, Papua, 20 Maret 1960 dan diangkat menjadi Uskup Keuskupan Timika tanggal 19 Desember 2003. Ia meninggal dunia di Timika hari Sabtu tanggal 3 Agustus 2019 pada usia 59 tahun.
Mgr. John Saklil ditahbiskan menjadi imam diosesan Keuskupan Jayapura pada tanggal 23 Oktober 1988.
Uskup pertama Keuskupan Timika
Bersamaan dengan pendirian Keuskupan Timika sebagai pemekaran dari Keuskupan Jayapura, Mgr. Saklil diangkat menjadi Uskup pertama Keuskupan Timika. Ia ditahbiskan uskup pada tanggal 18 April 2004 oleh Mgr. Leo Laba Ladjar OFM sebagai Uskup Penahbis Utama didampingi oleh Uskup Agung Emeritus Merauke, Mgr. Jacobus Duivenvoorde MSC dan Uskup Keuskupan Agats, Mgr. Aloysius Murwito OFM.
Sebagai uskup, ia memilih moto “Parate viam Domini” (Mat 3:3, par. Mrk 1:3, Luk 3:4). Hal ini merupakan suatu seruan kenabian yang ditujukan kepada semua orang, terutama seluruh yang terlibat di Keuskupan Timika untuk bertobat, menyiapkan diri, membersihkan hati, supaya diselamatkan oleh Tuhan.
Pada 25 Juli 2004, ia menjadi Uskup Penahbis Pendamping bagi Mgr. Nicolaus Adi Seputra MSC yang diangkat menjadi Uskup Agung Keuskupan Merauke, Papua.
Sejak 2009 hingga 2015, Mgr. John Philip Saklik menjabat Ketua Komisi Kepemudaan KWI.
Semasa jabatannya, ia membaca keprihatinan Orang Muda Katolik. Hal ini membawa kepada pelaksanaan Indonesian Youth Day pertama di Sanggau. Paus Benediktus XVI menyatakan kegembiraan atas pelaksanaan IYD 2012 tersebut. Beberapa tahun kemudian, IYD ke-2 berlangsung di Manado.
Requiescat in pace et vivat ad aeternam.