PASTOR Chris, demikian sapaan akrabnya, lahir di Tondano, pada tanggal 6 Agustus 1962, dari pasangan suami-isetri, Bapak Frans Sumarandak (alm) dan Ibu Ketsya Abidan Pogalin (Alma).
Terlahir sebagai anak pertama dengan tiga orang adik sebagai berikut:
- Deysi Sumarandak (Kel. Mamalu-Sumarandak) di Bitung;
- Johny Sumarandak (Kel. Sumarandak-Saune) di Lirung, Talaud.
- Joice Sumarandak yang kemudian mengambil nama biara sebagai Sr. Karmelia PBHK di Pemalang, Tegal, Jateng.
Selain keluarga kandung, P. Chris juga menjadi bagian (anak ‘angkat’) sebagai anak tertua dalam Keluarga Paul Sumapow dan Ibu Betty Luntungan di Tumaluntung, dengan adik-adik:
- Lusye Sumapouw (Kel. Rompis-Sumampow) di Jakarta;
- Merlin Sumapow (Kel. Watuseke-Sumapow) di Manado;
- Meidy Sumampow (Kel. Sahari-Sumampow) di Tumaluntung.
Chris muda menjalani masa pendidikannya sebagai berikut:
- Pendidikan dasar di SD Katolik Rurukan (1969-1975);
- Pendidikan menengah pertama di SMP Kristen Rurukan (1975-1978);
- Pendidikan menengah atas di SMA Don Bosco Bitung (1978-1981).
Perjalanan menuju imamat dimulai di Seminari Agustinianum Tomohon (1981-1983), kemudian masuk Seminari Tinggi “Hati Kudus’ Pineleng, Tahun Propadeuse (1983-1984), dan selanjutnya di Novisiat MSC “Sananta Sela” Karanganyar (1984-1985) dengan mengikrarkan Kaul Pertama sebagai MSC pada tanggal 15 Juli 1985.
- Setelah profesi pertama, almahum kembali ke Pineleng untuk menjalani studi Filsafat-Teologi (1985-1991).
- Menjalani Masa Tahun Pastoral di Paroki ‘Kristus Raja”, Kotamobagu, Papua, pada tahun 1987-1988.
- Pada tanggal 27 Januari 1990, almarhum mengikrarkan Kaul Kekal sebagai MSC di Skolastikat MSC Pineleng.
- Pada tanggal 4 Januari 1991, Fr. Chris menerima Tabhisan Diakonat di Seminari Tinggi Pineleng.
- Setelah menyelesaikan masa pembinaan (Juni 1991), Diakon Chris menjalani masa Tahun Diakonal di Paroki Santo Petrus Langoan, Juli 1991- Januari 1992.
- Akhirnya pada tanggal 11 Januari 1992, Diakon Chris ditabhiskan menjadi imam oleh Mgr. Josef Suwatan MSC di Gereja Hati Tersuci Katedral Manado.
Sebagai neomis (pastor tahbisan anyar), Pastor Chris mulai bekerja di Paroki Santa Familia”Mangaran (1992-1997).
Setelah menjalani masa cuti, Pastor Chris menjalani perutusan di Keuskupan Ambonia sebagai Pastor Paroki di Saumlaki (1997-2002).
Selesai menjalani perutusan di Keuskupan Amboina, terhitung mulai tanggal 1 Juli 2002, Pastor Chris MSC menjalani tugas pengutusan di Keuskupan Tanjung Selor sebagai Pastor Paroki Eugenius de Mazenod Tanjung Redep.
Pada tanggal 1 Agustus 2015, Pastor Chris menyelesaikan tugas sebagai Pastor Pembantu Paroki Sungai Kayan dan Ketua Komisi Pendidikan Keuskupan Tanjung Selor.
Pada tahun tanggal 6 September 2005, Pastor Chris mula-mula menjalani tugas sebagai Pastor Paroki Siti Maryiam (2005-2007) kemudian sebagai Penanggungjawab Pusat Pastoral Kevikepan Lawu dan sebagai Vikaris Episkopalis (Vikep) Luwu (2007-2011).
Tugas di wilayah Keuskupan Manado
Pada tahun 2012, Pastor Chris pindah tempat tugas ke wilayah Keuskupan Manado dengan tinggal sementara waktu di Biara Pal 3 Manado.
Pada awal 2013, ia membantu Paroki Ratu Rosari Suci Tuminting hingga pertengahan 2013 ia dipercayakan menangani Bengkel Pal 3.
Pada akhir 2014, ia mulai berurusan dengan masalah kesehatan dan harus dirawat di Jakarta.
Pertengahan 2016, kondisi kesehatannya berangsur pulih dan untuk sementara waktu ia membantu pelayanan di Paroki Tuminting.
Setelah sembuh dari sakit dan merayakan HUT Imamat ke-25 (Januari 2017), Pastor Chris bertugas kembali di paroki sebagai pastor rekan di Paroki St. Maria Palu (Januari 2017 – Juli 2018).
Mulai Januari 2018, penyakitnya kambuh kembali dan mulai menjalani perawatan di Jakarta.
Pada akhir Juli 2018, Pastor Chris pindah ke Biara “Hati Kudus” Pal 3 – Karombasan untuk menjalani perawatan dari sakitnya.
Pada tanggal 11 Februari, ketika hendak kontrol ke RS St. Carolus di Jakarta, Pastor Chris tidak diizinkan lagi untuk melakukan penerbangan.
Mulai sejak itu, Pastor Chris menjalani perawatan di RS Siloam Manado dengan kondisi kesahatan yang semakin menurun.
Akhirnya pada Senin, 29 April 2019, pada pukul 12.15 WITA, Pastor Chris menghembuskan nafas yang terakhir.
Requiescat in pace et vivat ad aeternam.
Beliau adalah sosok yang bersahabat dan mudah menerima siapa saja. saya sebagai mahasiswa pastoral dari Institut Pastoral Indonesia Malang diterima dan dibei ruang yang luar biasa untuk berkembang menjalankan tugas. Damai di Surga Pater Chris….