In Memoriam Pastor Johanis “John” Mengko MSC: Jasa Besar untuk Anak-anak Asli Papua di Merauke (3)

0
539 views
Almarhum Pastor Johanis Mengko MSC saat HUT ke-69. (Stella Kaunang)

SETELAH selesai kuliah empat tahun di Jayapura (1985-1989), saya memilih ingin menjadi pastor di dalam tarekat Missionariorum Sacratissimi Cordis atau Misionaris Hati Kudus (MSC). Saya suka menjadi anggota MSC, karena kita belajar bagaimana menjadi orang yang ber-hati baik- seperti Yesus.

Itulah sebabnya selama satu tahun (1989-1990) saya tinggal di Biara MSC Merauke di bawah bimbingan almarhum Pastor John Mengko MSC -selanjutnya ditulis Pastor Mengko.

Selain belajar aturan hidup biara, tapi juga pastoral dan beberapa keterampilan lainnya.

Agenda kegiatan dalam sepekan

Dari bangun pagi sampai tidur malam itu, saya diminta harus dibuat perencanaan mau apa; tiap hari dari jam ke jam selama sepekan penuh.

Akhir pekan di hari Minggu, saya harus bertemu beliau untuk melakukan evaluasi bersama.

Kalau ada kelalaian, harus diperbaiki. Tak ada waktu kosong untuk “bebas suka-suka.”

Awalnya, saya merasa tertekan, tetapi mencoba melihat sisi positifnya, yaitu belajar manfaatkan waktu dan juga belajar bertanggungjawab atas setiap perbuatan.

Saya pun lambat laun menjadi lebih disiplin dan hidup teratur.

Tak boleh hidup “suka-suka”

Saya pernah dibentak-bentak almarhum Pastor Mengko, karena ada satu hari semua kegiatan tidak berhasil saya penuhi dan kerjakan sesuai jadwal.

Ia marah besar, sambil mengatakan: “Kalau hidupmu suka-suka, maka kamu tak layak menjadi anggota MSC. Kamu orang, tak akan pernah menjadi lebih baik, kalau tidak bisa dan mau disiplin.”

Tersinggung juga, tetapi saya rasa ada benarnya. Saya belajar untuk melihat hal-hal positifnya, saja karena akan lebih menguntungkan.

Pembinaan Asrama Seminggu

Tahun 1989-1990 itu, saya terlibat dalam kegiatan yang telah diprogramkan Pastor Mengko. Namanya: “Pembinaan Asrama Seminggu”. Ditujukan untuk anak-anak asli Papua di Gudang Arang (Merauke).

Anak-anak yang bersekolah di semua Sekolah Lanjutan Atas, maka yang lelaki harus masuk asrama selama satu pekan dan kemudian boleh keluar. Giliran berikutnya adalah semua siswi puteri: harus masuk asrama selama sepekan dan kemudian boleh keluar.

Hal ini dilakukan setiap bulan.

Saya terlibat sebagai pembina: sembahyang, panggil guru les tambahan, hidup disiplin, makan teratur, dll.

Hasilnya baik dan menggembirakan. Di kemudian hari, banyak anak alumni program masuk asrama sepekan di Gudang Arang Merauke ini berhasil menjadi ASN, polisi, TNI, dll.

Ini semua otaknya adalah Pastor Mengko. Terima kasih.

Tampung anak-anak asli Papua belajar

Bila ke Kota Merauke dan kemudian mendengar Sekolah Dasar (SD) Biankuk yang berlokasi di pinggiran Kota Merauke, maka itu juga termasuk bagian dari karya dan keterlibatan almarhum Pastor Mengko dan almarhum Pastor Mensfort, dll.

Dulu, lokasi itu hanya dipakai sebagai tempat di mana anak-anak asli Papua yang tidak sekolah dikumpulkan untuk belajar ala kadarnya. Sekarang ini, tempat itu benar-benar elah menjadi sekolah resmi yang bagus.

Saya belajar banyak dari almarhum Pastor Mengko. Terutama belajar hidup teratur, belajar menjadi jurnalis. Lantaran almarhum Pastor Mengko juga menugaskan saya menjadi redaktur Majalah Inkom – majalah khusus orang muda), dan banyak hal lainnya.

Tentu masih ada hal lain, tetapi saya hanya menceritakan apa yang saya alami dari almarhum.

Saya tidak bermaksud mengatakan Pastor Mengko orang hebat.

Tetapi hanya mau mengatakan bahwa almarhum telah berbuat sesuatu untuk membantu kami -orang-orang asli Papua di Merauke.

Terimakasih atas semuanya.

Selamat jalan Pastor John Mengko MSC, kini beristirahatlah dalam damai abadi. Amin.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here