In Memoriam Pater Agatho Elsener OFMCap: Yang Benar Pertanian Organis, bukan Organik (1)

1
2,604 views
Almarhum Pater Agatho Elsener OFMCap bersama para imam misionaris Fransiskan Kapusin yang datang ke Bumi Kalimantan Barat sebagai imam misionaris asing. (Dok. Ordo Fransiskan Kapusin Provinsi Pontianak)

INI catatan sekilas tentang kisah hidup Saudara kami sesama anggota Ordo Kapusin Provinsi Pontianak, yakni Almarhum Pater Agatho Elsener OFMCap. Almarhum Pater Agatho menerima tahbisan imamatnya pada tahun 1958.  Sejak tahun 1960, ia dikirim dari Ordo Kapusin Provinsi Swiss untuk menjadi imam misionaris di tanah Kalimantan Barat. Dan sejak tahun 1960 itulah, almarhum Pater Agatho Elsener OFMCap menjadi seorang imam misionaris di Indonesia.

Baca juga:  RIP Romo Agatho Elsener OFMCap Meninggal di Swiss, Perintis Pertanian Organis di Cisarua

Sebagai imam Fransiskan Kapusin yang masih muda belia, almarhum  Pater Agatho Elsener OFMCap melayani umat gembalaannya di Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat. Saking cintanya kepada “tanahairnya” yang kedua yakni Indonesia, maka pada tahun 1983 almarhum Pater Agatho Elsener OFMCap berkenan menanggalkan kewarganegaraannya sebagai WN Swiss dan kemudian mengadopsi Indonesia sebagai kewarganegaraannya yang baru.

Almarhum Pater Agatho Elsener OFM berucap bahagia ketika akhirnya berhasil memiliki KTP sebagai WNI dan kemudian memperoleh paspor Indonesianya. Karena usia senja dan mengalami beberapa komplikasi penyakit, kami akhirnya merelakan beliau kembali pulang ke tanah kelahirannya di Swiss untuk bisa menikmati masa tuanya bersama keluarga besarnya: pendiri sekaligus pemilik pabrik produsen pisau kesohor bermerek Victorinox.

Almarhum Pater Agatho Elsener OFMCap meninggalkan “tanahairnya kedua” Indonesia dan  kembali ke Swiss dengan masih membawa paspor Indonesia dan tentu saja harus mendapatkan visa untuk bisa berpergian ke tanahairnya yang asal. Pater Agatho Elsener OFMCap telah meninggal dunia di Swiss pada tanggal 26 Agustus 2016 dan dimakamkan tanggal 2 September 2016.

romo agatho keluarga OK
Almarhum Pater Agatho Elsener OFMCap bersama beberapa saudara sesama imam Fransiskan Kapusin dari Provinsi Pontianak. (Dok. Ordo Fransiskan Kapusin OFMCap Provinsi Pontianak)

Yang benar adalah pertanian organis

Banyak terjadi salah kaprah dengan istilah yang sekarang ini beredar yakni “pertanian organic”. Menurut pengertian asali yang dikembangkan oleh almarhum Pater Agatho Elsener OFMCap sebagaimana sering dibicarakan di antara kolega saudara sesama Kapusin Provinsi Pontianak, yang sebenarnya ingin dia kembangkan adalah “pertanian organis”.

Gerakan pertanian yang telah dirintis almarhum Pater Agatho Elsener OFMCap itu dengan jelas beliau tegaskan berakhir dengan huruf “S” dan bukan huruf “K”.

romo agatho elsener ramai-ramai OK
Almarhum Pater Adolf Agatho Elsener OFMCap berdiri di sisi paling kanan, brewokan dan berkacamata. (Dok. Ordo Fransiskan Kapusin Provinsi Pontianak)

Pertanian organis lebih mengarah kepada  kesatuan utuh dari bagian-bagian yang semua bekerja sama menuju kepentingan yang sama yaitu terciptanya harmoni alam. Yang mau dituju adalah agar pertanian organis itu bukan sekedar perkara untuk  tidak mau menggunakan pestisida maupun pupuk kimia saja,  namun lebih mengarah kepada sikap dan pandangan hidup kita sebagai manusia terhadap alam semesta.

Harmoni di alam semesta

Dalam pandangan almarhum Pater Agatho Elsener OFMCap, organisme di alam terdiri dari manusia, binatang, maupun tetumbuhan, serta aneka mahkluk hidup lainnya.

Menurut almarhum Pater Agatho Elsener OFMCap, lingkungan hidup yang baik itu hendaknya selalu mengacu kepada kehidupan di hutan.  Di lingkungan kehidupan yang paling asali yakni di hutan itu tinggal aneka tetumbuhan, baik yang kecil sampai yang berukuran raksasa. Ada aneka macam spesies binatang, mulai dari  ukuran kutu sampai yang jumbo seperti gajah, gorila.

Nyatanya, semua mahkluk hidup dan aneka tetumbuhan bisa hidup berdampingan dan saling menguntungkan. Bahkan aneka tetumbuhan dan  hewan yang sudah mati pun masih mendatangkan banyak manfaat bagi yang masih hidup.

Aneka tetumbuhan maupun hewan yang hidup di sebuah hutan saling menyesuaikan diri. Mereka mmapu saling menyesuaikan diri dengan sesama makhluk hidup yang lain maupun dengan alamnya.

Agatho Elsener kebun by ist
Model pertanian organis yang telah dipraktikkan oleh almarhum Pater Agatho Elsener OFMCap. (Diolah dari berbagai sumber)

Pertanian organis meniru irama alam

Pertanian modern yang telah dikembangkan manusia berkat kemajuan teknologi pada umumnya malah  telah merubah konsep “meniru keseimbangan di hutan” dan kemudian menjadi kekuatan untuk bisa  “mengatur alam” supaya sesuai kemauan manusia.

Akibatnya tentu jelas. Alam telah “murka”.  Kemurkaan alam itu telah ditunjukkan dengan terjadinya ledakan hama pertanian, tanah yang makin kurus,  berulang kali petani mengalami gagal panen dan sebagainya.

Solusinya adalah kembali ke alam. Bertani dengan  tetap selaras dengan alam dan bukan malah menentangnya.

Romo Agatho Elsener bw ok
Almarhum Pater Agatho Elsener OFM di kawasan hutan di Bumi Kalimatan Barat saat masih sangat muda. (Dok. Ordo Fransiskan Kapusin OFMCap Provinsi Pontianak)

Oleh karena itu, menurut almarhum Pater Agatho Elsener OFMCap yang mengadopsi konsep “pertanian organis”, maka pola bertani yang telah dia rintis sedari awal dengan semula di Sanggau dan baru kemudian di Cisarua adalah pola  pertanian  yang harus selaras alam. Jadi, fokus pentingnya bukanlah sekedar gagasan untuk tidak mau menggunakan pestisida maupun pupuk kimiawi.

Namun lebih jauh dari hal itu. Sikap moral almarhum Pater Agatho Elsener OFMCap sangat jelas yakni mengikuti kehendak suara nuraninya untuk mengarahkan sikap hidup para petani untuk berani mempraktikkan pola bertani yang sangat memperhatikan aneka komponen alam yang lain: tanah, iklim, organisme lain sehingga terciptalah keseimbangan (harmoni) alam seperti yang terjadi di hutan.

1 COMMENT

  1. Sore Romo Amandus,salam kenal dan berita email yang saya dapat dari Pater Frans Xazer, rekan seangkatan alm.Pater Agatho Elsener di Swiss bahwa upacara Pater Agatho Elsener akan dilakukan pada hari Jumat ( 02/09 ) jam 10.00 di Biara Kapusin.
    Mengenai Sayuran Organis saya setuju 100 % karena beberapa kali mendapat kesempatan diskusi dengan beliau di Cisarua.Menurut beliau organis berasal dari kata Yunani Organs yang artinya apabila salah satu organ terganggu maka akan mengganggu keseluruhan sistem.
    Saya beruntung , karena sampai hari ini masih menikmati ” warisan ” beliau berupa sayuran organis yang dikirim setiap hari Selasa kerumah saya di Jakarta. Dan ini sudah berlangsung puluhan tahun.
    Akhirnya, marilah kita semua memanjatkan doa kepada Pater Agatho Elsener yang sangat berjasa bagi masyarakat Sanggau dan khususnya masyarakat Pertanian Indonesia. Beliau adalah Pioner dan Pater Pertanian Organis di Indonesia. Semoga Allah Bapa yang Maha Baik menyiapkan tempat bagi Pater Agatho Elsener sehingga beliau bisa beristirahat dengan tenang di Surga, Amin.
    Salam hormat,

    Johannes Kitono/ Orang Sanggau

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here