In Memoriam Pater Jan van Paassen MSC: Memelihara Kenangan

0
433 views

ALMARHUM  Pastor Jan van Paassen telah meninggalkan pelajaran beriman yang luar biasa. Beliau telah pergi, namun kenangan akan sikap dan pikirannya terus menggema sebagai pelajaran hidup yang berharga. Khususnya bagi mereka yang sempat mengenal beliau dari dekat beliau.

Kematian Pastor Jan terasa berbeda, karena beliau tetap berfikir dan merenung sampai akhir hidupnya. Umumnya orang kalau sudah tua atau sakit bersikap pasif, tidak mau berfikir lagi, ingin berusaha untuk sembuh sejauh mungkin dan berusaha tidak memikirkan kematian. Tidak demikian dengan almarhum Jan van Paassen MSC.

  • Pertama, beliau tidak pernah berfikir tentang kesehatan atau kesembuhan, beliau lebih sering berfikir tentang kematian.
  • Kedua, beliau tetap aktif untuk merenung dan berdoa, dan ketika tidak mampu lagi berdoa sendiri, beliau meminta bantuan para suster DSY untuk berdoa bersamanya atau lain kali hanya ingin mendengarkan kami menyanyikan lagi Ave Admirabile Cor Iesu, sambil beliau tutup mata dengan tubuh yang lemah.
  • Ketiga, beliau menimbang–nimbang seluruh keberadaannya selama hidupnya, dan menemukan bawa ternyata tahap hidup manusia itu bukan hanya dua tatap, yaitu hidup di dunia ini dan hidup di akhirat nanti, melainkan ada 5 tahap.

Tahap pertama ialah hidup di dalam rahim ibu sejak konsepsi sampai saat kelahiran di dunia ini.

  • Tahap kedua ialah tahap hidup di dunia ini, yaitu sejak lahir sampai meninggal.
  • Tahap ketiga ialah tahap pembersihan atau pemurnian di dalam purgatorium.
  • Tahap keempat ialah kehidupan di sorga sebelum kedatangan Kristus yang kedua. Dalam tahap ini jiwa-jiwa hidup dan memandang Allah di surga.
  • Tahap kelima adalah ketika manusia melihat Allah dengan mata tubuh yang bersatu kembali sesudah hari kebangkitan orang-orang mati. Manusia akan memandang Allah dari muka ke muka dan manusia akan mengenal dirinya sebagaimana ia dikenal oleh Alllah.

Di bawah ini adalah usaha atau “pergumulan rohani” almarhum Pater Jan van Paassen MSC dalam menjelaskan kelima tahap itu.

Saya kutip langsung kata–katanya:

“Dalam immobilitas badanku di tempat tidurku, saya  sering bermeditasi akan data dari Wahyu  Ilahi  dalam Kitab Suci dan Tradisi tentang seluruh eksistensi manusia.  Mungkin para pembaca yang belum percaya akan berpikir  bahwa  saya ingin membuat suatu balans (membuat penilaian) tentang seluruh kehidupan duniawi ,artinya di dunia ini, dari   tahap pertama sebagai embrio dalam rahim ibuku  sampai saya nanti  meninggal.

Seorang pembaca  lain yang sudah mulai  percaya akan kehidupan di akhirat, sangka bahwa meditasi  JvP berikutnya  akan mengenai  pula  suatu  tahap ketiga ialah  dari Purgatorium atau Pembersihan. Tetapi belum pernah saya bertemu  – dan juga sekarang  JvP tidak bermeditasi – tentang  suatu Pembersihan  kekal  atau purgatory  abadi. Jadi, sesudah  tahap kedua, saya dan orang yang mulai percaya sedikit, percaya  akan  fase pembersihan sebagai suatu tahap untuk sementara waktu  saja. Pada suatu ketika Pembersihan akan selesai dan manusia akan masuk surga. Inilah tahap yang keempat

Inilah tahap yang keempat dan  sekaligus tahap yang terakhir?

Ya ,menurut  pandangan katolik modern umum, JvP keliru. Sesudah bebas dari pembersihan, kita  sudah kembali dengan aman dan definitif  dalam pelukan Allah untuk selama lamanya. Inilah iman katolik kita tak pernah tahap ke-IV akan berhenti dan diganti dengan suatu tahap  V  di Surga. Tidak usah takut lagi. JvP bikin kacau lagi  dengan meditasi  ini, yang nota bene dikemukakan  sebagai pewartaan iman yang benar.

Menurut  keyakinan jujur dan benar JvP, kebanyakan orang katolik modern keliru dan menipu. Secara lisan pada kesempatan liturgis dan mulia, mereka secara lisan mengucapkan rumusan iman:

Credo  I:   Aku menantikan kebangkitan orang mati dan hidup di Akhirat

Credo II:  Aku percaya akan kebangkitan badan dan Kehidupan kekal. Amin

Lain soal hanya memandang Allah dengan  jiwa saja dalam tahap IV, ketika orang sudah masuk sorga, dan lain sekali dengan kita melihat Allah dengan mata dari tubuh yang bersatu kembali  dengan diri kita pada hari kebangkitan.

Ini JvP akan bikin kacau lagi dengan tahap ke-V. Kebanyakan orang katolik akan menjawab: “Setelah kita masuk surga, maka sudah selesai. Kalau orang sudah masuk sorga, semua telah mencapai puncak definitif, Apotheose dan puncak untuk seluruh sejarah untuk selamatanya.

Pada akhir  hidup saya, saya sering merasa sedih karena jawaban saya atas pertanyaan what’s next setelah tahap ke-IV itu, berbeda dari jawaban kebanyakan orang katolik,  baik di  Indonesia maupun di Belanda.

Menurut YvP, tanpa suatu tahap yang kelima itu, seluruh isi Kitab Suci  menjadi suatu buku dengan petunjuk bagus dan berguna, namun tanpa suatu Happy Ending yang sempurna”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here