ALMARHUM Pastor Jan van Paassen telah meninggalkan pelajaran beriman yang luar biasa. Beliau telah pergi, namun kenangan akan sikap dan pikirannya terus menggema sebagai pelajaran hidup yang berharga. Khususnya bagi mereka yang sempat mengenal beliau dari dekat beliau.
Kematian Pastor Jan terasa berbeda, karena beliau tetap berfikir dan merenung sampai akhir hidupnya. Umumnya orang kalau sudah tua atau sakit bersikap pasif, tidak mau berfikir lagi, ingin berusaha untuk sembuh sejauh mungkin dan berusaha tidak memikirkan kematian. Tidak demikian dengan almarhum Jan van Paassen MSC.
- Pertama, beliau tidak pernah berfikir tentang kesehatan atau kesembuhan, beliau lebih sering berfikir tentang kematian.
- Kedua, beliau tetap aktif untuk merenung dan berdoa, dan ketika tidak mampu lagi berdoa sendiri, beliau meminta bantuan para suster DSY untuk berdoa bersamanya atau lain kali hanya ingin mendengarkan kami menyanyikan lagi Ave Admirabile Cor Iesu, sambil beliau tutup mata dengan tubuh yang lemah.
- Ketiga, beliau menimbang–nimbang seluruh keberadaannya selama hidupnya, dan menemukan bawa ternyata tahap hidup manusia itu bukan hanya dua tatap, yaitu hidup di dunia ini dan hidup di akhirat nanti, melainkan ada 5 tahap.
Tahap pertama ialah hidup di dalam rahim ibu sejak konsepsi sampai saat kelahiran di dunia ini.
- Tahap kedua ialah tahap hidup di dunia ini, yaitu sejak lahir sampai meninggal.
- Tahap ketiga ialah tahap pembersihan atau pemurnian di dalam purgatorium.
- Tahap keempat ialah kehidupan di sorga sebelum kedatangan Kristus yang kedua. Dalam tahap ini jiwa-jiwa hidup dan memandang Allah di surga.
- Tahap kelima adalah ketika manusia melihat Allah dengan mata tubuh yang bersatu kembali sesudah hari kebangkitan orang-orang mati. Manusia akan memandang Allah dari muka ke muka dan manusia akan mengenal dirinya sebagaimana ia dikenal oleh Alllah.
Di bawah ini adalah usaha atau “pergumulan rohani” almarhum Pater Jan van Paassen MSC dalam menjelaskan kelima tahap itu.
Saya kutip langsung kata–katanya:
“Dalam immobilitas badanku di tempat tidurku, saya sering bermeditasi akan data dari Wahyu Ilahi dalam Kitab Suci dan Tradisi tentang seluruh eksistensi manusia. Mungkin para pembaca yang belum percaya akan berpikir bahwa saya ingin membuat suatu balans (membuat penilaian) tentang seluruh kehidupan duniawi ,artinya di dunia ini, dari tahap pertama sebagai embrio dalam rahim ibuku sampai saya nanti meninggal.
Seorang pembaca lain yang sudah mulai percaya akan kehidupan di akhirat, sangka bahwa meditasi JvP berikutnya akan mengenai pula suatu tahap ketiga ialah dari Purgatorium atau Pembersihan. Tetapi belum pernah saya bertemu – dan juga sekarang JvP tidak bermeditasi – tentang suatu Pembersihan kekal atau purgatory abadi. Jadi, sesudah tahap kedua, saya dan orang yang mulai percaya sedikit, percaya akan fase pembersihan sebagai suatu tahap untuk sementara waktu saja. Pada suatu ketika Pembersihan akan selesai dan manusia akan masuk surga. Inilah tahap yang keempat
Inilah tahap yang keempat dan sekaligus tahap yang terakhir?
Ya ,menurut pandangan katolik modern umum, JvP keliru. Sesudah bebas dari pembersihan, kita sudah kembali dengan aman dan definitif dalam pelukan Allah untuk selama lamanya. Inilah iman katolik kita tak pernah tahap ke-IV akan berhenti dan diganti dengan suatu tahap V di Surga. Tidak usah takut lagi. JvP bikin kacau lagi dengan meditasi ini, yang nota bene dikemukakan sebagai pewartaan iman yang benar.
Menurut keyakinan jujur dan benar JvP, kebanyakan orang katolik modern keliru dan menipu. Secara lisan pada kesempatan liturgis dan mulia, mereka secara lisan mengucapkan rumusan iman:
Credo I: Aku menantikan kebangkitan orang mati dan hidup di Akhirat
Credo II: Aku percaya akan kebangkitan badan dan Kehidupan kekal. Amin
Lain soal hanya memandang Allah dengan jiwa saja dalam tahap IV, ketika orang sudah masuk sorga, dan lain sekali dengan kita melihat Allah dengan mata dari tubuh yang bersatu kembali dengan diri kita pada hari kebangkitan.
Ini JvP akan bikin kacau lagi dengan tahap ke-V. Kebanyakan orang katolik akan menjawab: “Setelah kita masuk surga, maka sudah selesai. Kalau orang sudah masuk sorga, semua telah mencapai puncak definitif, Apotheose dan puncak untuk seluruh sejarah untuk selamatanya.
Pada akhir hidup saya, saya sering merasa sedih karena jawaban saya atas pertanyaan what’s next setelah tahap ke-IV itu, berbeda dari jawaban kebanyakan orang katolik, baik di Indonesia maupun di Belanda.
Menurut YvP, tanpa suatu tahap yang kelima itu, seluruh isi Kitab Suci menjadi suatu buku dengan petunjuk bagus dan berguna, namun tanpa suatu Happy Ending yang sempurna”