In Memoriam Paus Benedictus XVI: Altgeorgianer Papst Benedikt, Ruhe in Frieden (2)

0
504 views
Kampus Herzoglisches Georgianum atau The Ducal Georgianum (Collegium Georgianum) - tempat di mana Paus Benedictus XVI pernah sekolah sebagai seminaris dan frater calon imam diosesan untuk Keuskupan MuenchenFreising, Jerman. (Dok. Paulus Tasik Galle)

“ALTGEORGIANER” adalah istilah bagi alumnus atau alumni dari Herzoglisches Georgianum atau The Ducal Georgianum, Collegium Georgianum – sebuah seminari kedua “tertua” di dunia.

Seminari tua ini berlokasi dengan alamat Professor-Huber-Platz 1, 80539 Muenchen, Jerman. Posisinya berhadapan langsung dengan kampus Ludwig-Maximilians Universitat Muenchen, di kota Muenchen atau Munich.

Seminari ini berdiri tahun 1494; dibesut oleh Herzog Georg dem Reichen di kota Ingolstadt dengan nama Herzog Georgien Collegium. Pesta tanggal berdirinya selalu diperingati pada tanggal 14 Desember setiap tahun.

Sejak wafatnya Paus Benediktus XVI, di penghujung akhir tanggal 31 Desember 2022 pekan lalu, dunia internasional -khususnya umat Katolik sedunia- terus mengarahkan pandangannya dan melambungkan doa-doanya ke Kota Abadi Vatikan. Seakan ingin terus bisa mengikuti dan mau ikut serta “melayat” dari jauh. Lewat media sosial dan atau jaringan video yang dirilis secara resmi oleh Media Vatikan.

Dimensi universalitas Gereja Katolik dalam hal ini sungguh dirasakan oleh kita semua. Kita merasa hidup dalam kesatuan dengan Bapa Suci Paus Benedictus XVI. Bukan hanya semasa beliau masih hidup, tetapi juga di dalam kematiannya.

Alumnus Herzogliches Georgianum

Dalam sejarah hidupnya, Paus Benedictus XVI pernah tinggal di Herzogliches Georgianum sebagai “seminaris”. Di situ beliau tinggal  untuk menjalani studi filsafat dan teologi; berlangusng dari kurun waktu bulan September1947 sampai 1951.

Dengan demikian, Herzoglisches Georgianum itu telah menjadi seminari -tempat persemaian bibit-bibit calon frater sekaligus juga calon imam- sekaligus berfungsi sebagai “rumah studi”. Dan itu sungguh tidak bisa dipisahkan dengan Ludwig-Maximilians Universitas Muenchen.

Penampakan wajah Herzoglisches Georgianum atau The Ducal Georgianum, Collegium Georgianum – sebuah seminari kedua “tertua” di dunia di Jerman. (Dok. Paulus Tasik Galle)

Penulis merasa sangat beruntung bahwa pernah berkesempatan tinggal di Herzoglisches Georgianum dari bulan Oktober tahun 1998 sampai dengan Juli tahun 2004. Memang harus tinggal di situ untuk tugas belajar “Aufbaustudium” bidang Hukum Gereja Katolik di Kanonistiches Institut (Institut Kanonistik).

Lembaga ini sejak tahun 2001 telah berubah nama menjadi Klaus Moersdorf Studium fuer die Kanonistik. Juga dikenal sebagai Muenchener Schule (Sekolah Muenchen) yang menjadi bagian dari Fakultas Teologi Katolik Ludwig-Maximilians Universitas Muenchen.

Selama hidup dan tinggal di seminari ini, penulis berkenalan dengan banyak kawan dari berbagai keuskupan di Jerman dan juga dari berbagai belahan dunia. Baik mereka yang tengah menjalani studi teologi maupun studi filsafat di Jesuiten Hochschule fuer Philosophie (Sekolah Tinggi Filsafat Jesuit).

Sekolah ini boleh dibilang merupakan salah satu Sekolah Tinggi Filsafat terbaik di Eropa. Sebelumnya, para Jesuit belajar filsafat di Pullach.

Altgeorgianer”

Di kampus inilah, almarhum Paus Benedictus XVI selalu dikenang sebagai salah satu “Altgeorgianer”.

Ketika penulis tinggal di Herzogliches Georgianum ini, kamar bekas tinggalan Paus Benedictus semasa studinya di sini telah ditempati oleh seorang kawan dari Afrika yang lagi belajar Teologi Dogmatik.

Herzoglisches Georgianum meninggalkan perasaan “bersama” dengan almarhum Paus Benedictus XVI sebagai “Altgeorgianer”.

Herzoglisches Georgianum adalah tempat Paus Benediktus XVI menjalani studi filsafat dan teologinya. Benedictus muda menerima Sakramen Imamatnya dan ditahbiskan imam oleh Kardinal Michael von Faulhaber tanggal 29 Juni 1951.

Sejak awal mula, ia memang menjadi imam diosesan untuk Keuskupan Agung Muenchen-Freising. Tahun 1953, ia menjalani promosi doktor teologi dan pada tahun 1957 menerima Habilitation sebagai Profesor Teologi Fundamental di Ludwig-Maximilians Universitas Muenchen.

Sejumlah Universitas di Jerman menjadi tempatnya mengajar: Ludwig-Maximilians Universitas Muenchen, Universitas Bonn, Universitas Tuebingen, dan Universitas Regensburg.

Tanggal 25 Maret 1977, Paus Paulus VI mengangkatnya menjadi Uskup Agung Keuskupan Agung Muenchen-Freising.

Penulis sangat mengenal sedikit banyak tentang wilayah pastoral keuskupan ini. Karena bersama banyak kawan yang lainnya sering pergi dolan atau sekadar bertamasya mengelilingi Negara Bagian Bayern (Bavaria) – wilayah yang masuk ranah reksa pastoral Keuskupan Agung Muenchen-Freising.

Tinggalkan Keuskupan Muenchen-Freising dan berkarya di Vatikan

Paus Yohanes Paulus II lalu mengangkatnya sebagai Prefek Kongregasi Suci untuk Dokrin Ajaran Iman tanggal 15 Februari 1982.

Sejak tanggal 1 Maret 1982, Benedictus mulai bekerja di Vatikan dan sejak itu pula beliau meninggalkan jabatannya sebagai Uskup Keuskupan Agung Muenchen-Freising.

Penulis berfoto di depan kampus dengan koper sebelum pulang kembali ke Indonesia. (Dok pribadi Paulus Tasik Galle)

“The George Clooney of St. Peter’s”

Sekretaris Pribadi Paus Benedictus XVI bernama Mgr. Georg Gaenswein. Ia juga alumnus Institut Kanonistik Ludwig-Maximilians Universitas Muenchen tahun 1993. Imam diosesan dari Keuskupan Freiburg ini masuk kategori sosok pribadi yang sangat ramah dan simpatik. Belum disapa, maka ia sudah akan menyapa lebih dahulu.

Suatu saat, penulis tengah duduk di perpustakaan Institut. Tak diduga, Georg Gaenswein juga mampir masuk ke perpustakaan ini. Ia langsung menyapa penulis dan terjadi percakapan ringan dengan dia.

Tentu saja pasti ada yang mengesan bagi penulis di akhir percakapan itu. Kurang lebih penulis mendapat nasihat penting soal kuliah di sini. “Belajarlah banyak di sini; apa yang baik untukmu. Tetapi tidak semuanya harus kau bawa pulang; kelak kalau nanti kembali ke Indonesia.”

Sejak pertemuan singkat di ruang perpustakaan itu, penulis itu tidak pernah lagi bertemu. Selesai merampungkan studi program doktoral dalam Hukum Gereja di Muenchener Schule, Georg Gaenswein langsung pindah ke Roma dan menjadi staf di Kongregasi Suci Ibadat Ilahi dan Tata Tertib Sakramen.

Paus Benedictus XVI bersama Sekretaris Pribadinya Mgr. Georg Gaenswein. (Ist)

Beberapa lama kemudian -tepatnya pada tahun 1995- ia didapuk menjadi staf Kardinal Ratziger di Kongregasi Suci untuk Ajaran Iman. Lalu sejak tahun 2003, ia ditugaskan menjadi sekretaris pribadi Paus Benedictus XVI.

Orangnya ganteng. Punya mata biru yang indah. Rambutnya sedikit silver agak mengkilat sehingga wajah Georg ini pernah menjadi model foto kulit depan majalah fesyen Vanity Fair (1993) versi Italia.

Judul cover majalah itu sedikit nyentrik, karena bunyinya “Padre Georg: It’s not a sin to be beautiful”.

Mgr. Georg Gaenswein menjadi foto cover majalah Vanity Fair versi Italia.

Menjelang penguduran diri Paus Benedictus XVI, Georg Gaenswein ditahbiskan menjadi Uskup Agung Tituler. Ditunjuk oleh Paus Benedictus tanggal 16 Januari 2013; dengan penugasan menjadi Kepala Rumah Tangga Vatikan. Dan sebulan lebih kemudian, Paus Benedictus XVI membuat keputusan dahsyat yang menguncang dunia: memutuskan mengundurkan diri.

Mgr. Georg Gaenswein masih tetap menjadi Sekretaris Pribadi Paus Benedictus XVI sampai beliau meninggal tanggal 31 Desember 2022.

Ia masih tetap menjalani fungsinya menjadi Kepala Rumah Tangga Vatikan d era pemerintahan Paus Fransiskus sampai kemudian mendapatkan penggantinya pada tahun 2020.

Ketika penulis ditugaskan mendampingi Menteri Agama RI Lukman Hakim Saefuddin (waktu itu) di awal bulan Oktober 2019 ke Vatikan dan kemudian berkesempatan menghadiri Audiensi Umum dengan Paus Fransiskus -sekaligus hadir dalam pelantikan Mgr. Ignatius Suharyo sebagai Kardinal tanggal 5 Oktober 2019- Mgr. Georg Gaenswein masih menjabat Kepala Rumah Tangga Vatikan.

Penulis bersama Menag RI waktu itu Lukman Hakim Syaifuddin di Vatikan untuk menghadiri penobatan Uskup KAJ Mgr. Ignatius Suharyo menjadi Kardinal. (Dok Paulus Tasik Galle)
Penulis menghadiri acara audiensi umum bersama Paus Fransiskus di Lapangan Santo Petrus Vatikan bersama Menag RI Lukman Hakim Syaifuddin. (Dok pribadi Paulus Tasik Galle)

Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saefuddin dalam Audiensi Umum dengan Paus Fransiscus. Paus tampak didampingi oleh Georg Gaenswein di atas podium.

Kepala Rumah Tangga Vatikan Mgr. Georg Gaenswein bersama Paus Fransiskus. (Ist)
Penulis bersama Prof Dr Prelat Windfried Aymans, salah satu Guru Besar Hukum Gereja Katolik di Muenchener Shuele. (Dok Paulus Tasik Galle)

Sekali waktu, penulis bisa berfoto bersama Prof. Dr. Prelat Winfried Aymans, salah satu Guru Besar Hukum Gereja Katolik di Muenchener Schuele. Ia adalah murid Prof. Klaus Moersdorf yang sangat berperan ikut menyusun draft bagan Hukum Gereja Katolik (CIC 1993)).

Prof. Winfried Aymans menjadi pembimbing disertasi Mgr. Georg Gaenswein dan Licenciat penulis. Sejumlah murid Prof Winfried Aymans antara lain:

  • Hans-Peter Fischer yang saat ini bekerja di Rota Romana (Mahkamah Agung) Vatikan. Hans juga seorang “Altgeorgianer”. Di foto di atas ia tampak ada di belakang.
  • Ulrich Rhode, kini Dekan Fakultas Hukum Gereja Katolik Universitas Gregoriana Roma sejak tahun 2019.

Penulis berkesempatan bertemu Kardinal Gerhard Ludwig Mueller di dalam Basilika St. Petrus Vatikan tanggal 5 Oktober 2019.

Beliau adalah Profesor Teologi Dogmatik di Ludwig-Maximilians Universitas Muenchen sejak tahun 1986 sampai penahbisannya menjadi Uskup Keuskupan Regensburg tahun 2002.

Ia masuk kategori sosok sahabat Paus Benedictus XVI.

Penulis bersama Kardinal Ludwig Gerhard Mueller, dulu menjabat Uskup Keuskupan Regensburg, Jerman. (Dok pribadi Paulus Tasik Galle)

Selama masa studi di Muenchen itu, penulis beberapa kali mengunjungi ruang kuliahnya dan ikut forum diskusi. Juga sering berjumpa di Herzoglisches Georgianum di acara-acara istimewa.

Ia termasuk salah satu teolog Jerman yang sangat produktif; terbilang masuk generasi di bawah Paus Benedictus XVI. Ia terbilang menjadi sahabat baik Prof. Winfried Aymans.

Saat dia menjadi Uskup Keuskupan Regensburg, Paus Benedictus datang dan kemudian memberi kuliah “terkenal” di Universitas Regensburg tanggal 12 September 2006. Terjadi saat beliau melakukan kunjungan keduanya sebagai Paus ke Jerman.

Pada tahun 2012, Kardinal Mueller diangkat oleh Paus Benedictus XVI menjadi sebagai Kepala Kongregasi Suci untuk Dokrin Ajaran Iman – departemen Vatikan yang sebelumnya lama menjadi ranah kerja dan tugas Kardinal Ratzinger semasa berkuasanya Paus Yohanes Paulus II.

Tugas berat itu baru berakhir tahun 2017, ketika Paus Fransiskus menunjuk sosok penggantinya yang baru.

Penulis tidak pernah bertemu langsung dengan Paus Benedictus XVI. Tetapi memiliki banyak kesempatan boleh bertemu, mengenal, belajar dari orang-orang dekat beliau.

Mereka itulah yang kemudian mengambil bagian dalam karya-karya pelayanan Paus Benediktus semasa hidupnya.

Selamat beristirahat dalam “tidur yang panjang” Paus Benedictus XIV. Jasad sudah tiada, tetapi inspirasi, semangat, cinta tetap abadi tetap tertinggal di alam Gereja-Nya.

Ruhe in Frieden. Beristirahat dalam damai.

Baca juga: In Memoriam Paus Benedictus XVI, Warisan Ajaran Penting tentang Dialog Antar Agama (1)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here