ALMARHUM seniman pedalangan dan pemeran tokoh Semar ini punya nama lengkap Blacius Subono. Ia lahir di Klaten, Jawa Tengah, 3 Februari 1954. Ki Blacius Subono ini meninggal dunia saat memeriahkan program kampanye Ganjar Pranowo di Solo, Sabtu 10
Februari 2024 pekan lalu.
Ia meninggal persis di belakang punggung Ganjar Pranowo. Sesaat sebelum ia sempat menyerahkan wayang kepada paslon capres dan cawapres: Ganjar Pranowo dan Mahfud Md.
Seniman dalang sejak kecil
Mengutip narasi yang disampaikan oleh Paneswara -sebuah grup pemerhati seni tari Jawa- almarhum Blacius Subono lahir dan berasal keluarga dalang. Sejak masih kecil, ia sudah belajar mendalang dari ayahnya: Ki Y. Kiyat Dihardjo. Ia lulus STSI Surakarta tahun 1984.
Karya-karya almarhum Subono dapat dipilah menjadi dua wilayah garap aransemen dalam bentuk ensemble dan orkestral. Karya-karya garapnya untuk teater tari dan wayang melibatkan gamelan orkestra dalam format besar.
Karakteristik seni drama musik sangat ditekankan pada khasanah karya-karya literatur tari dan teater wayang – yang banyak mengambil latar belakang legenda Mahabarata dan Ramayana. Sebagai iringan drama tari maupun teater wayang, garap orkestrasinya – yang bersumber dari repertoire dan literatur budaya musik gamelan – cenderung masif dan ekspresif.
Sebagai sebuah reinterpretasi budaya, Subono sangat piawai merancang konstruksi jalinan suara gending-gending masa lalu ke dalam wacana karakteristik baru yang lebih dramatis. Orkestrasi garapnya dalam karya tari Rudrah, Bismo Gugur, Ronggolawe Gugur, Kunti.
PS: Sumber tulisan ini diambil dari narasi Yanusa Nugroho dari Paneswara Grup.