In Memoriam Romo Alexander Sapta Dwihandoko SCJ, Putera Daerah Jali Sriningsih Keponakan Mgr. Leo Soekoto SJ (4)

0
410 views
Penulis bersama almarhum Romo Alexander Sapta Dwihandoko SCJ. (Dok. Th. Wiryawan)

SEKITAR tahun 1981 saat ada liburan singkat, saya diajak Sapta Dwihandoko main ke rumahnya di desa Jali, Sendang Sriningsih, Prambanan, Sleman. Tidak jauh dari rumahnya ada Bukit Mintorogo.yang agak berkapur.

Setengah bercanda saya bilang “Sapta kamu hitam banget apa karena sering terjemur?”

Sapta dengan tersenyum mengatakan mungkin begitu tapi alam membuat kami jadi kuat, tidak gampang menyerah.

Saya langsung ingat almarhum Uskup KAJ Mgr. Leo Soekoto SJ yang terkenal galak dan hebat sebagai uskup. Almarhum Romo Sapta SCJ adalah keponakan Mgr. Leo Soekoto SJ.

Saya dengar dari Sapta, hanya ayahnya yang tidak menjadi imam. Paman dan bulik-nya melayani di ladang Tuhan.

Lama kami tidak bertemu, karena Romo Sapta menjadi imam SCJ di Palembang. Berbagai pelayanan pernah dilalui. Pernah menjadi pastor paroki, ekonom Provinsi, Provinsial SCJ dua kali, anggota Dewan SCJ provinsi Indonesia, Ketua Musi Indonesia.

Terakhir mengurus sekolah di Jakarta.

Ciri khas Romo Sapta SCJ adalah kepekaan dan kerendahanhatinya.
Kepekaan Romo Sapta saya dapatkan dari kesaksian Romo Petrus SCJ yang sekarang bertugas di Pamulang.

Romo itu cerita dia pernah kerja di Indomaret; lalu ditawari Romo Sapta agar membantunya. Bahkan akhirnya tertarik menjadi imam, karena melihat kehidupan Romo Sapta dan sekarang menjadi imam SCJ.

“Kalau bukan karena Romo Sapta, mungkin saya tidak menjadi seorang imam,” kata Romo Petrus SCJ.

Kedua saat kami reuni di Tegal, Jateng, tahun 2022 lalu. Sungguh terasa sekali kerendahhatian Romo Sapta. Berbaur dengan enak dan menjadi sahabat bagi kami.

Ada satu hal yang belum selesai kami diskusikan adalah membangun kemampuan utnuk pengembangan sekolah.

Rasanya terlalu cepat Romo Sapta berpulang ke rumah Bapa.

Terimakasih untuk kenangan bersama yang indah.

Istirahatlah dalam damai Romo Sapta Dwihandoko SCJ.
Kami percaya yang dari tanah kembali menjadi tanah.
Yang dari Tuhan akan kembali kepada Tuhan.
Semoga Tuhan Sang Pengasih mengampuni semua kekhilafan dan menerima Romo Sapta karena kerahiman-Nya.

Semoga seluruh kebaikan kasih dan kenangan indah bersama Romo Sapta menjadi kekuatan dan semangat hidup bagi kami.

Romo Sapta, doakan kami yang masih berjuang di bumi ini.

Baca juga: In Memoriam Romo Alexander Sapta Dwihandoko SCJ: Begitukah Tuhan Memanggilnya Pulang? (3)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here