ALMARHUM Romo Antonius Soetanto SJ saya kenal lebih dekat, ketika saya menjalani Masa Diakonat di Paroki Tanjung Priok, Jakarta tahun 1992. Masa sebelum saya menerima Sakramen Imamt dan ditahbiskan menjadi imam.
Lewat pelatihan paduan suara -vokal dan dirigen- serta permainan musik orgel, almarhum Romo Antonius Soetanto SJ telah menanamkan keindahan dan kecintaan kepada Gereja.
Itu beliau lakukan kepada anak-anak Tanjung Priok. Merasuk masuk rasa cinta itu ke dalam hati mereka.
Tanjung Priok di Jakarta Utara ini termasuk wilayah “keras”, permukiman multi etnik dengan segala persoalannya yang mengancam perkembangan jiwa mereka; termasuk anak-anak muda di sana.
Salah satu hasilnya adalah cara menyanyi yang khas. Dilakukan dengan suara ringan dan jernih seperti udara pada musim semi.
Sering disebut “suara kepala”, sebab memang menyanyi dengan pantulan suara pada rongga kepala.
Juga dengan melatih cara mendirigen yang elegan. Yakni dengan posisi lengan atas sejajar, stabil sedikit di bawah bahu, sementara lengan bawah agak naik bergerak memberi aba-aba.
Anak-anak binaan Romo Tanto itu bahkan sempat membuat rekaman kaset Natal tahun 1990-an bersama penyanyi kondang pada masanya a.l. Irma June.
Terima kasih sahabat. Selamat jalan. Beristirahatlah seraya memandang dengan bahagia Sang Keindahan, setelah sekian lama berkarya di dalam Gereja-Nya.
Requiescat in pace et vivat ad vitam aeternam.