PADA hari Senin, 21 Desember 2020, telah dipanggil Tuhan di Rumah Sakit St. Carolus, Jakarta karena serangan jantung: Romo Bernardinus Herry Priyono SJ dalam usia dalam usia 60 tahun.
Seperti kapal yang di pantai tak sendirinya bercerita tentang kedalaman samudera
Seperti jubah, kita tak sendirinya bercerita tentang cinta
Seperti buku sejarah tak pernah bercerita tentang rakyat yang kalah
Seperti penguasa tak pernah berita tentang luka
Itu adalah puisi yang ditulis oleh almarhum Romo Herry di Manila, Filipina, bulan Maret 1988.
Almarhum menghabiskan tahun 1984–1989 di Manila, Filipina, untuk studi sosiologi di University of the Philippines.
Kata-kata itu menggambarkan komitmen perjuangan keadilan dan perlawanan terhadap kebebalan ideologi dan rezim ketidaktahuan.
Sebagai pribadi dan dosen, orang punya banyak kenangan mendalam atas komitmen dan integritasnya sebagai seorang intelektual.
Sebagai seorang Jesuit, ia memahami tugas pengutusannya sebagai bagian dari partisipasti dalam inkarnasi Allah di dunia dengan segala perjuangannya.
Saat diminta memberi informasi tentang rekan Jesuit, ia tidak mau melakukannya dengan tergesa-gesa. Itu karena dia merasa harus membutuhkan keheningan doa untuk memberi masukan dan informasi bagi rekan Jesuitnya.
Perjalanan menjadi Jesuit
Romo Herry SJ dilahirkan di Yogyakarta pada 31 Mei 1960 dari pasangan Bpk. Engelbertus Suratno dan Ibu Christina Suratinah.
Seluruh pendidikan dasarnya, ia tempuh di Ngemplak, Sleman, Yogyakarta sebelum ia kemudian melanjutkan ke Seminari Menengah, Mertoyudan, Jawa Tengah dari tahun 1975–1979.
Setamat dari seminari, ia kemudian memutuskan bergabung dengan Serikat Jesus dan menjalani masa novisiat sejak 15 Juli 1979 dan mengucapkan kaul pertamanya pada 16 Juli 1981.
Ia kemudian menjalani tugas pengutusan studi filsafat di STF Driyarkara dari 1981–1984 dan selanjutnya studi khusus sosiologi di University of the Philippines (1984–1989) sebagian tugasnya menjalani Tahun Orientasi Kerasulan.
Ia menyaksikan dari dekat pergolakan People’s Power di Filipina yang membawa turun rezim Ferdinand Marcos dari tampuk kekuasaan otoriternya.
Setelah Manila, dia melanjutkan studi teologi di Fakultas Teologi Wedhabakti, Yogyakarta dari 1989–1992.
Almarhum ditahbiskan menjadi imam pada 27 Juli 1992 di Gereja Santo Ignatius Padua, Kotabaru, Yogyakarta.
Pada tahun 2005–2006, dia menjalani tersiat dan kemudian mengucapkan kaul akhir sebagai Profes Empat Kaul di Kapel St. Ignatius Loyola, Semarang pada 31 Juli 2009.
Riwayat karya
- Pater Unit Rawasari, Kolese Hermanum Jakarta: 1992-1994.
- Dosen STF Driyarkara dan Wakil Direktur Institut Sosial Jakarta: 1992-1994.
- Studi doktoral Politik Ekonomi di London School of Economics (LSE), UK: 1992-1994; 1994-2003.
- Dosen STF Driyarkara Ketua Program Studi Magister STF Driyarkara 2003-wafat.
Romo Herry, selamat beristirahat dalam damai abadi bersama Bapa.
Doakan kami untuk menjalani misi keadilan dan rekonsiliasi Serikat Jesus dengan totalitas iman, hati dan budi.
Requiem dan pemakaman
- Hari/Tanggal : Senin, 21 Desember 2020.
- Waktu : 19.00 WIB.
- Tempat: Kapel Kolese Kanisius, Jakarta
Penutupan peti jenazah
- Hari/Tanggal: Selasa, 22 Desember 2020.
- Waktu: 19.00 WIB.
- Tempat Kapel Kolese Kanisius, Jakarta.
Ibadat pemakaman
- Hari/Tanggal: 23 Desember 2020.
- Waktu: 09.00 WIB.
- Tempat: Taman Maria Ratu Damai, Girisonta, Ungaran, Jawa Tengah.
- Pelayat: Maksimal 30 orang dengan protokol kesehatan.
Prioritas pelayat ialah keluarga Romo Herry (15 orang), sahabat dan Nostri Provindo (10 orang) dan sahabat (5 orang)
Setelah ekaristi requiem, jenazah P. Bernardinus Herry Priyono, S.J. akan disemayamkan di Kapel Kolese Kanisius.
Setelah Ekaristi Penutupan Peti, 22 Desember 2020, jenazah akan dibawa ke Taman Maria Ratu Damai, Girisonta, Ungaran, Jawa Tengah untuk dimakamkan.
Seluruh anggota Provinsi dimohon untuk merayakan Ekaristi khusus bagi kedamaian jiwa Romo Bernardinus Herry Priyono SJ.