BERIKUT cerita yang masih saya ingat sekitar ke-usil-an alm. Romo Yitna SJ.
Almarhum Romo Yitna SJ pernah menjadi Romo Paroki saya, Gereja Wonogiri.
· Ketika Romo Yitna menjadi Pastor Paroki Wonogiri, beliau minta seorang frater TOPer (Kalau nggak salah namanya Iwan, tapi dia sudah mundur. Dia pernah jadi teman kuliah waktu teologi) untuk reparasi helm. Frater tersebut dengan taat membawa helm sepeda motor. Frater itu disuruh ke tempat seorang umat, namanya Pak Bosco, rumahnya di sebelah atas terminal Wonogiri lama, dekat Pasar Kota Wonogiri. Ketika sampai rumah Pak Bosco, Pak Bosco ini kaget kenapa dia diminta tolong reparasi helm. Frater tersebut juga terkejut. Ternyata Pak Bosco nih tukang sunat. Ternyata Romo Yitna berpikir tentang “helm” yang lain;
· Romo Yitna juga pernah menyuruh Bruder Norbertus Mujiyana SJ (Novis 1988) untuk menyirami batang pohon di Gereja. Romo Yitna bilang bahwa batang ini harus disiram tiap hari karena masih bisa hidup. Karena ketaatannya, Bruder ini dengan setia menyirami batang tersebut. Ternyata batang itu bukankah batang yang masih bisa hidup. Romo Yitna mengambil batang kayu yang jelas-jelas sudah mati lalu ditanam. Romo Yitna memang mau ngerjain Bruder Norbert. Ketaatan model “Bruder Alfonsus Rodriguez” yang “disalahgunakan” Romo Yitna.
· Ketika masih menjadi novis di Girisonta, Romo Adrianus Suyadi SJ (Novis 1988) pernah mampir ke Gereja Wonogiri dan Susteran. Ketika pulang, tasnya terasa berat. Ia mengira tasnya berisi oleh-oleh yang diberikan oleh seorang suster. Romo tersebut dengan senang hati naik bis dari Wonogiri menuju Semarang. Sampai di Salatiga, iseng-iseng dia buka tasnya. Ternyata isinya batu. Ini juga ulah iseng Romo Yitna;
· Ketika saya masih seminaris (sekitar tahun 1986), Romo Yitna mengunjungi keluarga. Dalam kunjungan tersebut, almarhum Bapak saya bilang ke Romo Yitna, ”Mispan punika kirang iman, Romo!” (Mispan ini kurang iman Romo). Apa jawab Romo Yitna? Beliau bilang, ”Ya Pak, Mispan ini memang kurang ‘iman’ Simatupang”. Iman diplesetkan jadi Iwan. Iwan Simatupang, sastrawan kondang;
· Romo Yitna dan Romo Gondo, kakak beradik, yang sama-sama usil. Ini juga mengingatkan ke-usilan Romo Gondo juga. Sebagaimana pernah diceritakan Teguh Budiarto pada saya, Romo Gondo pernah naik kapal. Dia dapat sekamar dengan seorang Bapak. Bapak ini tidak bisa tidur karena Romo Gondo ngorok. Maka Romo Gondo dibangunkan. Bapak ini bilang ke Romo Gondo, “Bapak, bapak ganggu saya karena ngorok!” Lalu Romo Gondo ndak bisa tidur, sebaliknya Bapak ini tidur pulas. Gantian romo Gondo membangunkan Bapak itu, “Bapak, bangun, saya ndak bisa tidur karena Bapak ngorok!” (padahal Bapak ini tidak ngorok). Jadi, Romo Gondo usil bangunin Bapak teman kamarnya yang tertidur pulas padahal tidak ngorok.
Ada-ada saja.