BERIKUT ini riwayat hidup almarhum Romo Johanes Baptis Sahid Pr yang meninggal di Bandung karena Covid-19 hari Kamis tanggal 1 Juli 2021.
Jenazah Romo Sahid sudah dimakamkan hari Kamis kemarin di Kompleks Pemakaman Katolik Astana Mawar Asih di Banjaran.
Makam Romo Sahid ada di samping makam Uskup Keuskupan Bandung almarhum Mgr. Alexander Djajasiswaja di lokasi pemakaman para imam diosesan Keuskupan Bandung.
Di situ juga ada makam para romo SSCC.
Riwayat hidup almarhum Romo Sahid Pr
Data riwayat hidup ini diambil dari Database Keuskupan Bandung.
- Nama: Johanes Baptis Sahid Pr.
- Tempat/Tgl. Lahir: Jogjakarta, 13 Mei 1940.
- Nama Orangtua: Pasutri Anjoto Runo (sudah lama meninggal).
- Anak ke-4 (bungsu) dari empat saudara.
- Ada seorang lagi kakaknya tinggal di Jogja.
- Dua saudara lainnya sudah meninggal.
Riwayat pendidikan
- 1950–1956: SD Kanisius, Jakarta.
- 1956–1963: SMP–SMA di Bandung (Tinggal di Seminari Menengah).
- 1963–1971: Kuliah di Jogjakarta (Seminari Tinggi St. Paulus ) S1 Fakultas Teologi.
- 1983–1985 Melanjutkan studi S2 jurusan Teologi Sosial di Maryknoll New York, USA.
Riwayat Panggilan
- 21 Desember 1971: Ditahbiskan menjadi imam diosesan Keuskupan Bandung oleh Uskup Keuskupan Bandung waktu itu: Mgr. Petrus Marinus Arntz OSC di Paroki St. Odilia.
- Januari–Agustus 1972: Paroki Kristus Sang Penabur di Subang.
- 1972–1983: Paroki Santa Odilia Cicadas.
- 1985–1987: Pastor Rekan di Paroki St. Petrus Katedral Bandung.
- 1987–1999: Pastor Rekan dan kemudian Pastor Paroki Salib Suci – Kamuning Bandung.
- 1999–2008: Pastor Rekan di Paroki Bunda Maria Cirebon.
- 2008-akhir hayat: Pastor Rekan di Paroki St. Martinus Bandung.
Aktivitas lain adalah menjadi dosen di Universitas Pendidikan Indonesia
(IKIP) Bandung dan di Universitas Widyatama (STIEB).
Jangan lagi pastor-sentris
“Kesan pastor-sentris harus dihilangkan. Karena Pastor tidak mendominasi urusan Gereja. Dengan adanya DPP, semua kegiatan ditawarkan kepada umat.
Sehingga umat dapat menjalaninya dengan senang hati dan semua keputusan yang telah diambil menjadi tanggungjawab bersama.
Untuk dapat menghadirkan Kristus dalam tubuh Gereja, maka iman umat harus dikembangkan agar benar-benar menjadi umat yang cakap: teges, pantes, luwes, netes.
Meningkatkan SDM baik dari segi mental, spiritual, intelektual, dan keterampilan.
Gereja harus mengarah untuk menjadikan umat yang bisa diajak memasuki kehidupan rohani yang lebih dinamis dan lebih hidup.”
PS: Disaripatikan dari Tegar Melintas Jaman Menuju Gereja yang Lebih Hidup, buku kenangan 75 Tahun Paroki Salib Suci – Kamuning.