INGAT Romo Casutt SJ, maka yang bisa segera muncul di benak Clarissa –seorang dokter yang biasa ikut misa di Gereja Santo Antonius Purbaya, Solo—adalah penampilan fisiknya yang kurang lebih tidak ‘biasa’. “Leher beliau itu tampak begitu panjang seperti burung blekok. Tapi, kami suka ikut misa beliau karena cepat dan tidak bertele-tele,” ungkapnya mengenang sosok pastur Yesuit berdarah Swiss ini.
Romo Johann Balthasar Casutt SJ –nama lengkap romo Yesuit kelahiran Horgen, Zurich (Switzerland) tanggal 24 Januari 1926– pada hari Jumat malam tanggal 24 Agustus 2012 menghadap Tuhan di RS Brayat Minulyo Solo.
Setelah menamatkan pendidikan dasarnya di Horgen tahun 1932-1937, almarhum Romo Casutt lalu belajar di sekolah model yesuit zaman dulu di sebuah gymnasium di Engelberg tahun 1937-1945 dan kemudian melanjutkan pendidikan khusus sebagai calon imam di Seminari Tinggi Chur tahun 1945-1947. Baru setelah itu, Romo Casutt resmi masuk Serikat Jesus di Rue de Suisse, tanggal 6 Oktober 1947.
Belajar filsafat dan teologi dilakukan di Fakultas Filsafat dan Teologi di Eegehoven di Leuven, Belgia tahun 1952-1955.
Kaul terakhir sebagai Yesuit beliau ucapkan di Seminari Mertoyudan tanggal 15 Februari 1977.
Selain berkarya dan membangun Kolese ATMI Solo, kiprahnya sebagai misionaris dari Tanah Swiss beliau lakukan antara lain sebagai guru bahasa Inggris di Seminari Mertoyudan (1957-1965); lalu sebagai Direktur untuk Asrama Mahasiswa Realino (tahun 1965-1971), dan kemudian ikut membesarkan ATMI Solo sebagai Direktur Akademik Tekni Mesin Industri (ATMI) Kolese Mikael Solo tahun 1971-2001.
Setelah membesarkan ATMI Solo, Romo J. Casutt juga membangun ATMI Cikarang dan menjadi direktur ATMI Cikarang dari tahun 2001-2003 sebelum akhirnya digantikan oleh tenaga-tenaga yesuit yang lebih muda. (Bersambung)
Catatan: Diolah dari berbagai sumber
Photo credit: Romo J. Casutt (ATMI Forum)
Selamat jalan Romo….., terima kasih untuk segalanya
Sugeng Tindak, Romo Casutt…
“…saya yg tiba di Indonesia 27 Februari 1957 tetap akan membaktikan hidup saya di sini”.
Beliau orang paling berpengaruh dlm hidupku,lepas SMP sy diasuh beliau. 1995 pernah makan malam bareng beliau dirumah keluarganya di Zuerich.
Selamat jalam Romo Casutt.
Selamat Jalan Romo, sugeng tindak….terimakasih teramat sangat sudah mendidik saya menjadi orang yang berguna….
selamat jalan Romo, wejangan dan teladanmu akan tetap terpatri di hati ini.
Selamat jalan Romo .. jasamu sungguh besar bagi pendidikan bangsa Indonesia dan selalu ada di hati kami .. hiduplah kekal abadi di surga .. amien.