ALMARHUM Pastor Souw OSC itu belajar konseling, pastoral, dan psikologi. Beliau senang berbagi ilmu. Antara lain mengajar di Bandung dan di Abepura.
Kalau mengajar suaranya keras dan bersemangat.
Masalah pastoral selalu sama
Di sinode pertama Keuskupan Bandung tahun 1990, beliau menjadi salah satu nara sumber. Kata beliau, masalah pastoral dulu, sekarang, dan nanti pada dasarnya sama saja. Tidak banyak yang berubah.
Di Cirebon, beliau mengajari bagaimana mengelola paroki dgn rapi. Bahkan ketika pastor paroki keluar kota, salinan sakramen atau surat apa pun bisa diminta dengan tanda tangan asli.
Arsip dan dokumen tertata rapi
Itu karena telah disiapkan blanko kosong yang diberi kode dan dicek nanti. kalau sudah pulang. Arsip apa pun mudah ditemukan dalam 1-2 menit.
Arsip serah terima pastor paroki sangat lengkap dan selalu siap. Bahkan ada catatan di mana beli roti, perbaikan mobil, dan semua hal lain.
Semua mobil di Cirebon siap dipakai dgn tanki bensin full, krn kalau pakai mobil sebelum pulang harus isi bensin penuh. Yang sama bagusnya dalam hal administrasi paroki adalah Pastor Frans Lubbers OSC.
Di Manila, beliau pastoral rumah sakit. Jarang dibangunkan tengah malam, karena semua pasien langsung diberi Sakramen Pengurapan Orang Sakit ketika datang.
Pastor Souw OSC selalu mengajak saya dan Romo Rosaryanto OSC makan malam bersama sesudah misa Minggu sore. Yang traktir selalu Pastor Souw.
Selalu ada banyak cerita pastoral.
Aktif di Marriage Encounter (ME)
Sekian tahun terakhir Pastor Souw OSC sangat aktif pastoral keluarga lewat Marriage Encounter. Disertasi doktor psikologi di Filipina tentang ME.
Beliau peserta WE ME pertama di Bandung.
Beliau selalu setia hadir di dalam setiap kegiatan ME di manapun dan kapan pun dengan semangat dan sukacita. Beliau dekat dan perhatian dengan banyak pasutri dan keluarga.
Dalam hal kesehatan, beliau sangat ahli dan teliti menjaga kesehatan. Meskipun sering sakit dari muda, beliau tahu merawat diri.
Menjaga kesehatan adalah salah satu tanggung jawab pastoral seorang imam.
Kita kehilangan seorang imam yang merupakan salah satu guru terbaik dalam bidang pastoral dan konseling.
Saya hanya pernah bertemu beliau satu kali, kala itu saya tengah berkunjung kepada salah satu Frater di Sultan Agung. Beliau baru saja pulang dari suatu tempat dengan menggunakan taxi online. Lalu beliau bercerita telah menemukan aplikasi taxi online yang lebih murah daripada aplikasi yang sudah ngetop saat itu. Meski beliau belum kenal saya, namun beliau dengan ramah mengajak saya ikut mengobrol dan menunjukkan aplikasi taxi online yang baru beliau gunakan pada saya. Selamat jalan, Pastor Souw. Terima kasih untuk perjumpaan sore itu yang tak akan saya lupakan.