BERPULANGNYA Romo Alexander Sapto Dwi Handoko SCJ masih menyisakan duka dan keterkejutan dalam diri banyak orang. Termasuk pula segenap civitas academica Sekolah Yos Sudarso Metro, Lampung.
Hal ini terungkap dari obrolan yang saya tangkap dari sejumlah guru dan tenaga kependidikan di kompleks Sekolah Yos Sudarso Metro.
“Padahal kemarin sewaktu pertemuan kelihatan sangat sehat,” ungkap seorang pegawai.
“Raker tempo hari rupanya kebersamaan terakhir dengan Romo Sapta,” kata pegawai lainnya.
Perlu diketahui bahwa kompleks Sekolah Yos Sudarso Metro terdiri dari Kantor Operasional Wilayah, SMP Yos Sudarso Metro, dan SMA Yos Sudarso Metro.
Yayasan Pendidikan Katolik Leo Dehon (YPKLD
Semuanya ada dibawah naungan Yayasan Pendidikan Katolik Leo Dehon (YPKLD) yang berkantor di Jakarta.
Di lembaga inilah almarhum Romo Sapta sejak tahun 2019 hingga wafatnya bertugas sebagai Ketua Pengurus Yayasan.
Rapat pertama dan terakhir
Bagi saya secara pribadi, raker atau rapat kerja YPKLD yang berlangsung di Rumah Pembinaan Carolus Boromeus (RPCB) Tanjungsenang, Bandar Lampung tanggal 19-21 Mei 2023 laluitu sungguh merupakan raker pertama dan terakhir bersama almarhum Romo Sapta.
Pasalnya, saya memang baru sekitar empat bulan bergabung dalam YPKLD.
Meski begitu, kebersamaan yang singkat ini memberi berbagai masukan baru bagi saya yang sedang belajar di dunia pendidikan formal.
Kesan pribadi yang saya tangkap dalam pertemuan, baik saat rapat maupun di sela-sela rapat, almarhum Rm Sapta sungguh punya hati untuk mengembangkan dunia pendidikan.
Kegelisahan
Ia mengungkapkan sejumlah kegelisahannya, di antaranya bagaimana bisa memajukan karya pendidikan bagi anak-anak yang kurang mampu, tetapi sekaligus juga bagaimana mengupayakan kesejahteraan guru dan tenaga kependidikan.
Sering kali kedua hal ini memunculkan dilema dalam menetapkan biaya pendidikan. Di satu sisi, apabila biaya pendidikan mahal, tentu berdampak pada anak-anak dari keluarga tak mampu untuk bisa mengakses pendidikan berkualitas.
Di sisi lain, apabila biaya pendidikan dengan biaya murah, juga akan berdampak pada biaya operasional dan gaji para guru dan tenaga pendidikan.
Di sinilah Romo Sapto sungguh sedang berupaya mencari berbagai terobosan.
Namun sayang, Tuhan Sang Empunya Kehidupan berkehendak lain bagi Romo Sapta. Ia memanggilnya lebih cepat dari apa yang diharapkan manusia.
Pelayat membludak
Senin malam (22 Mei 2023) saya masih berkumpul bersama beberapa konfrater SCJ, antara lain Br. Petrus Triantoro SCJ yang adalah Kepala Kantor Operasional Wilayah Jakarta. Kebetulan usai raker, Br. Triantoro mampir terlebih dahulu ke Metro karena ada keperluan.
Usai mendengar berita bahwa Romo Sapto dipanggil Tuhan, Br. Triantoro langsung pulang ke Jakarta.
Tengah malam, Br. Triantoro menghubungi saya. Ia menyampaikan bahwa jenazah Romo Sapto sebelum ke Palembang akan dibawa ke Metro untuk memberi kesempatan bagi para guru, karyawan dan siswa-siswi SMP-SMA Yos Sudarso Metro memberi penghormatan terakhir.
Terjadilah apa yang direncanakan. Selasa, 23 Mei 2023 sekitar pukul 18.30 WIB rombongan pengantar jenazah Romo Sapto tiba di kompleks sekolah Yos Sudarso Metro.
Apa yang kami rencanakan di awal melebihi perkiraan.
Semula kedatangan jenazah Romo Sapto direncanakan hanya untuk civitas academica. Namun rupanya sosok Romo Sapta sedemikian dikenal di antara umat. Sejak siang sejumlah orang memberitahu akan datang untuk melayat.
Tak hanya dari sekitar kota Metro, tetapi juga sejumlah daerah lain seperti Bandar Lampung, Pringsewu, Gisting, Kotabumi, Bandar Jaya, Sribawono, Kotagajah. Semua daerah itu tergolong jauh dari segi jarak tempuh, antara 2-5 jam perjalanan.
Akhirnya semua bergerak cepat. Para guru, tenaga pendidikan, siswa-siswi dibantu oleh sejumlah umat dari lingkungan mempersiapkan segala sesuatunya. Banyak kasih yang kami terima untuk menyambut kedatangan Romo Sapta, mulai dari tenaga hingga konsumsi.
Semuanya jadi tanda nyata betapa kehadiran Romo Sapta sungguh dirindukan. Dan tentu saja hal ini terjadi karena selama hidupnya Romo Sapta telah memberi kesaksian yang baik dalam karya pelayanannya.
Sejak pkl 14.00 WIB, para pelayat sudah mulai berdatangan, padahal jenazah baru diperkirakan tiba paling cepat pkl 18.00 wib. Mereka rela menunggu kedatangan Romo Sapta.
Gedung Serba Guna Yos Sudarso yang berkapasitas 250 orang tak mampu menampung jumlah pelayat yang hadir untuk berdoa bagi Romo Sapta.
Semua hadir karena mereka mengasihi Romo Sapta.
Selamat jalan Romo Sapta. Doakan kami untuk melanjutkan perjuanganmu, khususnya dalam karya pendidikan.