Bacaan 1: 1Kor 11:17-26
Injil: Luk 7:1-10
Bangsa Indonesia terdiri dari banyak suku dengan beragam bahasa dan agama. Sehingga bapak bangsa menetapkan semboyan, “Bhineka Tunggal Ika”. Dapat diartikan “Itu berbeda, itu satu”, meskipun beranekaragam, pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap merupakan satu kesatuan.
Situasi semacam itu tentu menuntut sebuah toleransi yang sangat tinggi.
Islam adalah agama mayoritas bangsa Indonesia dengan Masjid sebagai tempat ibadahnya. Namun demikian, ada beberapa Masjid yang dibangun atau direnovasi oleh beberapa nonmuslim.
Arsitek Masjid Istiqlal adalah nonmuslim (Kristen Protestan) kelahiran Sumatera Utara, yaitu Frederich Silaban.
Ada lagi artis Ruben Onsu, yang mewujudkan indahnya bertoleransi agama dengan aksi dermawan membantu renovasi dan pembangunan masjid di suatu daerah.
Di tahun 2019 lalu, suami Sarwendah ini merenovasi masjid di daerah Serang, Banten karena ada curhatan seorang netizen di akun Instagram miliknya.
Dan masih banyak contoh lainnya.
Pada masa Tuhan Yesus, bangsa Israel yang beragama Yahudi dijajah oleh bangsa Romawi yang tidak mengenal Allah.
Namun ada seorang Perwira Romawi di Kapernaum yang menaruh perhatian pada masyarakat disitu, dengan membantu pembangunan rumah ibadat Yahudi. Perwira ini juga menaruh perhatian kepada hambanya saat sakit.
Maka saat ia meminta tolong tua-tua Yahudi berbicara kepada Tuhan Yesus, orang-orang mau membantunya.
“Ia layak Engkau tolong, sebab ia mengasihi bangsa kita dan dialah yang menanggung pembangunan rumah ibadat kami.”
Dan Tuhan pun menyembuhkan hamba perwira itu tanpa menyentuh kecuali dengan sabda-Nya.
Sebaliknya, Rasul Paulus mengecam jemaat Korintus karena tidak punya rasa toleransi saat beribadah. Sebelum beribadah, mereka biasa makan-makan dan minum-minum bahkan sampai mabuk serta tidak peduli kepada jemaat miskin yang tidak membawa makanan.
Hal ini tentu menimbulkan perpecahan diantara jemaat. Padahal ibadah adalah persekutuan atau koinonia yang seharusnya mempersatukan umat dalam iman Kristus.
”Dalam peraturan-peraturan yang berikut aku tidak dapat memuji kamu, sebab pertemuan-pertemuanmu tidak mendatangkan kebaikan, tetapi mendatangkan keburukan.”
Demikian kecam Rasul Paulus.
Pesan hari ini
Meski menjadi pekerjaan rumah bagi bangsa Indonesia yang harus dituntaskan, namun masih ada warga yang tetap mewujudkan toleransi.
Indahnya toleransi.
“Menjunjung toleransi dalam keberagaman adalah kekuatan kita untuk menciptakan persatuan.”