Minggu, 26 Desember 2021
Pesta Keluarga Kudus
- 1Sam.1:20-22.24-28;
- Mzm.84:2-3.5-6.9-10;
- 1Yoh. 3:1-2.21-24;
- Luk. 2:41-52
KEUTUHAN keluarga seringkali dibangun dalam hal-hal kecil dalam hidup sehari-hari.
Omongan yang keluar dari mulut kita kadang membuahkan ketenangan, namun juga kadang memincu keributan.
Maka penting memperhatikan kondisi batin dan suasana hati satu sama lain hingga tidak mudah muncul salah paham.
Kahadiran orangtua membawa berkah bagi keluarga anak, namun perlu keluasan hati untuk memahami kehadirannya dengan segala kebiasannya
“Saya rasanya serba salah dengan ibu,” kata seorang isteri kepada suaminya.
“Ibu sulit dipahami dan mau tahu urusan rumah tangga kita ini,” katanya lagi.
“Ibu mungkin hanya sekadar ingin tahu saja,” kata suaminya.
“Iya mungkin, hanya saja ibu membandingkan-bandingkan situasi rumah tangga kita dengan keluarga adik. Jadi bikin tidak nyaman,” sahut isterinya
“Saya sudah pernah omong sama ibu untuk tidak terlalu campur tangan dengan urusan rumah tangga. Tapi ya itulah, kadang ibu tidak bisa menahan diri untuk bertindak, jika ada hal yang dinilainya tidak tertangani secara baik,” jawab suaminya.
“Dengan orang tua, kadang kita harus menahan diri dan berusaha memahami,” kata suaminya lagi.
“Banyak hal yang dilakukan ibu karena dia peduli dan sayang dengan kita,” ujarnya lagi.
“Ibu ingin memastikan kita tidak salah jalan, dan semuanya baik adanya,” ujarnya sekali lagi.
Dalam bacaan Injil hari ini, kita dengar demikian.
“Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya: “Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau.”
Jawab-Nya kepada mereka: “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?”
Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka.”
Bunda Maria sekaan lupa bahwa dia pernah mempersembahkan Yesus kepada Allah di Bait Allah yang kudus.
Maka sudah selayaknya bahwa Yesus tinggal di bait Allah tempat Bapa-Nya.
Seperti Samuel yang dipersembahkan oleh Hanna kepada Allah, lalu Samuel tinggal melayani di Bait Allah.
Maka jawaban Yesus kepada Bunda Maria menunjukkan bahwa Yesus memang Putera Allah. Juga mendorong Maria bersama Yosep ingat akan tindakan mereka dalam melaksanakan apa yang telah mereka lakukan di hadapan Allah.
Sebagai ibu, Maria tentu sangat sayang pada Yesus namun akhirnya Maria bisa memahami jika Yesus harus belajar kitab suci dan mendalami kehendak Allah-Nya.
Keluarga Maria, Yesus dan Yusup menjadi kudus karena mereka menerima kehendak Allah dengan hati yang terbuka.
Mereka saling mendidik dan mengingatkan karya Allah dalam hidup mereka.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah keluargaku senantiasa mendengar kehendak Tuhan?