Ingin Bahagia? Lepaskanlah!

0
3,384 views

Seorang teman bercerita tentang tidak enaknya memulai hari dengan hati penuh amarah dan tidak menyenangkan. Seluruh hari dirasakannya seperti sebuah perjalanan panjang yang tak menyisakan kegembiraan dan keberhasilan secuil pun.

Suatu pagi, secangkir kopi yang dibuatkan oleh istri kawan saya itu tumpah mengenai baju. Menurutnya, ini gara-gara anaknya yang rewel saat sarapan. Ia mencoba menenangkan tetapi tidak berhasil. Si kecil bahkan (mungkin tidak sengaja) menumpahkan kopi dalam cangkir dan mengenai baju yang sudah rapi dikenakannya.

Teman saya pun marah. Usai gantu baju, tanpa ba bi bu, ia langsung pergi ke kantor tanpa mengucapkan salam pada anak dan istrinya seperti biasa dia lakukan setiap pergi keluar rumah.

Rupanya sisa kemarahan ini terbawa terus. Di jalanan Jakarta yang bisa dibilang tidak pernah tanpa macet, sepanjang 2 jam perjalanan ke kantor, ia rasakan seperti neraka. Beberapa kali ia mengumpat gara-gara macet. Padahal, biasanya kemacetan ini biasa ia hadapi. Namun, rupanya memori negatif memengaruhinya terus sehingga kemarahan di rumah pun tertumpah di jalan terus-menerus.

Tak hanya di jalan, sepanjang perjalanan hari, di kantor terutama, kemarahan ini membawa petaka kecil-kecil yang tidak mengenakkan tentu saja. Ia gampang tersinggung. Omongan yang biasanya ditanggapinya dengan senyum, sekarang menjadi serius. Pekerjaannya pun hampir semua tidak beres. Dan masih banyak lagi ketidaknyamanan yang dialaminya.

Lepaskanlah!
Pengalaman ini memberikan pelajaran buat kita. Bukan pada persoalan memulai harinya, melainkan pada pengalaman melepaskan segala emosi dan pikiran buruk yang terjadi pada kita. Kebetulan yang dialami teman saya ini terjadi di pagi hari sehingga sepanjang hari dilaluinya dengan segala keburukan.

Pikiran, emosi atau memori negatif yang belum kita hilangkan, atau setidaknya kita terima dengan ikhlas, akan menyetir tindakan kita. Dengan kata lain, jika pikiran kita belum bebas dan merasakan ketenangan, kita akan disetir oleh hal-hal yang menyesatkan.

Carlos G. Valles  SJ, Penulis kisah hidup rohani Anthony de mello SJ menuliskan kalimat indah tentang sikap lepas bebas,”Hidupilah setiap pengalaman dengan sepenuhnya agar ia tidak meninggalkan sisa dalam pikiran Anda. Tidak ada yang disisakan, tak ada yang perlu diingat, tak ada serpihan yang sengaja ditinggalkan, atau catatan yang perlu dibawa.”

Katanya, yang menghalangi kita untuk hidup adalah kelekatan di satu sisi dan ketakutan pada sisi yang lain. Kita sedemikian lekat pada apa yang kita alami dan kita tidak membiarkannya pergi dari pikiran kita, bahkan bila pengalaman itu sudah berlalu. Pikiran yang bebas tidak membawa beban apa-apa. Pikiran yang bebas menghayati hidup dari saat yang satu ke saat yang berikutnya.

Ya, bila kita ingin bahagia, lepaskan! Lepaskan segala hal yang membebani kita dengan menerima semuanya dengan ikhlas. Sudahkah kita berusaha mencoba menghilangkan dan menerima memori negatif yang mungkin ada pada kita untuk bisa bebas dan bahagia?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here